Disfungsi Ereksi Buat Pria Susah Produksi Sperma?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   20 September 2019
Disfungsi Ereksi Buat Pria Susah Produksi Sperma?Disfungsi Ereksi Buat Pria Susah Produksi Sperma?

Halodoc, Jakarta – Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi dengan baik, saat akan berhubungan intim. Disfungsi ereksi terbagi menjadi tiga kondisi, yaitu ereksi yang kurang kokoh, ereksi yang kurang lama, dan ereksi yang lebih sering dari biasanya. Namun, apakah disfungsi ereksi dapat membuat pria sulit memproduksi sperma?

Tidak. Disfungsi ereksi tidaklah berpengaruh terhadap produksi sperma seorang pria. Meski pada kasus ereksi yang kurang kokoh dapat membuat sulitnya sperma membuahi sel telur, terutama jika sampai penetrasi tidak bisa dilakukan. Namun, pengidap disfungsi ereksi umumnya tetap memproduksi sperma. 

Baca juga: Hipogonadisme Dapat Sebabkan Disfungsi Ereksi, Benarkah?

Disfungsi ereksi terjadi karena berbagai faktor, mulai dari fisik hingga psikis. Perlu diketahui bahwa untuk membangkitkan gairah seksual pada seorang pria hingga mencapai ereksi bukanlah proses yang mudah. Proses ini membutuhkan kerja sama yang baik dari otak, saraf, otot, pembuluh darah, hormon, dan emosi. Nah, disfungsi ereksi dapat terjadi ketika satu atau beberapa hal tersebut mengalami masalah. 

Jika kamu mengalami gangguan atau disfungsi ereksi, kamu bisa bicarakan dengan dokter spesialis andrologi atau spesialis kesehatan pria di aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter bisa dilakukan kapan dan di mana saja, lewat fitur Chat atau Voice/Video Call. Namun jika ingin melakukan pemeriksaan langsung, kamu juga bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.

Umumnya, disfungsi ereksi juga bisa disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu yang diidap sang pria, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, penyumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis), obesitas, sindrom metabolik, penyakit peyronie (perkembangan jaringan parut di dalam penis), dan gangguan tidur.

Baca juga: Ciri-Ciri Pria Alami Disfungsi Seksual yang Perlu Diketahui

Tidak hanya itu, beberapa kondisi medis lain yang juga diketahui dapat menyebabkan gangguan ereksi adalah gagal ginjal, sirosis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang sering dialami oleh para perokok, kelebihan zat besi pada darah (hemokromatosis), dan pengerasan kulit (skleroderma).  Selain itu, penyakit saraf seperti epilepsi, multiple sclerosis, stroke, alzheimer, parkinson, dan sindrom Guillain-Barre juga bisa memengaruhi kemampuan ereksi seorang pria. 

Susah Produksi Sperma Disebabkan oleh Infertilitas, Bukan Disfungsi Ereksi

Kegagalan mencapai atau mempertahankan ereksi tidak berkaitan dengan produksi sperma seorang pria. Hal yang menyebabkan pria tidak bisa memproduksi sperma adalah infertilitas atau kemandulan. Pria dikatakan infertilitas jika tidak bisa menghasilkan sperma atau sperma yang dihasilkan memiliki kualitas buruk, sehingga tidak mampu membuahi sel telur. 

Infertilitas biasanya dipengaruhi oleh kerusakan yang mungkin terjadi pada testis saat memproduksi sperma. Namun meski tidak bisa memproduksi sperma, seorang pria bisa saja memiliki kemampuan ereksi yang baik atau normal. Itulah sebabnya disfungsi ereksi dan infertilitas memang benar-benar 2 kondisi yang berbeda. 

Baca juga: 6 Makanan yang Bisa Tingkatkan Libido Pria

Namun, sama seperti disfungsi ereksi, infertilitas juga merupakan masalah kesehatan pria yang dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:

1. Gangguan Hormon.

Kondisi ini ditandai dengan tingkat hormon yang terlalu tinggi atau rendah, sehingga memengaruhi kesuburan, seperti:

  • Hipotiroid. Kadar hormon tiroid yang rendah dapat menurunkan kualitas air mani, fungsi testis, dan mengganggu libido.
  • Hiperprolaktinemia, atau kondisi hormon prolaktin yang tinggi. Kadar prolaktin yang tinggi dapat mengurangi produksi sperma dan hasrat seksual, sekaligus menyebabkan impotensi.
  • Hipogonadotropik hipopituitarisme. Kondisi ini menyebabkan terganggunya perkembangan sperma dan menurunnya jumlah sperma dalam testis. 
  • Hiperplasia adrenal kongenital. Terjadi ketika kelenjar pituitari tertekan oleh kenaikan tingkat hormon androgen adrenal, sehingga menyebabkan rendahnya produksi sperma, kurang aktifnya gerak sperma, serta banyaknya sel sperma yang tidak berkembang dengan baik.

2. Gangguan Fisik

Infertilitas pria dapat disebabkan oleh beragam masalah fisik. Mulai dari gangguan proses produksi sperma, hingga terhambatnya perjalanan sperma dari testis menuju ujung penis. Dapat ditandai dengan rendahnya jumlah sperma atau bentuk dan ukuran sperma yang tidak normal. Berikut ini beberapa masalah fisik yang umumnya menyebabkan infertilitas pria:

  • Infeksi dan penyakit, seperti radang testis dan saluran testis, infeksi saluran kemih, dan penyakit menular seksual seperti gonore dan sifilis.
  • Varikokel. 
  • Kelainan saluran sperma. 
  • Torsio testis, yaitu kondisi di mana testis memutar di dalam skrotum secara ekstrim, yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah di dalam testis.
  • Ejakulasi retrograde. Kelainan ini menyebabkan air mani memasuki kandung kemih, bukannya keluar dari penis saat ejakulasi. 

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2019. Sexual Problem in Men.

Healthline. Diakses pada 2019. Everything You Need to Know About Erectile Dysfunction (ED).

Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Male infertility.