Faktor yang Meningkatkan Risiko Terjadinya Listeriosis
Halodoc, Jakarta – Listeriosis bisa terjadi pada siapa saja, tapi ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risikonya. Sebelumnya perlu diketahui listeriosis merupakan infeksi yang terjadi akibat mengonsumsi makanan tertentu. Kondisi ini tergolong berbahaya dan tidak boleh dianggap sepele.
Penyakit ini bisa terjadi setelah seseorang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri. Bakteri penyebab penyakit ini biasanya hidup di dalam daging, terutama daging yang kurang matang dan produk susu. Namun, jangan khawatir, jenis infeksi yang satu ini tergolong langka atau jarang terjadi. Namun, tetap penting untuk mengetahui apa saja faktor risiko dari penyakit listeriosis.
Baca juga: Jamur Enoki Jadi Penyebab Wabah Listeria, Ini Faktanya
Penyebab dan Faktor Risiko Listeriosis
Penyakit ini muncul disebabkan oleh infeksi virus bakteri bernama Listeria monocytogenes. Bakteri ini bisa mengontaminasi makanan, kemudian menginfeksi saat makanan tersebut masuk ke dalam tubuh. Kemudian, akan muncul gejala yang menjadi tanda penyakit.
Bakteri penyebab listeriosis umumnya terdapat di dalam tanah dan air. Bakteri ini bisa bertahan hidup dan melekat di beberapa jenis makanan, seperti sayur-sayuran, daging mentah, serta produk susu dan makanan olahan seperti keju, ham, dan sosis. Meski bisa terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko listeriosis, di antaranya:
- Berusia lanjut, yaitu berusia di atas 65 tahun.
- Mengidap penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS.
- Tengah hamil.
- Memiliki riwayat penyakit lain, seperti diabetes atau gangguan pada organ ginjal.
- Sedang menjalani pengobatan atau kemoterapi.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Risiko penyakit ini menjadi lebih tinggi pada orang yang mengalami gangguan daya tahan tubuh. Ada beberapa kondisi yang bisa membuat daya tahan tubuh menjadi lebih lemah, seperti mengidap kanker, AIDS, dan memiliki riwayat transplantasi organ. Listeriosis juga bisa menyerang ibu hamil, dan kondisi ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele.
Baca juga: 4 Gejala yang Muncul saat Alami Listeriosis
Listeriosis pada ibu hamil bisa meningkatkan bahaya pada ibu maupun janin yang tengah dikandung. Infeksi ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan kehamilan, kelahiran prematur, keguguran, hingga kematian bayi sesaat setelah dilahirkan. Penyakit jangka panjang juga mengintai bayi yang terinfeksi listeriosis sebelum lahir.
Penyakit ini ditandai dengan beberapa gejala seperti demam, nyeri otot, mual dan muntah, diare, hingga nyeri di sekitar perut. Bakteri penyebab penyakit ini juga bisa masuk ke dalam sistem saraf. Bakteri listeria yang masuk ke sistem saraf memicu gejala yang lebih parah.
Kondisi ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami sakit kepala, kaku pada leher, kejang-kejang, hingga kehilangan keseimbangan tubuh. Pada beberapa kasus, penyakit ini mungkin disertai dengan gejala lain. Maka dari itu, segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit jika mengalami gejala listeriosis.
Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter. Sampaikan keluhan yang dialami melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi kesehatan terpercaya dari ahlinya. Download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Jika gejala semakin memburuk, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit terdekat. Jangan menunda pengobatan jika mengalami gejala nyeri otot, demam, mual, serta diare setelah mengonsumsi makanan yang mungkin terkontaminasi.
Baca juga: Ketahui Lebih Lanjut Tentang Penyebab Listeriosis
Beberapa jenis makanan yang bisa saja terkontaminasi adalah makanan mentah, makanan setengah matang, makanan yang terbuat dari susu, serta makanan yang tidak dihangatkan. Pemeriksaan dan penanganan medis perlu segera dilakukan, terutama pada orang yang memiliki risiko tinggi mengalami listeriosis.
Referensi
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Listeria Infection.
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Listeria And Pregnancy.
CDC. Diakses pada 2020. Listeria (Listeriosis).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan