DJ Verny Hasan Diduga Coba Bunuh Diri, Ini Akibat Fatal Depresi
Halodoc, Jakarta – Setelah gembar-gembor soal tes DNA yang dilakukan DJ Verny Hasan dan Denny Sumargo gagal membuktikan kalau anak yang dikandungnya bukan anak Denny Sumargo, DJ Verny Hasan diduga melakukan percobaan bunuh diri. Depresi akibat tekanan media dan tudingan kalau dirinya adalah pembohong membuat DJ Verny Hasan nekat mengunggah foto pergelangan tangannya berlumur darah dalam salah satu akun media sosialnya. Apakah benar depresi membuat DJ Verny Hasan nekat bunuh diri?
Bunuh diri adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia. Di Amerika Serikat, hampir 45.000 orang meninggal karena bunuh diri pada tahun 2016, menurut Centers for Disease Control and Prevention.
Tanda Peringatan
Orang yang bunuh diri tidak ingin mati, namun untuk mengakhiri rasa sakit mereka. Jangan menganggap pembicaraan bunuh diri mereka hanya sebagai ancaman. Jika orang terdekatmu memberikan tanda ataupun sinyal kalau mereka berniat untuk mengakhiri hidupnya, segera berikan atensi dan lakukan tindakan untuk mencegahnya.
Beberapa orang berbicara secara terbuka tentang keinginan untuk mati atau bunuh diri. Mereka juga memikirkan topik kematian, seperti membeli senjata, pisau, atau pil.
Baca juga: Mahasiswa Punya Hasrat Bunuh Diri Tinggi, Mengapa?
Orang tersebut bisa saja mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan kematian, seperti memperbarui surat wasiat, memberikan barang-barang, dan mengucapkan selamat tinggal ke orang lain. Beberapa orang mungkin menulis surat bunuh diri.
Sinyal lainnya adalah menarik diri dari teman dekat dan keluarga, kehilangan minat dalam kegiatan dan acara sosial, serta menjadi terisolasi. Bisa jadi mereka yang ingin melakukan percobaan bunuh diri dan menunjukkan keputusasaan. Orang tersebut dapat berbicara secara terbuka tentang rasa sakit yang tak tertahankan atau merasa seperti menjadi beban orang lain.
Depresi juga bisa menjadi pemicu seseorang melakukan bunuh diri. Mereka juga mungkin sangat mudah marah, murung, atau agresif. Tapi, mereka bisa tiba-tiba menjadi tenang begitu memutuskan untuk melakukan bunuh diri. Maka, mereka mungkin tidur lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.
Baca juga: Demi Lovato Dikabarkan Overdosis, Ini Pentingnya Kesehatan Mental Setelah Rehabilitasi
Risiko kematian akibat bunuh diri mungkin sebagian terkait dengan tingkat keparahan depresi. Menurut Department of Health & Human Services, Amerika Serikat, sekitar dua persen dari orang-orang yang pernah dirawat karena depresi mati karena bunuh diri. Ada juga perbedaan gender yang dramatis dalam risiko bunuh diri seumur hidup dalam depresi. Tujuh laki-laki dengan riwayat depresi seumur hidup akan mati karena bunuh diri, hanya satu persen perempuan dengan riwayat depresi seumur hidup akan mati karena bunuh diri.
Mencegah Depresi
Apakah kamu atau orang terdekat diduga mengalami depresi? Sebagian besar hal yang membuat seseorang lebih cenderung mengalami depresi adalah hal-hal yang tidak dapat dikendalikan, termasuk gen, bahan kimia di otak, dan lingkungan. Bagi banyak orang, depresi dimulai setelah perubahan besar dalam kehidupan atau trauma. Itu juga dapat terjadi jika kamu memiliki masalah kesehatan lain, seperti kanker, diabetes, atau penyakit parkinson.
Kamu mungkin tidak dapat sepenuhnya melindungi diri dari hal-hal ini. Tapi, kamu dapat mengubah cara mengatasi stres yang menjadi pemicunya. Tidak ada cara pasti untuk mencegah depresi. Tapi, kamu bisa:
Baca juga: Utang Bisa Sebabkan Gangguan Emosi dan Mental
-
Temukan cara untuk mengatasi stres dan meningkatkan harga diri
-
Jaga dirimu baik-baik. Tidur yang cukup, makan dengan baik, dan berolahraga secara teratur.
-
Membagi masalahmu dengan orang terdekat dan tidak memendamnya sendiri
-
Dapatkan pemeriksaan medis rutin dan temui penyedia layanan kesehatan jika kamu merasa butuh bantuan medis
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai akibat fatal depresi yang bisa memicu bunuh diri, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan