Fibrilasi Atrium Picu Terjadinya Stroke, Kok Bisa?
Halodoc, Jakarta - Fibrilasi atrium adalah detak jantung yang berdenyut secara tidak beraturan dan denyut tersebut dapat menjadi sangat cepat. Ketika hal tersebut terjadi, bilik atas dari jantung tidak berkontraksi sepenuhnya, sehingga aliran darah dapat mengalami gangguan. Apabila darah yang seharusnya mengalir tersebut menjadi stagnan, darah tersebut akan membentuk gumpalan.
Pada jantung, pembentukan gumpalan terjadi lebih lambat karena masih ada beberapa aliran darah dan tidak terjadinya cedera. Apabila terdapat gumpalan darah di jantung, dampak terhadap organ lainnya akan fatal. Gumpalan yang berada di jantung mempunyai kemungkinan untuk tetap ada, sehingga menyebabkan serangan jantung atau berpindah ke otak dan menyebabkan stroke.
Perawatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko stroke pada pengidap fibrilasi atrium tergantung pada faktor risiko yang menyebabkannya. Faktor risiko tersebut antara lain usia yang lebih dari 75 tahun, tekanan darah tinggi, diabetes, dan gagal jantung. Kebanyakan orang yang mengidap fibrilasi atrium dapat beraktivitas normal dengan perawatan yang aktif.
Baca Juga: Kalau Gampang Capek Bisa Jadi Terancam Fibrilasi Atrium
Jenis Fibrilasi Atrium
Terdapat beberapa jenis fibrilasi atrium yang dapat terjadi pada seseorang, yaitu:
-
Paroksimal: Detak jantung yang cepat secara tiba-tiba, lalu kembali ke detak normal tanpa bantuan medis.
-
Persisten: Detak jantung menjadi cepat yang lebih dari tujuh hari. Jika hal ini terjadi, butuh perawatan untuk mengembalikan detak ke normal
-
Permanen: Irama jantung yang tidak teratur terjadi lebih dari satu tahun dan butuh pengobatan atau perawatan tertentu
Cara Fibrilasi Atrium Menyebabkan Stroke
Belum diketahui berapa lama fibrilasi atrium yang terjadi pada seseorang dapat menyebarkan gumpalan darah ke otak dan menyebabkan stroke. Namun, fibrilasi atrium yang terjadi membutuhkan sengatan listrik ke jantung yang disebut kardioversi. Alat tersebut berfungsi untuk membuat detak jantung kembali normal, sehingga gumpalan darah yang terdapat di jantung berpindah ke tempat lain. Jika sampai di otak, gumpalan darah tersebut dapat menyebabkan stroke.
Kardioversi dapat dilakukan apabila fibrilasi atrium terjadi kurang dari 48 jam atau telah mengonsumsi pengencer darah. Selain itu, mengonsumsi pengencer darah akan efektif apabila dilakukan minimal 3 minggu, sehingga kemungkinan terjadinya pembekuan darah hanya sedikit. Cara lain yang lebih singkat adalah dengan menggunakan ultrasound jantung untuk mencari bekuan pada jantung untuk diencerkan.
Baca Juga: Orang Kantoran Bisa Kena Fibrilasi Atrium Kalau Terlalu Stress Kerja
Mengurangi Risiko Stroke Akibat Fibrilasi Atrium
Apabila kamu mencoba untuk mengobati fibrilasi atrium yang terjadi, terdapat dua pengobatan yang dapat dilakukan. Pertama adalah mengurangi risiko pembekuan darah dan kedua adalah mengelola denyut jantung atau irama jantung yang tidak normal. Pada akhirnya, seseorang tersebut perlu mengonsumsi satu atau lebih obat untuk pengobatannya. Untuk meminimalisir risiko stroke, dokter akan memberikan obat antikoagulan atau antiplatelet.
Obat pengencer darah tersebut dapat mencegah terjadinya gumpalan darah. Selain itu, untuk orang yang lebih tua, konsumsi pengencer darah yang dilakukan harus terus dicek efektivitas pengobatan tersebut. Dokter bersama dengan pengidap kelainan detak jantung tersebut harus bekerja sama untuk menentukan obat terbaik yang harus dikonsumsi.
Selain itu, detak jantung abnormal yang terjadi dapat diatasi dengan obat yang dapat memengaruhi laju detak atau ritme pada jantung dan dengan prosedur bedah. Misalnya seperti kardioversi listrik, ablasi kateter, atau intervensi bedah. Selalu tanyakan pada dokter tentang efek samping yang kamu rasakan setelah mengonsumsi satu jenis obat, karena pengobatan yang dilakukan akan berjangka panjang.
Baca Juga: Ketahui 5 Jenis Takikardia, Penyebab Detak Jantung Abnormal
Itulah penjelasan tentang bagaimana fibrilasi atrium dapat menyebabkan stroke. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal kelainan detak jantung ini, dokter dari Halodoc siap membantu. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga bisa beli obat di Halodoc. Praktis tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan diantarkan sampai tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan