Faktor Risiko Seseorang Mengidap Herpetophobia
"Seseorang yang punya pengalaman traumatis di masa lalu lebih rentan mengalami herpetophobia. Misalnya pernah digigit ular atau diserang oleh buaya."
Halodoc, Jakarta – Herpetophobia adalah fobia atau ketakutan berlebihan terhadap reptil, seperti buaya, ular, kadal bahkan cicak. Fobia ini masuk ke dalam kategori spesifik dan berhubungan erat dengan gangguan kecemasan.
Pengidapnya bisa panik dan ketakutan setengah mati ketika bertemu reptil. Bahkan membicarakan atau membayangkannya saja bisa membuat mereka sangat cemas. Hingga saat ini, tidak tahu pasti apa yang menyebabkan herpetophobia.
Faktor Risiko Herpetophobia
Pengalaman traumatis disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab herpetophobia. Mungkin, pengidapnya pernah mengalami pengalaman buruk, seperti digigit ular atau diserang buaya. Selain trauma, berikut faktor risiko lainnya:
1. Faktor genetik
Genetik ternyata menjadi salah satu faktor penyebab herpetophobia. Jadi, jika kamu memiliki orang tua dengan fobia spesifik, kamu juga berisiko mengalami kondisi yang serupa.
2. Faktor lingkungan
Tinggal di lingkungan yang banyak terdapat reptil bisa membuat seseorang cemas akan keselamatan dirinya. Lambat laun hal ini bisa memicu fobia. Melihat seseorang yang diserang reptil juga bisa menyebabkan fobia. Bahkan, mendengarkan cerita pengalaman diserang reptil juga bisa memicu kondisi ini.
3. Perubahan fungsi otak
Perubahan pada fungsi otak juga berpotensi memicu fobia spesifik. Selain itu, seseorang yang emosinya lebih sensitif cenderung mudah mengalami fobia.
4. Punya riwayat fobia
Seseorang yang punya riwayat fobia spesifik sangat berisiko mengalami herpetophobia.
Tanda-Tanda Herpetophobia
Tanda seseorang mengalami herpetophobia, yaitu:
- Cemas berlebihan saat melihat objek reptil
- Sangat panik ketika berada di dekat reptil, meskipun hanya berupa mainan atau gambar.
- Berusaha menghindari reptil selama enam bulan.
- Sebisa mungkin menjauhi reptil bahkan sampai melakukan perbuatan yang tidak rasional agar merasa nyaman.
- Ketakutan terhadap reptil sampai memicu stres yang menghambat aktivitas sehari-hari.
Serangan panik saat melihat objek reptil juga bisa memicu gejala fisik berikut ini:
- Merasa terancam.
- Berkeringat.
- Napas menjadi pendek.
- Mual.
- Pusing.
- Sulit mengontrol rasa takut.
- Menggigil.
- Keringat dingin.
Gejala di atas bukan hanya muncul ketika bertemu reptil langsung, tetapi juga saat pengidapnya mengingat reptil, mendengar cerita reptil atau sekedar melihat gambar reptil.
Apakah Bisa Diobati?
Fobia umumnya bisa ditangani melalui terapi. Namun, dalam kasus fobia spesifik, perawatan hanya bisa membantu 10-25 persen saja. Pilihan terapinya, meliputi:
- Terapi paparan untuk mengubah respon pengidap terhadap objek atau situasi yang memicu ketakutan.
- Psikoterapi untuk membantu pengidapnya mengatasi objek atau situasi yang ditakuti secara berbeda.
Terapi obat-obatan untuk mengurangi kecemasan.
Bagaimana Jika Tidak Ditangani?
Jika tidak ditangani, jenis fobia ini bisa membuat pengidapnya stres hingga depresi. Alhasil, mereka rentan mengalami kondisi berikut:
- Mengisolasi diri karena selalu merasa tidak aman.
- Mengalami gangguan suasana hati.
- Depresi berat sampai muncul keinginan bunuh diri.
Jika kamu mengalami fobia, jangan ragu untuk segera menemui dokter atau psikiater. Terutama jika fobia yang kamu miliki menghambat aktivitas dan mengganggu hubungan kamu dengan orang lain. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Very Well Mind. Diakses pada 2022. Herpetophobia and Its Treatment.
Healthline. Diakses pada 2022. Herpetophobia, the Fear of Lizards and Snakes.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan