Dialami Siswi SMP, Benarkah Generasi Muda Rentan Alami Skoliosis?
Halodoc, Jakarta – Belakangan ramai cerita di media sosial Twitter, dari akun bernama @hannyfauzyalina. Pemilik akun ini menceritakan pengalamannya mengalami skoliosis sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama atau sekitar 10 tahun lalu, tepatnya tahun 2010. Menurut Hanny, beberapa teman sekolahnya saat itu mengatakan ia berjalan dengan kondisi miring. Akhirnya, ia dan ibunya mengunjungi rumah sakit terdekat untuk lakukan pemeriksaan.
Baca juga: Komplikasi yang Bisa Terjadi Akibat Skoliosis
Pemeriksaan menunjukkan skoliosis yang dialami Hanny sudah masuk fase yang serius. Kemiringan tulang belakang Hanny sudah mencapai 40 derajat sehingga menyebabkan ia mengalami nyeri pada punggung, bahu, tulang ekor, bahkan sering alami sesak napas. Di usia yang masih muda, Hanny harus menjalani operasi untuk mengembalikan tulang belakangnya menjadi normal. Lantas, apa penyebab generasi muda rentan alami skoliosis?
Waspada Skoliosis Dialami Generasi Muda
Skoliosis adalah kondisi tulang belakang mengalami lekukan yang menyerupai huruf C atau S. Tidak hanya pada orang dewasa, skoliosis rentan dialami oleh generasi muda atau anak-anak yang memasuki masa pubertas. Umumnya, skoliosis tidak diketahui langsung penyebabnya. Adapun kondisi yang sebabkan anak dalam usia pubertas alami skoliosis, yaitu:
-
Alami cedera tulang belakang;
-
Alami infeksi tulang belakang;
-
Bawaan lahir skoliosis atau skoliosis kongenital;
-
Memiliki penyakit yang berhubungan dengan gangguan saraf dan otot, seperti cerebral palsy.
Baca juga: Ini Perawatan yang Tepat Bagi Anak Penderita Skoliosis
Menurut Dokter Spesialis Orthopedi Tulang Belakang, RSUP Hasan Sadikin Bandung, dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K), selain bawaan lahir, generasi muda juga rentan alami skoliosis karena kebiasaan buruk yang memparah kondisi tulang belakang. Skoliosis idiopatik merupakan jenis skoliosis yang paling umum dialami oleh remaja.
Dilansir dari Medical News Today, skoliosis idiopatik umum dialami remaja usia 10 tahun. Membawa beban yang terlalu berat pada bagian punggung, menulis dengan posisi kepala di atas meja, dan belajar dengan posisi telungkup menjadi kebiasaan buruk yang harus dihindari oleh generasi muda agar terhindar dari skoliosis.
Ketahui Gejala Skoliosis agar Segera Ditangani
Skoliosis idiopatik dapat membuat pengidapnya mengalami gejala, seperti tinggi bahu yang tidak sejajar, panjang kaki yang tidak rata, salah satu sisi pinggul yang lebih menonjol dibandingkan sisi yang lain. Umumnya, tulang belakang yang melengkung juga menyebabkan nyeri dan tidak nyaman.
Jangan sepelekan sakit tulang belakang yang dialami dalam jangka waktu yang cukup panjang. Segera lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat agar mendapatkan penanganan yang tepat. Kini kamu bisa membuat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc.
Baca juga: Ketahui Olahraga Ringan untuk Pengidap Skoliosis
Menurut National Health Service UK, pengobatan skoliosis pada anak-anak disesuaikan dengan usia pengidapnya. Adapun tahapan pengobatannya sebagai berikut:
1. Tahap Pemantauan
Terkadang pada anak-anak, hanya dibutuhkan pemantauan untuk memerhatikan kondisi skoliosis. Tulang belakang dapat lurus seiring dengan usia pertumbuhan.
2. Menggunakan Gips
Skoliosis pada anak dapat diatasi dengan penggunaan gips.
3. Penahan Punggung
Dilansir dari Scoliosis Association UK, penggunaan penahan punggung efektif untuk mencegah skoliosis menjadi parah.
4. Tindakan Operasi
Tindakan operasi dilakukan ketika tim medis sudah melakukan beberapa cara sebelumnya dan kondisi skoliosis semakin memburuk. Tindakan operasi disesuaikan dengan usia anak.
Nah, itulah yang bisa dipahami tentang skoliosis pada generasi muda. Tidak ada salahnya untuk selalu memerhatikan kesehatan tulang agar kualitas hidup terjaga dengan baik. Jika terjadi gejala aneh pada tulang, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.