Harus Tahu, Ini Penyebab dan Faktor Risiko Munculnya Jerawat Kistik
“Jerawat kistik bisa dialami oleh siapa saja. Namun, risikonya disebut lebih tinggi pada orang dengan risiko tertentu. Misalnya, remaja, pemilik kulit berminyak, dan perubahan hormon dalam tubuh.”
Halodoc, Jakarta -Jerawat kistik masuk dalam kelompok jerawat parah yang bisa memengaruhi penampilan. Sebab, tipe jerawat ini bisa muncul dalam jumlah banyak dan bertahan dalam jangka waktu lama.
Secara umum, jerawat parah ini muncul ketika sumbatan pada pori-pori masuk lebih jauh ke dalam kulit. Hal tersebut dapat menyebabkan muncul benjolan seperti kista dan terasa nyeri saat tersentuh.
Beragam Penyebab dan Faktor Risikonya
Jerawat kistik yang tampak di permukaan kulit umumnya terasa padat, tetapi bisa juga lembut saat tersentuh. Benjolan ini juga berukuran besar dan berwarna merah serta berisi nanah.
Jerawat ini bisa bertahan di permukaan kulit selama bertahun-tahun dan menyerang hampir seluruh bagian kulit. Jerawat juga bisa meninggalkan bekas luka permanen yang mengganggu penampilan.
Penyebab utamanya adalah bakteri yang masuk ke dalam pori-pori dan menyebabkan terjadinya pembengkakan atau peradangan. Dari semua jerawat, kistik adalah jenis jerawat yang paling parah.
Jerawat kistik bisa memicu sensasi yang sangat menyakitkan, bahkan bisa menyebabkan munculnya jaringan parut. Jerawat ini bisa dialami oleh siapa saja, apalagi orang dengan faktor risiko ini:
1. Memiliki kulit berminyak
Jerawat kistik berisiko tinggi dialami oleh pemilik kulit berminyak. Alasannya karena minyak tersebut terjebak di pori-pori kulit dan memicu peradangan jerawat. Akibatnya, gejala berupa benjolan nyeri pun muncul.
2. Faktor usia
Faktor usia menjadi satu hal yang cukup berpengaruh. Meski bisa terjadi pada siapa saja, tetapi jenis jerawat ini disebut rentan dialami oleh usia remaja atau usia awal 20 tahun.
Pada beberapa orang, jerawat kistik juga bisa muncul sampai mereka berusia 50 tahun. Tak hanya wajah, area dada, punggung, lengan atas, atau bahu juga bisa terpengaruh.
3. Riwayat keluarga
Faktor genetik berpengaruh dalam proses pembentukan jerawat. Faktanya, orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat jerawat kristik memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi yang sama.
4. Kondisi hormon
Perubahan hormon menjadi salah satu penyebab munculnya jerawat. Secara umum, hormon pada remaja atau usia menopause, serta saat stres bisa meningkatkan risiko munculnya jerawat.
5. Menggunakan produk skincare yang salah
Penggunaan produk perawatan kulit yang komedogenik meningkatkan risiko jerawat kistik. Bahan tersebut meningkatkan risiko penyumbatan pori-pori wajah akibat penumpukan minyak atau sebum kulit.
Masalah jerawat bisa muncul akibat penggunaan skincare dengan tahapan yang salah. Ikuti tahapan yang sesuai di sini: Begini Tahapan Basic Skincare dan Rekomendasi Produknya
Perawatan untuk Mengatasi Jerawat Kistik
Kista jerawat biasanya sulit diobati karena dapat menimbulkan bekas luka. Nah, kamu harus mencari bantuan dari dokter kulit untuk mempercepat dan memaksimalkan proses penyembuhan.
Prosesnya memakan waktu hingga 3 bulan atau lebih. Perawatan umumnya melibatkan konsumsi antibiotik oral dan mengoleskan gel atau krim topikal dengan resep dokter ke area yang bermasalah.
Perawatan jerawat kistik meliputi:
- Krim antibiotik, larutan gel, dan lotion untuk membunuh bakteri dan mengurangi peradangan.
- Asam azelaic atau asam salisilat untuk membunuh bakteri dan membuang sel kulit mati berlebih.
- Benzoil peroksida untuk mengurangi jumlah bakteri pada kulit.
- Retinoid, turunan vitamin A yang membantu proses eksfoliasi atau pengelupasan sel kulit mati.
Perawatan lain untuk jerawat kistik meliputi:
- Suntikan kortikosteroid. Fungsinya untuk mengecilkan ukuran kista jerawat yang besar dan menyakitkan.
- Insisi dan pengeringan. Membantu membuka kista jerawat dan mengeluarkan nanah.
- Pil KB atau spironolactone. Digunakan oleh wanita untuk menurunkan kadar hormon yang menyebabkan jerawat kistik.
- Isotretinoin. Sebuah retinoid oral. Paling sering disebut dengan accutane.
Mengatasi jerawat kistik dengan memencet paksa dapat meningkatkan risiko jaringan parut dan infeksi kulit. Selain itu, jerawat bisa saja semakin parah. Hal ini terjadi karena masuknya bakteri selulitis ke pori-pori.
Setelah jerawat mereda, bekasnya akan tampak lebih gelap dari bagian kulit yang lain. Warnanya bisa menjadi merah, hitam, ungu, atau coklat. Bekasnya bisa memudar dengan sendirinya dalam waktu 1 tahun atau lebih.
Selain jerawat, komedo jadi salah satu masalah kulit yang rentan dialami. Penyebabnya adalah sumbatan pori-pori akibat minyak dan kotoran. Begini cara mengatasinya: 7 Cara Simpel Menghilangkan Komedo Putih pada Wajah
Bagaimana Cara Mencegah Jerawat Bertambah Parah?
Biasanya, jerawat kistik dapat membaik seiring bertambahnya usia. Namun, kondisi ini tidak akan hilang dengan sendirinya. Malahan, cara penanganan yang tidak tepat justru membuat jerawat semakin parah.
Jika mengalami kondisi jerawat parah, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Tujuannya untuk memastikan penyebab dan cara tepat mengatasinya.
Selain itu, kamu juga bisa menerapkan beberapa tips untuk mencegah jerawat kistik memburuk:
- Tidak memegang atau memencet jerawat.
- Hindari mencuci wajah terlalu sering.
- Jangan menggosok-gosok wajah dengan keras, terutama saat membersihkan atau mencuci muka.
- Hindari mengenakan make up atau riasan wajah yang terlalu tebal, sebab bisa memperparah penyumbatan pori-pori penyebab jerawat muncul.
- Selalu membersihkan wajah, terutama dari make up, sebelum tidur di malam hari.
- Hindari paparan sinar matahari langsung. Biar lebih aman, pastikan untuk selalu mengenakan tabir surya saat akan beraktivitas di luar rumah.
- Jauhi skincare dengan bahan yang tidak cocok. Jika memiliki kulit sensitif, Ini Bahan Skincare untuk Kulit Sensitif yang Perlu Dihindari
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah jerawat menjadi lebih parah. Intinya, selalu menjaga kebersihan kulit wajah agar terhindar dari risiko peradangan atau jerawat parah.
Jika tak kunjung membaik, diskusikan dengan dokter spesialis kulit di Halodoc untuk mendapatkan solusi terbaik. Klik gambar berikut untuk berbicara dengan dokter sekarang: