Efektifkah Penggunaan Teether untuk Pertumbuhan Gigi Bayi?
Halodoc, Jakarta - Memastikan tumbuh kembang bayi berjalan optimal sangat penting. Salah satunya adalah pertumbuhan gigi bayi. Umumnya, gigi bayi mulai tumbuh ketika memasuki usia 6 bulan. Namun, ada juga yang mengalaminya lebih cepat, atau justru lebih lambat.
Salah satu cara yang banyak digunakan orangtua untuk membantu pertumbuhan gigi bayi adalah memberikan teether. Namun, apakah benar penggunaan teether efektif untuk membantu pertumbuhan gigi bayi? Yuk simak penjelasannya!
Baca juga: Si Kecil Susah Tidur? Waspada Risiko Penyakit Ini
Teether Dapat Membuat Bayi Nyaman saat Tumbuh Gigi
Tumbuh gigi adalah salah satu momen emas bayi yang ditunggu-tunggu setiap orangtua. Namun, sering kali saat tumbuh gigi bayi jadi rewel, karena merasa gusinya nyeri dan gatal, akibat terdesak oleh gigi yang akan tumbuh. Nah, penggunaan teether bisa membantu mengatasi hal ini.
Ketika bayi merasa gusinya gatal dan nyeri, menggigit-gigit teether membuatnya merasa lebih nyaman. Hal ini secara tidak langsung membantu pertumbuhan gigi bayi. Selain itu, penggunaan teether bisa membantu melatih saraf motorik bayi, karena ia jadi sekaligus belajar menggenggam.
Baca juga: Manfaat Alpukat sebagai MPASI untuk Bayi
Jangan Asal Pilih Teether untuk Bayi
Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan ketika memilih teether untuk bayi, yaitu:
1.Ukuran Harus Pas
Teether yang ukurannya terlalu kecil, atau sebaliknya terlalu besar, dapat berbahaya, karena dapat membuat bayi tersedak. Jadi, pastikan memilih teether yang ukurannya pas saat digenggam atau dimasukkan ke mulut bayi.
2.Pilih Teether Berbahan Silikon dan Aman
Agar tidak terlalu keras dan melukai gusi bayi, pastikan memilih teether berbahan karet atau silikon. Teether yang berisikan gel dengan bintik-bintik kecil adalah salah satu pilihan terbaik, karena akan memudahkan bayi untuk menggigitnya. Namun, seiring bertambahnya usia bayi, ibu dapat memberikan teether dengan bahan yang lebih padat untuk menguatkan gigi bayi.
Selain itu, penting juga untuk memastikan terdapat label aman pada produk kemasan teether. Pilihlah teether yang terdapat label “BPA free”, serta bebas dari pewarna buatan, dan phthalate atau zat kimia yang dapat menyerap ke dalam tubuh. Agar lebih mudah, ibu bisa lakukan riset kecil di internet, tentang produk teether bayi yang aman.
Baca juga: Resep MPASI untuk Usia 8-10 Bulan Rekomendasi WHO
3.Jangan Berikan Teether Bekas
Pastikan untuk memberi bayi teether yang baru dan kondisinya bagus. Memakai teether bekas dapat berisiko bayi terpapar banyak bakteri atau bahan berbahaya.
Itulah sedikit tips memilih teether yang baik untuk bayi. Selain memilih teether, penting juga untuk memerhatikan durasi bayi bermain dengan teether. Sebaiknya, bayi hanya menggigit teether kurang dari 15 menit, agar tidak menjadi ketergantungan.
Perhatikan juga kebersihan teether yang digunakan bayi. Jangan lupa untuk membersihkan teether secara rutin supaya mengurangi penyebaran kuman. Jadi, cucilah teether secara teratur menggunakan sabun khusus bayi dan air bersih.
Jika ada masalah kesehatan pada bayi atau ada yang ingin ditanyakan seputar penggunaan teether, ibu bisa download aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter anak di rumah sakit, agar tidak perlu repot mengantri.
Referensi:
Grow by WebMD. Diakses pada 2021. Just How Safe Is That Baby Teether?
Very Well Family. Diakses pada 2021. Why Do Babies Like Teethers?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan