Endometriosis Bisa Disebabkan dari Genetik, Ini Faktanya
Halodoc, Jakarta - Terdapat berbagai masalah kesehatan yang bisa memengaruhi sistem reproduksi wanita, salah satunya endometriosis. Endometriosis adalah kondisi saat jaringan (endometrium) yang membentuk lapisan di dalam dinding rahim, tumbuh di luar rahim. Jaringan ini bisa tumbuh saluran telur, indung telur, usus, vagina, atau rektum.
Wanita yang mengidap endometriosis umumnya mengalami nyeri hebat pada perut bagian bawah dan sekitar panggul saat menstruasi. Nyeri haid memang terbilang umum, namun nyeri pada pengidap endometriosis akan terasa lebih parah. Rasa nyeri ini juga dapat meningkat seiring waktu.
Hal yang perlu digarisbawahi, dalam beberapa kasus endometriosis ini memicu gangguan kesuburan atau infertilitas pada wanita. Lantas, apa sih penyebab endometriosis? Benarkah endometriosis disebabkan oleh genetik?
Baca juga: Awas, Endometriosis Bisa Gangguan Kesuburan Wanita
Masalah Genetik yang Sulit Dijelaskan
Sebenarnya penyebab endometriosis belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan faktor genetik bisa memicu terjadi penyakit ini. Melansir dari National Health Service - UK, endometriosis ini cenderung menurun dalam keluarga dan mempengaruhi orang dari kelompok etnis tertentu.
Di samping itu, ada pula jurnal mengenai hubungan endometriosis dan genetik yang bisa kita simak. Menurut jurnal dari US National Library of Medicine National Institutes of Health, genetika endometriosis begitu kompleks dan belum dapat dijelaskan.
Masih menurut jurnal di atas, tapi sebagian besar peneliti merasa bahwa endometriosis diturunkan dalam mode poligenik/multifaktorial (kombinasi faktor lingkungan dan mutasi pada bayang gen). Di samping itu, terdapat sejumlah faktor yang secara khusus menyulitkan untuk menentukan cara pewarisan endometriosis.
Selain genetik, ada faktor lainnya yang memicu endometriosis. Contohnya retrograde menstruation (aliran darah menstruasi berbalik arah), gangguan sistem imun, perpindahan sel endometrium, hingga prosedur caesar dan histerektomi. Prosedur ini bisa menyebabkan sel endometrium menempel di area bekas sayatan.
Baca juga: Mitos atau Fakta Nyeri Haid Parah Tanda Alami Endometriosis
Menghalangi Sel Telur dan Pasangannya
Dalam keadaan normal endometrium ini akan menebal ketika wanita mengalami ovulasi. Kondisi ini merupakan persiapan agar calon janin dapat menempel pada rahim jika terjadi pembuahan. Namun, andaikan tak ada pembuahan, endometrium yang sudah menebal akan luruh dan keluar dalam bentuk darah (haid).
Nah, ketika seseorang mengidap penyakit ini, jaringan yang sudah mengalami proses penebalan ikut meluruh saat fase menstruasi. Masalahnya, karena letaknya di luar rahim, darah tersebut bisa mengendap dan tak dapat keluar dari dalam tubuh. Alhasil, sisa-sisa endometrium akan mengendap di sekitar organ reproduksi.
Waspada, kondisi ini lama-kelamaan bisa menimbulkan jaringan parut, iritasi, peradangan, kista, hingga gangguan kesehatan lainnya. Hati-hati endometriosis yang dibiarkan tanpa penanganan yang tepat memicu komplikasi, yaitu infertilitas atau gangguan kesuburan.
Endometriosis ini bisa menutupi tuba falopi, sehingga menghalangi sel telur bertemu dengan pasangannya, sperma. Pada kasus yang jarang terjadi, endometriosis juga bisa merusak sel telur dan sperma. Cukup serius, bukan?
Baca juga: Ini Tingkatan Endometriosis yang Perlu Diketahui
Timbulnya Nyeri Hebat Saat Menstruasi
Ketika seseorang mengidap endometriosis, umumnya mereka akan mengalami beragam gejala. Gejala yang sering muncul adalah rasa sakit yang luar biasa saat menstruasi. Ada pula beberapa wanita yang merasakan sakit saat buang air kecil dan besar, atau saat berhubungan intim.
Pada beberapa kasus, endometriosis juga bisa menyebabkan nyeri yang menjalar dari perut bagian bawah, punggung, hingga kaki. Bahkan, beberapa wanita juga mengalami gejala berupa kram dengan rasa mual, muntah, dan diare.
Hal yang bikin resah lagi, gejala penyakit ini bisa ditandai dengan pendarahan menstruasi yang berlebihan, atau perdarahan pada tinja dan urine.
Nah, bagi kamu yang memiliki keluhan seputar sistem reproduksi, bisa kok bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja.