Enggak Sekeren Namanya, Ini yang Perlu Diketahui tentang Penyakit Addison
Halodoc, Jakarta - Penyakit Addison adalah sebuah gangguan yang terjadi dikarenakan kerusakan pada kelenjar adrenal, sehingga produksi hormon steroid berkurang. Penyakit Addison disebut juga dengan hipoadrenalisme. Penyakit ini dapat menimpa semua kelompok umur dan semua jenis kelamin.
Hormon steroid berfungsi untuk membantu tubuh agar berfungsi dengan baik. Hormon steroid terbagi menjadi dua, yaitu hormon kortisol dan aldosteron. Hormon kortisol berfungsi agar tubuh bereaksi ketika sedang stres, sedangkan hormon aldosteron berfungsi untuk mengatur regulasi natrium dan potasium dalam tubuh.
Seseorang yang mengidap penyakit Addison, tubuhnya hanya menghasilkan sedikit hormon kortisol dan aldosteron. Tanpa kedua hormon tersebut, tubuh sulit mengeluarkan garam dan air yang mestinya dapat dikeluarkan melalui urine. Akibatnya, tekanan darah akan mengalami penurunan drastis. Selain itu, kadar potasium pada tubuh akan meningkat tajam, sehingga dapat berbahaya bagi tubuh.
Di Amerika Serikat, penyakit Addison tercatat mencapai 40-60 kasus per satu juta penduduk. Lalu di Inggris, kasus penyakit Addison terjadi sebanyak 39 kasus per satu juta populasi dan lebih banyak terjadi di Denmark dengan 60 kasus per satu juta populasi. Secara keseluruhan memang penyakit ini jarang terjadi, bahkan beberapa negara tidak memiliki jejak kasus pada penyakit ini.
Selain itu, disebutkan juga bahwa penyakit Addison dapat memicu tubuh untuk mengalami kelelahan yang parah, sehingga berat menurun drastis bersamaan dengan nafsu makan yang berkurang. Tekanan darah dari pengidap penyakit ini juga akan menjadi sangat rendah, sehingga pengidapnya sering jatuh pingsan. Pada beberapa kasus juga, pengidap penyakit Addison ini merasakan sakit pada perut, persendian, otot-otot, hingga perasaan mual dan muntah-muntah dibarengi dengan diare.
Cara Mendiagnosis Penyakit Addison
Untuk mendiagnosis penyakit Addison, dokter akan mengamati kondisi kulit yang mengalami hiperpigmentasi kulit dan biasanya berada pada bagian tubuh, seperti siku, telapak tangan, dan bibir. Selain itu, tekanan darah juga akan diperiksa untuk mengetahui bahwa pengidapnya mengalami tekanan darah rendah atau tidak.
Langkah-langkah tes penunjang yang akan dilakukan dokter adalah:
-
Tes Darah
Pada tes darah, hal ini dilakukan untuk menunjukkan kadar gula darah, kalium, natrium, hormon aldosteron, hormon kortisol, dan adrenokortikotropik (ACTH). Ketika seseorang mengalami rendahnya hormon aldosteron dan gula darah, hormon ACTH yang tinggi dapat menjadi tanda apabila seseorang mengidap penyakit Addison. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mengetahui seberapa besar jumlah antibodi yang dapat menjadi penyebab terjadinya autoimun dalam tubuh.
-
Tes Hormon Tiroid
Pada seseorang yang mengidap penyakit Addison, kelenjar tiroid dapat berdampak buruk. Kelenjar tiroid berfungsi untuk memproduksi hormon tiroid yang fungsinya mengendalikan metabolisme tubuh.
-
Tes Stimulasi ACTH
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar hormon kortisol di dalam tubuh seseorang yang diduga mengidap penyakit Addison. Tes ini dilakukan sebelum dan sesudah ACTH sintetis disuntikkan. Pada tes ini akan terlihat adanya kerusakan pada kelenjar adrenal apabila setelah suntikkan tersebut kadar hormon kortisol rendah.
Itulah pembahasan tentang penyakit Addison. Apabila kamu mempunyai pertanyaan perihal penyakit ini, dokter-dokter dari Halodoc dapat membantu. Caranya mudah, hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Play Store. Kamu juga bisa membeli obat di Halodoc. Tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan diantarkan dalam waktu satu jam.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan