Dystonia Bisa Sebabkan Kehilangan Kemampuan Bicara
Halodoc, Jakarta – Dystonia adalah masalah kesehatan yang ditandai dengan adanya gangguan pada pergerakan otot, sehingga otot akan berkontraksi secara berulang-ulang tanpa sadar. Kondisi ini bisa terjadi pada satu anggota tubuh (distonia fokal), dua, ataupun lebih di bagian yang saling berhubungan (dystonia segmental) atau seluruh bagian tubuh (distonia general). Gerakan otot yang berulang-ulang ini enggak hanya bisa mengganggu aktivitas pengidapnya, tapi juga memengaruhi postur tubuh dan terkadang membuat pengidap mengalami gemetar (tremor). Bahkan, penyakit dystonia juga tidak jarang membuat pengidapnya kehilangan kemampuan bicara.
Penyebab Dystonia
Penyebab dystonia masih belum diketahui dengan jelas. Namun, diduga bahwa kondisi ini bisa terjadi karena adanya perubahan komunikasi antara sel saraf pada bagian otak. Selain itu, mutasi genetik atau faktor keturunan juga diduga berperan dalam menyebabkan beberapa jenis dystonia.
Penyakit dystonia juga bisa terjadi sebagai gejala dari suatu penyakit, antara lain:
-
Penyakit Parkinson
-
Penyakit Huntington
-
Penyakit Wilson
-
Cedera otak traumatik
-
Stroke
-
Tumor otak atau kelainan otak yang disebabkan oleh kanker
-
Kekurangan oksigen atau keracunan karbon monoksida
-
Infeksi, seperti tuberkulosis atau ensefalitis
-
Reaksi terhadap jenis obat-obatan tertentu
Dystonia sendiri merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi. Jumlah pengidap dystonia hanya sebanyak 1 persen dari populasi dunia. Namun, dystonia lebih sering dialami oleh wanita daripada pria.
Komplikasi yang Bisa Ditimbulkan Penyakit Dystonia
Walaupun jarang terjadi, tapi penyakit dystonia tetap harus diwaspadai. Pasalnya, penyakit tersebut bisa menyebabkan komplikasi yang serius pada pengidapnya. Beberapa komplikasi yang mungkin bisa dialami oleh pengidap dystonia, tergantung dari jenis dan lokasinya:
-
Keterbatasan gerak. Komplikasi ini membuat pengidapnya sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
-
Penyakit dystonia juga bisa menyebabkan pengidapnya mengalami kesulitan dalam menggerakan rahang, menelan, bahkan kehilangan kemampuan berbicara.
-
Kelelahan dan rasa nyeri. Kontraksi otot yang berlebihan lama kelamaan akan membuat pengidap merasa lelah dan bahkan mengalami nyeri dan kesakitan.
-
Kebutaan jika distonia menyerang kelopak mata.
-
Masalah psikologis. Tidak sedikit pengidap dystonia yang akhirnya terserang rasa cemas, depresi, ataupun menarik diri dari lingkungan sosial akibat penyakit yang dideritanya.
Pengobatan Dystonia
Sayangnya dystonia adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun demikian, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengurangi frekuensi kemunculan gejala dan tingkat keparahannya, sehingga pengidap dapat menjalani kehidupan yang normal.
-
Pemberian Obat-obatan
Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan yang bermanfaat untuk menghambat sinyal-sinyal di otak yang merangsang kekakuan otot. Beberapa jenis obat-obatan yang bisa dikonsumsi pengidap dystonia, yaitu levodopa (untuk mengontrol gerakan motorik), obat anti-kolinergik (untuk mengatasi kejang otot), baclofen (untuk mengontrol kejang), dan diazepam (untuk memberikan efek menenangkan).
-
Suntikan Botox
Enggak hanya punya manfaat kecantikan, ternyata suntik botox juga bisa digunakan untuk mengatasi gejala dystonia lho. Botox bermanfaat untuk menghambat senyawa-senyawa penyebab kekakuan atau spasme otot sehingga tidak mencapai target otot sasaran. Botox diberikan dengan cara disuntikkan langsung di area yang terkena. Efek suntikan botox bisa bertahan selama dua sampai tiga bulan sebelum harus disuntikkan kembali.
-
Operasi
Bila gejala dystonia tidak juga membaik setelah menjalani berbagai macam pengobatan, maka biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi. Tujuannya untuk mengurangi atau bahkan bisa juga menghentikan gejala dystonia secara permanen.
-
Fisioterapi
Dokter mungkin juga akan menyarankan pengidap untuk melakukan berbagai jenis terapi, seperti fisioterapi, pijat untuk mengurangi nyeri otot, terapi bahasa, terapi sensorik sampai latihan pernapasan, seperti yoga.
Nah, itulah sedikit penjelasan tentang penyakit dystonia yang bisa menyebabkan kehilangan kemampuan berbicara. Kalau kamu ingin tahu lebih banyak mengenai dystonia, tanyakan saja langsung kepada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter untuk mendiskusikan soal kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan