Efusi Pleura Enggak Bisa Dianggap Remeh, Ini Alasannya
Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya penyakit yang menyerang paru-paru, efusi pleura merupakan salah satu yang mesti diwaspadai. Masalah kesehatan ini ditandai oleh penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura. Pleura sendiri merupakan membran yang memisahkan paru-paru dan dinding dada bagian dalam.
Sebenarnya cairan yang diproduksi pleura ini punya fungsi tersendiri, yaitu sebagai pelumas untuk membantu kelancaran pergerakan paru-paru ketika bernapas. Nah, masalahnya ketika cairan ini menumpuk maka bisa menimbulkan gejala kesehatan tertentu. Misalnya, mengakibatkan kesulitan bernapas.
Namun yang perlu diingat, meski bisa dialami oleh usia berapa pun, masalah kesehatan yang satu ini lebih sering dialami oleh wanita ketimbang lelaki.
Kenali Gejalanya
Menurut ahli, bila penumpukan cairan masih terbilang ringan, biasanya pengidap penyakit ini tak merasakan gejala apa pun. Namun, bila level penumpukannya sudah di atas normal atau bahkan parah, maka pengidapnya bisa mengalami nyeri dada saat menarik napas dan membuang napas. Tak hanya itu, biasanya kondisi tersebut juga akan disertai dengan batuk dan demam.
Di samping itu, sesak napas merupakan salah satu gejala yang sering dialami oleh pengidap penyakit ini. Ketika masalah paru ini menyerang, cairan dalam rongga pleura menyebabkan paru-paru enggak bisa mengembang sempurna saat menarik napas. Nah, imbasnya terjadilah sesak napas yang merupakan gejala paling umum.
Sementara batuk lain lagi ceritanya. Kebanyakan pengidapnya akan mengalami batuk kering dan tak berdahak. Namun, bila disebabkan oleh pneumonia maka bisa terjadi gejala batuk berdahak.
Banyak Faktor Penyebab
Efusi pleura sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu transudatif dan eksudatif. Biang keladi dari jenis transudatif ini dikarenakan meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah atau rendahnya kadar protein dalam darah. Nah, hal inilah yang membuat cairan merembes ke lapisan pleura. Sementara efusi pleura eksudatif disebabkan oleh peradangan, tumor, cedera paru-paru, dan penyumbatan pembuluh darah atau pembuluh getah bening.
Selain beberapa hal di atas, masalah medis ini juga bisa terjadi akibat komplikasi dari beberapa jenis penyakit lainnya. Misalnya:
-
Gagal jantung.
-
Infeksi paru (pneumonia) tuberkulosis dan kanker paru-paru.
-
Emboli paru.
-
Penyakit ginjal yang parah bisa memengaruhi bagaimana cairan disimpan dalam tubuh.
-
Penyakit lupus dan autoimun lainnya
-
Rheumatoid arthritis.
-
Sirosis atau penurunan fungsi hati.
Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis penyakit ini, para ahli akan membutuhkan evaluasi menyeluruh. Misalnya, melalui pengumpulan informasi dari pasien dan pemeriksaan fisik. Namun, bila dokter mencurigai seseorang terserang penyakit ini, dokter akan melanjutkan pemeriksaan secara lebih detail. Pemeriksaan biasanya melalui sejumlah prosedur pemindaian, seperti rontgen dada, USG, dan CT scan di dada.
Nah, bila efusi pleura sudah terdeteksi, maka tindakan selanjutnya bisa berupa thoracocentesis atau punksi pleura untuk memeriksa jenis cairan. Kedua tindakan tersebut merupakan pengambilan sampel cairan melalui jarum yang ditusukkan ke dalam rongga pleura melalui sela tulang iga. Nah, barulah cairan tersebut akan dianalisis di laboratorium.
Punya keluhan medis atau mengidap masalah paru-paru seperti di atas?
Kamu bisa lho bertanya langsung kepada dokter untuk mendapatkan saran atau penanganan medis yang tepat. Caranya mudah, tinggal melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga:
- 5 Cara Menjaga Kapasitas Paru-paru
- Hidup Lebih Sehat dengan Menjaga Kesehatan Paru-paru
- Jangan Sepelekan Penyakit Paru-paru Basah, Ini Ciri Tipsnya Mencegahnya
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan