Enggak Hanya Kejang, Ini 4 Gejala Lain Epilepsi
Halodoc, Jakarta - Epilepsi, atau yang lebih dikenal dengan penyakit ayan, merupakan suatu kondisi kronis yang dapat menjadikan seseorang mengalami kejang secara berulang. Hal ini terjadi akibat adanya gangguan sistem pada saraf pusat (neurologis) yang menyebabkan kejang atau terkadang hilang kesadaran.
Setiap sel saraf saling berkomunikasi dengan menggunakan impuls listrik. Nah, saat seseorang mengalami epilepsi, kejang terjadi ketika impuls listrik tersebut diproduksi secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan gerakan tubuh yang tidak terkendali.
Kejang merupakan gejala utama penyakit epilepsi. Namun, belum tentu orang yang mengalami kejang juga mengidap penyakit epilepsi. Secara umum, seseorang dianggap mengidap kondisi ini setelah mengalami dua kali kejang atau lebih dalam waktu 24 jam tanpa alasan yang jelas.
Tingkat keparahannya pun berbeda-beda. Ada yang hanya berlangsung beberapa detik dan ada juga yang berlangsung hingga beberapa menit. Beberapa orang juga mengalami kejang pada sebagian tubuhnya, dan ada juga yang mengalami kejang total hingga menyebabkan hilangnya kesadaran.
Data yang diperoleh dari WHO, kurang lebih 50 juta orang di dunia mengidap epilepsi. Angka ini bisa bertambah 2,4 juta di setiap tahunnya. Angka pertambahan ini akan bertambah tinggi di negara-negara berkembang. Selain itu, kurang lebih ada sekitar 40-50 persen kasus epilepsi yang terjadi pada anak-anak. Epilepsi yang disebabkan adanya gangguan neurologis ini menjadi penyakit keempat yang paling umum dan dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia.
Berdasarkan penyebabnya terjadinya, epilepsi terbagi menjadi dua, yaitu:
-
Epilepsi simptomatik, merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya dapat diketahui. Misalnya seperti tumor otak, luka berat di kepala, dan stroke.
-
Epilepsi idiopatik merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Sejumlah ahli menduga bahwa kondisi ini disebabkan oleh adanya faktor genetik.
Berikut ini merupakan faktor penyebab lain epilepsi, yaitu:
-
Genetik
Seseorang yang memiliki orangtua atau saudara yang mengidap penyakit epilepsi, dapat menjadi penyebab menurunnya epilepsi pada anak atau saudaranya yang lain. Kondisi ini belum diketahui penyebabnya, tetapi kesamaan DNA dan golongan darah pada saudara sekandung atau orangtua dapat memengaruhi terjadinya epilepsi.
-
Usia
Epilepsi umumnya terjadi pada anak kecil dan lansia. Biasanya, anak kecil yang baru berusia 1 atau 2 tahun akan mengalami ayan atau kejang akibat epilepsi. Setelah usia seseorang mencapai 35 tahun ke atas, tingkat kasus baru epilepsi yang mulai muncul pun meningkat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh stroke, tumor otak, atau penyakit alzheimer, dan semua kondisi tersebut dapat menjadi penyebab epilepsi.
-
Kehamilan
Epilepsi rentan memengaruhi wanita, khususnya wanita yang sedang hamil. Siklus hormonal dan menstruasi, kehamilan, menopause, dapat menyebabkan epilepsi. Ketika wanita mengidap epilepsi, umumnya disebabkan oleh hormon tertentu. Dua hormon ini adalah estrogen dan progesteron. Estrogen dapat meningkatkan aktivitas listrik di dalam otak, sedangkan hormon progesteron berperan dalam menurunkan aktivitas listrik di dalam otak. Epilepsi jika terjadi pada wanita hamil akan berpotensi diturunkan pada bayinya.
-
Trauma Pada Otak
Kerusakan atau cedera otak terjadi ketika sel-sel otak yang dikenal sebagai neuron menjadi hancur. Hal ini dapat disebabkan oleh kerusakan fisik, antara lain pasca operasi bagian otak, kecelakaan, terbentur, dan hal yang mengakibatkan saraf otak manusia mengalami kerusakan. Seseorang yang mengidap kerusakan saraf pada otak tersebut dapat menimbulkan epilepsi.
Sangat disarankan untuk segera berdiskusi dengan dokter ahli apabila kamu menemui salah satu gejala epilepsi pada kamu atau orang terdekatmu. Dengan Halodoc, kamu bisa berdiskusi di mana dan kapan pun melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga dapat membeli obat, dan akan diantar ke rumah kamu dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya segera di Google Play atau App Store!
Baca juga:
- 6 Fakta tentang Epilepsi yang Belum Banyak Diketahui
- Epilepsi Bisa Sembuh atau Selalu Kambuh?
- Penyebab Epilepsi dan Cara Mengatasinya