Fakta Seputar Burung Maleo yang Hampir Punah
Halodoc, Jakarta - Burung maleo adalah salah satu hewan yang berasal dari Indonesia, khususnya Sulawesi. Jenis burung ini terbilang sudah terancam untuk punah disebabkan oleh terlalu banyaknya pembukaan lahan dan perburuan pada telurnya. Meski begitu, langkah pencegahan kepunahan terus dilakukan agar habitatnya dapat kembali seperti dahulu. Namun, tentu saja hal ini tidak mudah mengingat area lahan yang terbatas.
Burung maleo bersarang secara komunal yang dipercaya sebagai strategi evolusioner agar mampu melawan pemangsaan telur. Hewan ini secara teratur bersarang di pantai berpasir, tepi sungai, serta tepi danau. Burung betina hanya bertelur sebanyak 8–12 butir per tahunnya. Telur-telur ini diletakkan di lubang yang akan dihangatkan, baik melalui panas matahari maupun panas bumi.
Baca juga: Inilah Fakta Menarik tentang Burung Kutilang
Telur tersebut berukuran lima kali lebih besar daripada telur ayam dan dibiarkan mengeram sendiri selama 2–3 bulan tanpa dijaga induknya. Saat telur menetas, anak burung akan menggali ke permukaan dan siap untuk terbang. Anakan ini tidak memerlukan perawatan orangtua sama sekali dari awal hingga akhir. Sedikitnya telur yang dihasilkan dan ramai diburu membuat burung maleo terancam punah.
Lalu, apa fakta lainnya yang perlu diketahui tentang burung maleo? Berikut ini ulasannya:
1. Kehilangan Habitat
Ancaman paling nyata yang menyebabkan burung maleo hampir punah adalah kehilangan habitatnya. Hal ini diakibatkan hilangnya hutan alam akibat penebangan liar dan tidak terkendali, konversi lahan alami menjadi tempat pertanian, perkebunan produksi, serta pertambangan. Di sisi lainnya, ancaman utama yang dapat menurunkan jumlah populasi hewan ini adalah perburuan telurnya yang besar dan bergizi serta rasanya yang lezat.
2. Perkembangbiakan yang Tidak Biasa
Tidak seperti unggas kebanyakan, burung maleo mengandalkan lokasi yang mendapatkan panas matahari atau panas bumi untuk mengerami telur karena induknya tidak melakukannya. Hewan ini menggunakan tempat bersarang komunal, biasanya terletak di pantai. Kebiasaan berkembang biak yang tidak biasa ini menjadi alasan jika burung ini terbilang istimewa. Disebabkan tidak adanya adaptasi dari pemangsa seperti manusia, telur-telur yang ada lebih mudah untuk diambil untuk dimakan atau dijual.
Baca juga: 4 Jenis Burung Nuri yang Memiliki Bentuk yang Indah
3. Bentuk Tubuh
Burung maleo berukuran sedang dengan panjang sekitar 55 sentimeter dan memiliki bulu dengan warna hitam. Kulit di sekitar matanya berwarna kuning dengan iris mata agak coklat dengan kaki memiliki warna abu-abu. Paruhnya yang berwarna jingga dengan bulu sisi bawah berwarna merah muda. Ciri khasnya adalah pada kepala ada semacam tanduk berwarna hitam. Untuk membedakan jenis kelamin, ukuran betina lebih kecil jika dibandingkan dengan yang jantan.
4. Jumlah Populasi
Disebutkan jika populasi dari burung maleo hanya berkisar antara 8.000–14.000 ekor. Selain itu, angkanya pun juga cenderung terus menurun karena tidak hentinya perburuan yang ada pada burung dan telurnya. Maka dari itu, pemerintah setempat terus berusaha meningkatkan jumlah populasinya dengan membuat penangkaran yang fokus pada perkembangbiakan hewan ini. Dengan begitu, diharapkan kepunahan tidak terjadi.
Itulah pembahasan tentang beberapa fakta yang berhubungan dengan burung maleo. Maka dari itu, burung ini perlu mendapatkan perlindungan yang tepat agar dapat mencegah dari kepunahan. Selagi seluruh populasinya belum menghilang, ada baiknya terus dijaga. Tentu peran dari masyarakat juga perlu ditingkatkan agar masih diketahui oleh anak-cucu kelak.
Baca juga: 3 Hewan Rumahan yang Bisa Membawa Penyakit
Selain itu, jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait hewan yang terancam punah, ataupun cara menjaga kesehatan hewan yang dipelihara, dokter hewan dari Halodoc siap menjawabnya. Caranya mudah saja, cukup dengan download aplikasi Halodoc dan dapatkan kemudahan dalam akses kesehatan dari penggunaan smartphone di tangan!