Emfisema: Ini Penyebab, Gejala, dan Semua Hal yang Perlu Kamu Tahu
Emfisema termasuk dalam penyakit paru-paru kronis.
DAFTAR ISI
Emfisema adalah salah satu jenis penyakit paru-paru kronis yang terjadi ketika kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru mengalami kerusakan dan kehilangan elastisitasnya.
Kondisi ini menyebabkan penumpukan udara yang terperangkap di paru-paru, sehingga pengidapnya sulit mengeluarkan napas secara penuh.
Akibatnya, paru-paru kesulitan mendapatkan oksigen yang cukup, yang bisa membuat pengidapnya mengalami sesak napas dan kelelahan.
Emfisema umumnya merupakan bagian dari kondisi yang lebih luas yang disebut PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis).
Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab, gejala, pengobatan, serta cara mencegah penyakit emfisema, agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh.
Penyebab Emfisema
Penyebab utama emfisema adalah paparan jangka panjang terhadap zat yang mengiritasi dan merusak paru-paru serta saluran udara.
Di negara seperti Amerika Serikat, asap rokok menjadi faktor utama yang memicu emfisema.
Merokok pipa, vape, cerutu, atau jenis tembakau lainnya juga bisa menyebabkan emfisema, terutama jika asapnya dihirup.
Paparan iritan lainnya juga bisa berpotensi menimbulkan penyakit emfisema. Ini termasuk asap rokok dari orang lain (perokok pasif), polusi udara, serta uap atau debu kimia dari lingkungan atau tempat kerja.
Dalam kasus yang jarang terjadi, emfisema juga bisa disebabkan oleh kondisi genetik yang disebut defisiensi alfa-1 antitripsin, yang membuat paru-paru lebih rentan terhadap kerusakan.
Gejala Emfisema
Gejala awal emfisema sering kali tidak disadari sampai kerusakan paru-paru mencapai 50 persen atau lebih.
Pada tahap awal, gejala yang biasanya muncul adalah sesak napas yang perlahan memburuk dan mudah merasa lelah.
Berikut gejala emfisema lainnya yang harus kamu waspadai:
- Batuk jangka panjang.
- Mengi atau napas berbunyi.
- Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas ringan seperti naik tangga.
- Rasa sesak atau tertekan di dada.
- Produksi lendir yang meningkat.
- Warna lendir yang tidak biasa (kuning atau hijau).
- Kelelahan yang berkelanjutan.
- Masalah jantung.
- Sulit tidur.
- Muncul rasa cemas dan depresi.
- Penurunan berat badan.
Jika kamu atau orang terdekat mendapati gejala tersebut dan gejalanya tak kunjung mereda, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan tepat.
Sebab, penderita emfisema juga berisiko lebih tinggi terkena infeksi paru-paru lainnya seperti pneumonia dan bronkitis.
Apa Kata Ahli?
Sebuah riset yang dipublikasikan di National Library of Medicine telah memaparkan imformasi mengenai emfisema sebagai bagian dari penyakit paru obstruktif kronis (COPD), termasuk penyebab, gejala, dan manajemennya.
Penelitian ini melibatkan pasien dengan emfisema, terutama perokok sebagai subjek utama, serta dampak lingkungan dan faktor genetik.
Metode analisis data epidemiologi, studi kasus, dan pemantauan klinis digunakan untuk mengevaluasi gejala dan respons terhadap pengobatan.
Kesimpulannya, terbukti bahwa penyebab emfisema adalah merokok dan paparan polusi, dengan gejala yang meliputi sesak napas dan batuk.
Meskipun tidak ada obat, manajemen yang tepat dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pencegahan, termasuk penghentian merokok dan vaksinasi, berperan penting dalam mengurangi risiko komplikasi dari emfisema.
Pengobatan Emfisema
Sayangnya, paru-paru tidak dapat sembuh secara total dari emfisema. Namun, ada pengobatan yang dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Beberapa tindakan juga dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut.
Jenis pengobatan umumnya tergantung pada seberapa parah kondisi emfisema, di antaranya adalah:
1. Berhenti merokok
Jika kamu merokok, cara terbaik untuk memperlambat emfisema adalah dengan berhenti secara permanen, sebab ini merupakan langkah terpenting untuk melindungi paru-paru.
Kamu bisa bekerja sama dengan dokter untuk menemukan metode terbaik untuk berhenti merokok.
2. Bronkodilator
Bronkodilator adalah obat yang membantu melemaskan otot di sekitar saluran pernapasan, sehingga lebih banyak udara bisa masuk dan keluar dari paru-paru.
Obat ini lebih cepat dan efektif dibandingkan obat oral, serta membantu mengobati asma dan kondisi paru-paru lainnya.
3. Kortikosteroid yang dihirup
Obat ini digunakan untuk mengurangi peradangan dan produksi lendir di saluran pernapasan.
Biasanya, kamu perlu menggunakannya setiap hari untuk mencegah gejala emfisema, seperti sesak napas.
Contohnya termasuk fluticasone dan budesonide. Pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter agar terhindar dari efek samping.
4. Kortikosteroid oral
Ini adalah obat yang diberikan untuk jangka pendek saat gejala emfisema memburuk.
Dokter biasanya meresepkan obat seperti prednison untuk meredakan gejala dengan cepat, tetapi harus digunakan dengan hati-hati karena bisa menyebabkan efek samping, seperti peningkatan berat badan atau perubahan suasana hati.
5. Antibiotik atau Obat Anti-Inflamasi
Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, seperti pneumonia dan bronkitis, yang sering terjadi pada penderita emfisema.
Sementara obat anti-inflamasi dapat membantu mengurangi peradangan dan rasa sakit di saluran pernapasan.
Keduanya penting untuk mengelola gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
6. Terapi oksigen
Jika paru-paru tidak mendapatkan cukup oksigen ke dalam darah, terapi oksigen bisa membantu.
Mesin akan memberikan oksigen tambahan melalui tabung hidung atau masker wajah.
7. Bedah pengurangan volume paru-paru (LVRS)
Dalam prosedur ini, dokter akan mengangkat sebagian jaringan paru-paru yang rusak dan menyatukan jaringan yang tersisa.
Mengangkat jaringan yang rusak dapat membantu meringankan tekanan pada otot pernapasan dan meningkatkan kemampuan paru-paru untuk mengembang.
Hasil LVRS biasanya menjanjikan, tetapi tidak semua orang dengan emfisema cocok untuk menjalani operasi ini.
8. Pengurangan volume paru-paru bronkoskopik
Dokter akan memasukkan katup satu arah ke dalam saluran pernapasan sebagai bentuk prosedur pengobatan.
Katup ini memungkinkan udara keluar dari bagian paru-paru tertentu, tetapi tidak bisa masuk, sehingga mengurangi jumlah udara terjebak dan membuat pernapasan lebih mudah.
Perlu diingat bahwa tidak semua orang dengan emfisema cocok untuk prosedur ini.
Namun, jika kondisi emfisema sudah parah dan tidak merespons pengobatan lain, dokter biasanya akan mempertimbangkan transplantasi paru-paru agar bisa menggantikan paru-paru yang rusak.
Fakta Menarik
1. Emfisema terjadi ketika kantung udara di paru-paru mengalami kerusakan, membuat pengidapnya kesulitan bernapas.
2. Sebanyak lebih dari 3 juta manusia di Amerika Serikat mengidap penyakit emfisema.
3. Penyebab utama emfisema adalah paparan jangka panjang terhadap asap rokok dan polusi udara.
4. Gejala awal emfisema, seperti sesak napas dan kelelahan, sering kali tidak disadari hingga kerusakan paru-paru sudah parah.
5. Cara terbaik mencegah emfisema adalah dengan tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok serta polusi udara.
Cara Mencegah Emfisema
Menghindari aktivitas merokok merupakan cara ampuh dalam mengurangi risiko terkena emfisema.
Berhenti merokok bisa menjadi hal yang sulit. Sering kali, seseorang perlu mencoba beberapa kali sebelum berhasil berhenti.
Jika kamu sudah siap untuk berhenti, bicaralah dengan penyedia layanan kesehatanmu. Mereka dapat membantumu merencanakan cara untuk berhenti merokok.
Bergabung dengan kelompok dukungan juga merupakan ide yang baik. Kelompok dukungan memungkinkan kamu berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang-orang yang memahami apa yang kamu rasakan.
Selain itu, terdapat cara lain yang juga dapat mencegah penyakit emfisema yang wajib kamu ketahui.
Cara pencegahannya antara lain:
1. Hindari Asap Rokok dari Orang Lain
Asap rokok dari orang lain dapat mengiritasi saluran pernapasan dan merusak paru-paru, bahkan jika kamu bukan perokok.
Menjauh dari area merokok dan meminta orang lain untuk tidak merokok di sekitarmu adalah langkah penting untuk melindungi kesehatanmu.
2. Hindari Polusi Udara dan Zat Berbahaya
Polusi udara dapat berasal dari kendaraan, pabrik, dan sumber lainnya.
Menghindari area dengan polusi tinggi, terutama saat kualitas udara buruk, dapat membantu melindungi paru-paru.
Ketika berada di luar ruangan, usahakan untuk memakai masker dan selalu perhatikan informasi tentang kualitas udara.
3. Uji Kadar Radon di Rumah
Radon adalah gas berbahaya yang bisa terperangkap di dalam rumah dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru.
Melakukan pengujian untuk mengetahui kadar radon di rumahmu bisa membantu melindungi kesehatan.
4. Gunakan Masker di Lingkungan Berbahaya
Masker dapat membantu mencegah inhalasi partikel berbahaya saat bekerja dengan bahan kimia atau berada di lingkungan yang sangat tercemar.
Memilih masker yang tepat dapat memberikan perlindungan lebih bagi saluran pernapasan.
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala emfisema, sebaiknya segera hubungi dokter spesialis di Halodoc.
Tak perlu khawatir, sebab dokter spesialis di Halodoc telah berpengalaman selama bertahun-tahun dan menerima ulasan positif dari pasien-pasien sebelumnya.
Mereka siap memberikan layanan konsultasi seputar penanganan cystic fibrosis dengan lebih akurat.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
American Lung Association. Diakses pada 2024. Emphysema.
Medline Plus. Diakses pada 2024. Emphysema.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Emphysema: Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment.
Parul Pahal, Akshay Avula, & Sandeep Sharma. Diakses pada 2024. Emphysema.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Emphysema – Symptoms and Causes.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan