Efek Samping Konsumsi Obat Kortikosteroid Jangka Panjang
“Kortikosteroid adalah obat pemicu hormon kortisol yang penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter. Sebab obat ini bisa menimbulkan berbagai efek sampingnya bagi tubuh. "
Halodoc, Jakarta – Kortikosteroid adalah obat antiinflamasi yang dikonsumsi guna mengatasi masalah peradangan. Obat ini bekerja dengan menstimulasi produksi kortisol (antiradang). Proses produksi tersebut dikontrol oleh kelenjar pituitari dan otak bagian HHPA (aksis hipotalamus-pituitari-kelenjar adrenal).
Nah, jika dikonsumsi dalam jangka panjang, kortikosteroid akan menurunkan fungsi dari HHPA. Akibatnya, obat berpotensi memicu pendarahan saluran pencernaan, mudah memar dan tekanan darah tinggi. Efek samping kortikosteroid ini muncul akibat jumlah hormon yang tidak normal dalam tubuh.
Efek Samping Kortikosteroid Jangka Panjang
Kortikosteroid adalah obat yang berfungsi menekan peradangan dengan menurunkan kerja sistem kekebalan tubuh yang berlebihan. Penggunaan jangka panjang diperbolehkan, asal keuntungan lebih besar ketimbang risikonya.
Mengingat efek samping kortikosteroid jangka panjang berpotensi membahayakan tubuh, penggunaan obat akan diawasi langsung oleh dokter. Adapun risiko penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka panjang, meliputi:
- Pendarahan pada saluran pencernaan.
- Ulkus duodenum, yaitu terbentuknya luka di dinding usus dua belas jari. Ini menimbulkan nyeri ulu hati hingga muntah darah.
- Osteoporosis atau pengeroposan pada tulang.
- Berpotensi memicu penyakit jantung.
- Penipisan lapisan kulit sehingga memicu mudah memar.
- Terhambatnya proses penyembuhan luka.
- Peningkatan kadar gula darah dalam tubuh.
- Peningkatan nafsu makan yang berpotensi menyebabkan obesitas.
- Perubahan suasana hati secara signifikan dan depresi.
Kira-kira kenapa ya penggunaan kortikosteroid memicu osteoporosis? Yuk, simak alasannya di sini! “Benarkah Konsumsi Obat Kortikosteroid Memicu Osteoporosis?”
Efek samping kortikosteroid juga bisa muncul jika obat dikonsumsi tanpa anjuran atau resep dokter. Sebab, masing-masing pengguna membutuhkan dosis berbeda, tergantung pada penyakit yang dialami.
Proses pemakaian obat juga tidak bisa langsung dihentikan. Dokter akan menurunkan dosis secara perlahan hingga hormon dalam tubuh pengguna benar-benar stabil.
Dosis yang dihentikan langsung bisa menimbulkan efek samping berupa gejala penarikan (withdrawal symptoms). Ini ditandai dengan gejala berupa:
- Penurunan nafsu makan.
- Tubuh terasa lemah dan letih.
- Mual dan muntah.
- Sakit perut dan diare.
- Tekanan darah rendah.
- Pusing hingga pingsan.
- Penurunan kadar gula darah.
- Perubahan siklus menstruasi.
Peringatan Sebelum Menggunakan Kortikosteroid
Guna mencegah risiko efek samping mengonsumsi kortikosteroid, obat tidak disarankan pada kelompok ini:
- Obat tidak boleh diberikan pada pengidap alergi kandungan kortikosteroid atau alergi obat lainnya.
- Tidak boleh diberikan pada Ibu hamil, wanita yang sedang merencanakan kehamilan dan Ibu menyusui.
- Obat tidak boleh diberikan pada pengidap infeksi kulit, luka terbuka, jerawat dan rosacea (ruam berisi nanah).
- Tidak boleh diberikan pada pengidap infeksi jamur atau bakteri kulit, seperti herpes atau kurap.
- Tidak boleh diberikan pada pengidap hipertensi tak terkontrol, osteoporosis, diabetes dan glaukoma (jenis penyakit mata).
- Obat tidak boleh diberikan pada pengidap tukak lambung, katarak, penyakit hati, depresi, gagal jantung dan ulkus duodenum.
- Obat tidak boleh diberikan pada orang pasca vaksinasi. Sebab, kortikosteroid bisa menurunkan efektivitas vaksin.
- Obat tidak boleh dibarengi dengan obat jenis lain, termasuk suplemen multivitamin atau obat herbal.
Karena itu, penggunaan obat ini harus sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter. Jika Ingin Tahu Dosis Tepat Kortikosteroid yang Tepat, Segera Hubungi Dokter Ini.
Cara untuk Meminimalisir Efek Samping Kortikosteroid
Ada beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi atau mengatasi efek samping obat ini, antara lain:
- Selalu minum obat sesuai dengan arahan dan petunjuk dokter.
- Bicarakan dengan dokter tentang mengurangi dosis.
- Menjaga pola makan yang sehat.
- Rutin berolahraga agar kondisi tubuh tetap sehat.
- Periksa kesehatan secara rutin.
Ketahui bagaimana menerapkan pola makan yang sehat di sini “Ini 7 Tips Menerapkan Pola Makan Sehat yang Mudah Dilakukan”
Segera hubungi dokter melalui Halodoc jika mengalami reaksi alergi atau efek samping serius setelah menggunakan kortikosteroid. Langkah penanganan bisa meminimalisir dampak serius yang berpotensi membahayakan nyawa.
Jika kamu membutuhkan infomrasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya, silakan download aplikasi Halodoc hanya dengan klik gambar di bawah ini.
Referensi
Mayo Clinic. Diakses Pada 2022. Prednisone and other corticosteroids.
Cleveland Clinic. Diakses Pada 2022. Corticosteroids.
Healthline. Diakses Pada 2023. How to Reduce Prednisone Side Effects.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan