Fibrilasi Ventrikel Sebabkan Kematian Akibat Henti Jantung
Halodoc, Jakarta - Kondisi henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Henti jantung disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah. Henti jantung mendadak disebabkan adanya gangguan pada irama jantung, lebih tepatnya penyakit fibrilasi ventrikel.
Fibrilasi ventrikel merupakan salah satu jenis gangguan irama jantung. Bilik jantung yang seharusnya berdenyut, menjadi hanya bergetar ketika terjadinya fibrilasi ventrikel. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan aliran listrik pada jantung.
Keadaan tersebut mengakibatkan jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh pasokan darah ke organ-organ tubuh jadi terhenti. Kondisi ini termasuk kondisi darurat dan harus segera mendapatkan penanganan. Karena jika tidak ditangani segera, bisa menimbulkan kematian hanya dalam waktu beberapa menit.
Orang-orang yang memiliki riwayat sakit jantung lebih berisiko mengalami henti jantung, seperti penyakit jantung koroner, penyakit otot jantung (kardiomiopati), gangguan katup jantung, penyakit jantung bawaan, dan sindrom Marfan.
Baca juga: Kecanduan Alkohol Tingkatkan Risiko Gagal Jantung, Benarkah?
Fibrilasi ventrikel ditandai dengan gejala penurunan kesadaran. Pengidap juga akan terlihat megap-megap atau berhenti bernapas. Namun, sebelum terjadi penurunan kesadaran dan megap-megap, fibrilasi ventrikel bisa menimbulkan gejala mual, pusing, nyeri dada, dan jantung berdebar.
Kondisi ini termasuk berbahaya karena dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi dapat terjadi karena penyakit itu sendiri maupun akibat tindakan penyelamatan. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain kerusakan otak, kulit terbakar akibat prosedur kejut jantung, dan cedera tulang rusuk akibat tindakan CPR.
Untuk itu, gaya hidup sehat perlu diterapkan untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah serangan jantung yang bisa berujung pada fibrilasi ventrikel. Suda saatnya juga untuk memulai melakukan beberapa perubahan gaya hidup kamu dengan langkah-langkah berikut:
- Menerapkan pola makan dengan gizi yang seimbang.
- Menjaga berat badan supaya tetap ideal, sesuai dengan indeks massa tubuh (IMT).
- Berhenti merokok.
- Olahraga teratur, selama 30 menit setiap hari.
Baca juga: Benarkah Penyakit Iskemia Bisa Picu Serangan Jantung?
Saat situasi darurat, penanganan fibrilasi ventrikel berfokus untuk menjaga darah tetap mengalir ke seluruh tubuh. Ada 2 jenis penanganan yang bisa dilakukan secara bersamaan, yaitu:
- Resusitasi jantung paru atau CPR. Prosedur penanganan ini dilakukan untuk memompa jantung dari luar, yaitu dengan memberi tekanan dari dinding luar dada (kompresi).
- Alat kejut jantung (defibrilasi). Di negara maju, terutama di area publik, tersedia alat kejut jantung otomatis (AED). Jika jantung seseorang berhenti, alat ini bisa langsung dipasang pada dinding dada untuk menganalisis listrik jantung, dan akan otomatis memberikan kejut listrik jika memang diperlukan, untuk mengembalikan irama normal jantung.
Baca juga: Atlet Juga Bisa Kena Serangan Jantung Saat Olahraga, Kenali Tandanya
Kedua tindakan di atas sangat perlu untuk diketahui dan dipelajari. Karena tindakan tersebut bisa menyelamatkan nyawa pengidap sambil menunggu bantuan medis datang. Apabila kamu mencurigai adanya gejala pada diri kamu, jangan ragu untuk segera mengkomunikasikannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan