Dilakukan Indoor, Ini Bahaya Rokok Elektrik
Halodoc, Jakarta - Rokok elektrik alias vape sedang naik daun. Rokok ini dianggap lebih ringan dan aman jika dibandingkan dengan rokok tembakau yang beredar jauh lebih lama di pasaran. Hal ini membuat sebagian orang cenderung menggunakan rokok elektrik demi terhindar dari penyakit berbahaya yang ditimbulkan oleh rokok tembakau biasa, seperti jantung dan paru-paru.
Namun, benarkah rokok elektrik itu seaman yang kamu kira? Di dalam vape, ada tiga komponen utama, yaitu baterai, elemen pemanas, dan tabung yang berfungsi untuk mengisi cairan. Sayangnya, cairan yang terkandung dalam pengisi vape ini mengandung nikotin, gliserin, yang ditambah dengan perasa, seperti buah-buahan atau cokelat. Adanya perasa ini yang menjadi alasan rokok elektrik lebih aman dari rokok tembakau.
Bahaya Rokok Elektrik
Beberapa jenis rokok elektrik dilengkapi dengan fitur baterai yang bisa diisi ulang. Begitu pula dengan tabung pengisi cairannya. Ketika habis, kamu bisa mengisi kembali cairan ke dalam tabung dan merokok lagi. Vape bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada pada tabung dan mengubahnya menjadi uap dan asap yang membawa serta beragam kandungan kimia.
Baca juga: Vape Bisa Sebabkan Paru-Paru Basah, Mitos atau Fakta?
Ternyata, bahaya rokok elektrik tidak jauh berbeda dengan rokok tembakau. Sayangnya, masih belum banyak orang yang menyadarinya, sehingga masih terus mengisap benda ini. Mereka beranggapan bahwa kandungan pada vape jauh lebih ringan dari rokok tembakau, sehingga masih terbilang aman untuk kesehatan. Namun, benarkah vape seaman seperti yang dikira?
Di dalam cairan vape, terkandung nikotin, zat yang terdapat pula pada rokok tembakau. Zat ini memunculkan dampak ketergantungan pada setiap pemakainya. Jika kamu tidak menggunakannya, kamu akan merasa gelisah, mudah marah, cemas, bahkan depresi. Sayangnya, kondisi ini tetap berbahaya bagi para pengidap penyakit jantung.
Baca juga: Lebih Bahaya Mana, Menghisap Vape atau Rokok Tembakau?
Pun, bahan kimia yang terkandung pada vape memicu kerusakan pada paru-paru dan mengurangi fungsi sel pada paru-paru untuk melindungi organ pernapasan ini dari serangan kuman dan zat lain yang berbahaya. Ini terjadi karena nikotin pada vape membuat sel pada paru-paru menjadi mudah dimasuki oleh zat lain yang berasal dari luar tubuh.
Anggapan bahwa bahaya rokok elektrik tidak sama seperti rokok tembakau membuat budaya merokok vape kian meningkat di kalangan anak-anak dan wanita. Padahal, baik rokok tembakau maupun vape tidak dianjurkan pada golongan wanita usia produktif dan anak-anak. Bahkan, beberapa waktu ini terjadi kasus vape meledak yang marak di Amerika Serikat.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Tentu saja bisa, karena semua yang bersifat elektrik atau memerlukan listrik bisa terjadi ledakan. Pada kasus ini, vape yang membutuhkan aliran listrik dan mendapatkannya dari baterai bisa juga terbakar atau meledak. Beberapa kasus ditemukan ledakan yang cukup parah dari rokok elektrik ini.
Baca juga: Bergaya tapi Berbahaya, Vape Bisa Sebabkan Chemical Pneumonia
Jadi, sekarang kamu sudah tahu bahaya rokok elektrik yang sama tingginya dengan rokok tembakau. Penggunaannya yang kamu pikir aman ternyata tidak demikian. Jadi, sebaiknya kamu tidak menyentuh keduanya. Terapkan pola hidup sehat dan sayangi dirimu sendiri. Kalau kamu butuh informasi apa saja seputar kesehatan, langsung tanyakan pada dokter ahlinya melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi Halodoc.
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2019. E-Cigarettes 101.
Science News. Diakses pada 2019. E-Cigarettes Proving to be A Danger to Teens.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2019. Dual Use of Tobacco Products.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan