Faktor yang Dapat Memengaruhi Seseorang Mengidap Skizofrenia
“Skizofrenia adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja. Namun, hingga kini belum diketahui pasti apa penyebabnya. Ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risikonya, mulai dari faktor genetik hingga faktor lingkungan.”
Halodoc, Jakarta – Penyebab pasti skizofrenia masih belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengidap penyakit ini.
Secara umum, skizofrenia menjadi kondisi yang masuk dalam gangguan mental. Penyakit ini menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan pada tingkah laku, emosi, serta kemampuan komunikasi.
Orang dengan kondisi ini bisa mengalami kondisi, seperti halusinasi, delusi, perubahan perilaku, serta kekacauan berpikir. Jika tidak mendapatkan penanganan dengan tepat, kondisi ini bisa memburuk sehingga memengaruhi kualitas hidup pengidapnya. Semakin cepat mendapatkan penanganan, risiko komplikasi akibat penyakit ini bisa dihindari.
Ketahui Beragam Faktor Risiko Skizofrenia
Meski penyebabnya masih belum diketahui pasti, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami skizofrenia.
Kondisi ini bisa muncul akibat faktor genetik, kondisi keseimbangan zat kimia dalam otak, hingga faktor lingkungan. Berikut ini penjelasannya:
1. Faktor Genetik
Genetik atau Riwayat keluarga menjadi salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko skizofrenia. Katanya, risiko skizofrenia menjadi lebih tinggi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit sama. Bahkan, risiko penyakit ini dapat mencapai 40 persen jika orang tua memiliki riwayat penyakit skizofrenia.
Mau tahu obat-obatan untuk mengatasi skizofrenia yang bisa diresepkan oleh dokter? Baca di artikel ini: “Kenali Jenis Obat Skizofrenia yang Umumnya Dokter Resepkan“
2. Faktor Lingkungan
Selain kondisi genetik, faktor lingkungan ternyata juga bisa meningkatkan risiko penyakit ini. Orang yang mengalami stres berkepanjangan disebut berisiko mengembangkan skizofrenia.
Selain itu, pengalaman traumatis di masa lalu ternyata juga bisa meningkatkan risiko penyakit ini. Maka dari itu, lingkungan hidup yang sehat sebenarnya sangat penting untuk menjaga kondisi kesehatan mental seseorang.
3. Ketidakseimbangan Zat Kimia
Ketidakseimbangan zat kimia atau kadar hormon di otak juga bisa menjadi penyebab kondisi ini. Umumnya, risiko penyakit menjadi lebih tinggi akibat ada ketidakseimbangan kadar dopamin dan serotonin. Keduanya adalah zat kimia yang berfungsi mengirimkan sinyal antar sel otak.
4. Komplikasi Kehamilan
Skizofrenia ternyata juga bisa menyerang bayi, kondisi ini muncul dan berkembang sejak janin. Penyakit ini bisa terjadi karena masalah kesehatan selama masa kehamilan.
Di antaranya seperti kekurangan asupan nutrisi, terpapar virus atau racun, mengidap diabetes, preeklamsia, serta perdarahan pada masa kehamilan. Penyakit ini juga bisa muncul akibat komplikasi pada saat persalinan.
Mengenal Gejala Awal Penyakit
Skizofrenia bisa terjadi pada siapa saja. Penyakit ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami delusi dan halusinasi. Selain itu, ada beragam gejala lain yang juga bisa muncul.
Biasanya, gejala penyakit ini akan mulai muncul pada usia dewasa, pada usia 20 tahun hingga awal 30 tahun. Penyakit ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami gejala, seperti:
- Perubahan pada pola tidur harian.
- Kesulitan untuk fokus, susah berkonsentrasi, serta kurang motivasi .
- Sering menarik diri dari pergaulan atau menjauh dari orang lain.
- Mengalami depresi.
- Mudah marah.
Jika mengalami gejala penyakit skizofrenia, segera lakukan pemeriksaan ke psikiater di Halodoc untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Tak menutup kemungkinan, psikiater akan meresepkan obat-obatan seperti Clozapine bila dirasa perlu. Tujuannya, untuk mengelola gejala skizofrenia yang dialami pengidapnya.
Jangan tunda pemeriksaan jika gejala yang muncul tidak kunjung membaik atau semakin buruk.
Referensi:
NHS. Diakses pada 2023. Schizophrenia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Schizophrenia.
WebMD. Diakses pada 2023. Schizophrenia.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan