Ejakulasi Dini, Masalah Kesehatan atau Emosional?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 Oktober 2018
Ejakulasi Dini, Masalah Kesehatan atau Emosional?Ejakulasi Dini, Masalah Kesehatan atau Emosional?

Halodoc, Jakarta – Ejakulasi dini adalah kondisi ketika seorang pria mencapai klimaks terlalu cepat saat berhubungan intim. Kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan karena kebanyakan pria pernah mengalaminya. Namun, bila ejakulasi dini terjadi terus-menerus, segera berbicara dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Tapi, apakah ejakulasi dini termasuk masalah kesehatan atau emosional?

Mengapa Ejakulasi Dini Terjadi?

Ejakulasi dini bisa terjadi karena masalah kesehatan dan gangguan emosional (psikis). Masalah kesehatan berupa gangguan hormon, prostat, tiroid, saraf, dan penyakit tertentu (seperti diabetes). Sedangkan, gangguan emosional berupa kecemasan, stres, depresi, dan trauma. Ejakulasi dini bisa terjadi akibat faktor genetik dan penyalahgunaan obat-obatan.

Ada dua jenis ejakulasi dini yang perlu diketahui:

  • Ejakulasi dini primer, yaitu ejakulasi yang dialami oleh seorang pria sejak pertama kali atau setiap berhubungan intim.

  • Ejakulasi dini sekunder, yaitu ejakulasi yang terjadi sebelum seorang pria memiliki riwayat ejakulasi normal atau tanpa masalah ejakulasi.

Bagaimana Diagnosis Ejakulasi Dini?

Diagnosis ejakulasi dini dilakukan dengan mengkaji riwayat kesehatan dan kehidupan seksual seorang pria dengan pasangan. Jika ejakulasi dini disertai dengan gejala sulit ereksi atau mempertahankan ereksi, dokter akan menyarankan untuk pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar testosteron. Tes urine mungkin dilakukan jika ejakulasi dini disebabkan oleh infeksi dalam tubuh.

Bagaimana Cara Mengatasi Ejakulasi Dini?

Setelah diagnosis ditetapkan, ejakulasi dini bisa diatasi dengan tiga penanganan, yaitu:

1. Penanganan dengan Obat-Obatan

Obat yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi ejakulasi dini adalah golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat ini termasuk ke dalam antidepresan atau obat pereda depresi. Efek samping obat jenis ini adalah tubuh terasa lelah, sering berkeringat, mual, muntah, dan diare. Efek ini mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan obat selama beberapa minggu.

2. Penanganan dengan Anestesi Topikal

Anestesi topikal mengandung zat yang membuat bagian tubuh kebas dan mati rasa. Zat ini bisa digunakan sebelum berhubungan intim. Penggunaan anestesi topikal ini bisa mengurangi sensasi sehingga menunda ejakulasi saat berhubungan intim. Efek samping yang mungkin terjadi adalah kurangnya kepekaan Mr P hingga alergi.

3. Penanganan Melalui Konseling

Melalui konseling, kamu akan diminta untuk menceritakan segala masalah yang mungkin menyebabkan terjadinya ejakulasi dini. Sesi ini membantu pasangan mengurangi stres dan kecemasan yang dialami, serta membantu mencari solusi untuk mencegah dan mengatasi ejakulasi dini.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi ejakulasi dini adalah melalui terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT). Caranya adalah:

  • Mengubah pola pikir negatif. Terapis CBT mencari akar permasalahan yang memicu ejakulasi dini, serta menanyakan pengalaman masa kecil, pengalaman seksual dan emosi yang dirasakan. Sesi ini akan membantu menemukan penyebab dan mencari solusi untuk mengatasi ejakulasi dini.

  • Menjalin hubungan yang lebih erat dengan pasangan. Terapis CBT mengevaluasi hubungan kamu dengan pasangan, serta membantu memperbaiki hubungan dengan pasangan. Membaiknya hubungan dengan pasangan diharapkan bisa membuat kamu lebih relaks dan menikmati saat berhubungan intim.

  • Melatih perubahan perilaku. Terapis CBT membantu mengatasi pola pikir negatif yang menjadi penyebab ejakulasi dini. Cara ini membantu kamu mengendalikan diri dan pikiran sehingga bisa lebih relaks saat berhubungan intim.

Itulah fakta tentang ejakulasi dini yang perlu diketahui. Kalau kamu sering mengalami ejakulasi dini, segera berbicara dengan dokter Halodoc untuk mendapat rekomendasi saran terpercaya. Kamu bisa menghubungi dokter Halodoc kapan saja dan di mana saja melalui fitur Contact Doctor via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca Juga: