Fakta mengenai HIV/AIDS pada Anak yang Perlu Diketahui

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Desember 2021

“HIV/AIDS pada anak adalah kondisi yang tidak boleh disepelekan. Sayangnya, kondisi ini bisa terjadi tanpa memunculkan gejala yang cukup jelas pada anak-anak. Untuk memastikan kondisi ini dan menghindari risiko terlambat menangani, lakukan pemeriksaan darah pada Si Kecil secara berkala.”

Fakta mengenai HIV/AIDS pada Anak yang Perlu DiketahuiFakta mengenai HIV/AIDS pada Anak yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – HIV/AIDS pada anak umumnya menular dari ibu yang juga terinfeksi virus ini. Penularan virus pada anak bisa terjadi pada masa kehamilan, saat proses persalinan, atau selama anak menerima ASI dari ibu dengan HIV/AIDs. Kabar buruknya, pada bayi dan anak-anak kondisi ini seringkali tidak disertai dengan gejala yang signifikan sehingga sulit untuk dikenali. 

Hal itu membuat kondisi ini sering terlambat disadari. Bagi ibu yang memiliki riwayat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan penyebab acquired immune deficiency syndrome (AIDS) dan baru saja melahirkan, disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan darah guna mengetahui kemungkinan Si Kecil membawa atau terinfeksi virus yang sama. 

HIV/AIDS pada Anak dan Hal yang Wajib Diketahui 

Faktanya, angka penularan virus HIV pada bayi dan anak-anak bukan lagi hal yang langka. Sejumlah lembaga, misalnya UNICEF, mencatat setidaknya ada 2,8 juta anak-anak dan remaja yang hidup dengan HIV pada tahun 2018. Menurut data tersebut, 9 dari 10 pengidap HIV/AIDS pada anak ditemukan di Afrika sub-Sahara. 

Infeksi virus HIV adalah kondisi yang tidak boleh disepelekan begitu saja. HIV menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh alias imunitas pengidapnya. Hal yang sama juga terjadi jika infeksi virus ini menyerang anak-anak. Ada beberapa fakta dan hal yang wajib diketahui terkait penularan virus ini pada anak, antara lain: 

  1. Ditularkan dari Ibu 

HIV/AIDS pada anak ditularkan dari ibu yang sebelumnya sudah terinfeksi virus ini. Penularan bisa terjadi selama masa kehamilan, saat proses persalinan, atau pada saat menyusui. Sementara HIV/AIDS pada usia muda atau remaja, bisa terjadi akibat hubungan seksual, misalnya karena pernikahan di usia muda. 

  1. Risiko HIV/AIDS pada Remaja 

Remaja atau orang usia muda bisa tertular dan terinfeksi virus ini melalui hubungan seksual. Faktanya, semakin dini usia seseorang saat pertama kali melakukannya, semakin besar risiko HIV/AIDS terjadi. Selain itu, budaya menikah muda, terutama dengan pria yang berusia lebih tua juga meningkatkan risiko remaja wanita terinfeksi virus ini. Penularan HIV juga bisa terjadi melalui penggunaan jarum suntik secara bersamaan. 

  1. Bisa Dicegah 

Kabar baiknya, penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak sebenarnya bisa dicegah atau setidaknya diturunkan risikonya. Ibu hamil yang sebelumnya sudah terdiagnosis mengidap HIV/AIDS dan rutin melakukan perawatan serta mengonsumsi obat yang diresepkan, cenderung memiliki risiko lebih rendah untuk menularkan virus pada janin yang tengah dikandung. 

  1. Gejala sering Tidak Terlihat 

Sayangnya, HIV/AIDS pada anak seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas. Terutama infeksi yang terjadi pada bayi berusia di bawah 1 tahun. Karena itu, pemeriksaan darah secara berkala sebaiknya dilakukan pada bayi yang memiliki faktor risiko HIV/AIDS. Namun, ada beberapa gejala yang secara umum bisa menandakan HIV/AIDS pada anak, antara lain: 

  • Gangguan tumbuh kembang, hal ini termasuk sulit mencapai berat badan sesuai usia, terlambat berjalan, dan tidak bisa mengembangkan kemampuan tubuh dengan maksimal. 
  • Tidak mampu melakukan hal-hal atau aktivitas yang sesuai dengan usianya. 
  • Rentan mengalami penyakit, seperti diare, gangguan pencernaan, atau infeksi telinga. 

Cari tahu lebih lanjut tentang HIV/AIDS pada anak dengan bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call atau Chat. Sampaikan pertanyaan seputar kesehatan dan dapatkan rekomendasi pengobatan dari ahlinya. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!  

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi: 
WebMD. Diakses pada 2021. Children With HIV and AIDS. 
Stanford Children’s Health. Diakses pada 2021. AIDS/HIV in Children.
UNICEF. Diakses pada 2021. Children, HIV and AIDS.