Disebut Tubektomi, Ini 5 Fakta KB MOW yang Perlu Dipahami
“MOW adalah prosedur sterilisasi pada wanita yang bertujuan untuk mencegah kehamilan permanen. Faktanya, MOW merupakan kontrasepsi terbaik dan bisa menurunkan risiko kanker ovarium.”
Halodoc, Jakarta – MOW atau yang bisa juga disebut tubektomi adalah prosedur pemotongan atau pengikatan tuba falopi (saluran indung telur). Saluran ini yang menghubungkan ovarium ke rahim.
Setelah melakukan prosedur MOW, sel-sel telur tak lagi bisa memasuki rahim sehingga mereka tidak dapat dibuahi. Prosedur juga bertujuan menghalangi sperma masuk ke dalam tuba falopi.
Faktanya, MOW tidak berdampak pada perubahan siklus menstruasi. Prosedur ini menjadi kontrasepsi terbaik guna mencegah kehamilan, tapi berisiko menimbulkan efek samping setelahnya.
Sebelum Melakukan, Ini Fakta yang Perlu Diketahui
1. Menurunkan Risiko Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah sel abnormal yang tumbuh tak terkendali di jaringan ovarium atau indung telur. MOW meminimalisir risiko kanker, terutama pada wanita berusia di atas 40 tahun dengan riwayat kanker dalam keluarganya.
MOW dilakukan dengan mengikat saluran tuba secara permanen. Meski prosedur ini efektif mencegah kanker ovarium, MOW tidak dapat melindungi diri terhadap paparan infeksi menular seksual.
2. Jadi Kontrasepsi Terbaik
MOW adalah kontrasepsi terbaik bagi pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan, memiliki kelainan genetik yang tidak ingin diwariskan pada anak dan berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan jika hamil.
Tingkat keberhasilan MOW dalam mencegah kehamilan bisa mencapai 99 persen. Kalaupun ada, mereka yang mengalami kehamilan pascaprosedur hanya terjadi pada 1 di antara 200 wanita.
3. Meningkatkan Risiko Hamil Anggur
Hamil anggur adalah pembentukan ari-ari (plasenta) yang tidak normal dan tampak seperti sekumpulan anggur. Kondisi ini tergolong komplikasi kehamilan yang jarang dialami oleh wanita.
Namun, hamil anggur bisa terjadi pasca prosedur MOW. Sebab, pengikatan saluran tuba meningkatkan risiko pembuahan sel telur di luar rahim (tuba falopi). Wanita dengan kondisi ini tidak bisa melanjutkan kehamilannya. Artinya, janin harus dikeluarkan dengan metode kuret.
4. Menimbulkan Efek Samping Pasca Prosedur
MOW adalah prosedur bedah yang menimbulkan rasa tidak nyaman di area sayatan, sakit perut atau kram, kelelahan, pusing, kembung dan sakit di area bahu. Efek samping ini biasanya membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Namun, jika efek samping menjadi semakin parah, disarankan untuk segera buat janji rumah sakit untuk mengatasi keluhan. Terutama jika keluhan disertai dengan:
- Demam tinggi di atas 38 derajat Celsius.
- Sering pingsan.
- Sakit perut parah yang memburuk setelah 12 jam.
- Keluar perdarahan dari bekas sayatan.
- Luka berbau busuk.
5. Bersifat Permanen
Prosedur MOW atau steril kandungan bersifat permanen. Jadi, ini harus dilakukan oleh wanita yang benar-benar sudah tidak ingin memiliki keturunan di masa depan.
MOW adalah prosedur yang dilakukan dengan mengikat atau memotong saluran tuba falopi. Ketika sudah dipotong, saluran ini tidak bisa disambung kembali.
Melakukan Prosedur MOW
Adapun dua jenis prosedur MOW, yaitu:
1. Laparoskopi
Prosedur ini paling banyak dipilih karena proses pemulihannya tergolong cepat. Caranya dengan membuat sayatan kecil di dekat pusar. Kemudian, gas dimasukkan ke dalam perut agar tuba falopi dan rahim bisa terlihat jelas.
Selanjutnya, laparoskop (tabung panjang dengan kamera di sisi ujungnya) dimasukkan ke dalam perut. Di tengah tabung ini dilengkapi dengan pisau untuk memotong tuba falopi.
Setelah tuba falopi terpotong, tim medis kemudian mengeluarkan laparoskop. Kemudian menjahit sayatan pada perut dan menempelkan plester guna melindungi luka dari gesekan.
2. Minilaparotomi
Sama dengan laparoskopi, prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di bawah pusar. Bedanya, minilaparotomi adalah prosedur yang dianjurkan bagi wanita dengan kelebihan berat badan (obesitas).
Selain itu, prosedur disarankan bagi wanita yang baru menjalani operasi di area perut atau panggul. Minilaparotomi juga bisa dilakukan oleh wanita yang pernah mengalami infeksi panggul dan berdampak pada rahim dan tuba falopi.
Karena bersifat mencegah kehamilan permanen, disarankan untuk membuat keputusan dengan matang agar tidak menimbulkan rasa penyesalan di kemudian hari.
Jika kamu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!