Deteksi Kanker Serviks, Ini Bedanya Pap Smear dan Kolposkopi
"Kanker bisa menyerang bagian tubuh mana saja, termasuk serviks alias leher rahim. Penyakit yang menyerang wanita ini tidak boleh disepelekan begitu saja karena bisa berakibat fatal. Maka dari itu, penting untuk mendeteksi dini kanker serviks. Penasaran apa saja metode pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosisnya? Cari tahu di artikel ini!"
Halodoc, Jakarta – Kanker yang menyerang tubuh perlu dideteksi sejak dini, termasuk kanker serviks. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan peluang kesembuhan serta menurunkan risiko komplikasi berbahaya. Untuk mendeteksi penyakit ini, ada dua metode pemeriksaan yang bisa dilakukan, yaitu pap smear dan kolposkopi. Kedua pemeriksaan tersebut memiliki metode yang berbeda.
Kanker serviks adalah kondisi yang terjadi karena ada pertumbuhan sel kanker di leher rahim atau serviks. Wanita harus mewaspadainya karena penyakit ini sering kali muncul tanpa menunjukkan gejala pada tahap awal. Biasanya, gejala penyakit baru akan muncul saat sel kanker sudah mulai menyebar. Serviks merupakan bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina.
Pemeriksaan untuk Mendeteksi Kanker Serviks
Pap smear dan kolposkopi adalah dua pemeriksaan kanker serviks yang berbeda. Kedua tindakan tersebut berfungsi untuk memeriksa penyakit atau perubahan yang mungkin berkembang menjadi penyakit sebelum adanya gejala. Wanita membutuhkan pemeriksaan kanker serviks rutin bahkan jika mereka merasa baik-baik saja.
Pemeriksaan kanker serviks dapat membantu menemukan perubahan pada sel serviks, sehingga kamu dapat menerima perawatan lanjutan yang tepat. Selain itu pengobatan dapat segera dilakukan agar peluang kesembuhan menjadi lebih besar.
Nah, secara umum ada dua metode pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi jenis kanker ini, yaitu:
- Pap Smear
Pap smear merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi keadaan sel-sel pada serviks (leher rahim) dan vagina. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan secara berkala bagi wanita yang telah aktif secara seksual. Selain untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini, pap smear juga biasanya dilakukan untuk menilai kesehatan organ kewanitaan pada tingkat seluler.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan sampel dalam pemeriksaan pap smear dibantu dengan alat bernama spekulum, yang dimasukkan melalui mulut vagina. Alat ini berfungsi untuk memperluas pandang dengan membuka mulut vagina sehingga area serviks dan vagina bisa terlihat lebih jelas.
Kemudian, sampel sel-sel pada serviks akan diambil dengan menggunakan spatula plastik dan sikat kecil. Sampel ini lalu akan dikirim ke laboratorium untuk diuji. Prosedur pengambilan sampel dalam pemeriksaan pap smear biasanya cukup singkat, yaitu sekitar 5 menit. Selama prosedur dilakukan, pasien diharapkan untuk tetap dalam keadaan rileks agar lebih nyaman.
Agar hasil pemeriksaan pap smear akurat, sebaiknya hindari untuk melakukan hubungan seksual, membersihkan vagina atau menggunakan obat dan krim pada vagina, selama 2 hari sebelum tes dilakukan.
- Kolposkopi
Sama-sama memeriksa serviks dan vagina, kolposkopi bisa dibilang merupakan pemeriksaan lanjut dari pap smear atau jika hasil pemeriksaan pap smear kurang baik. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh dokter jika dicurigai ada sel-sel abnormal pada serviks atau vagina, sekaligus untuk mengetahui adanya kutil kelamin, peradangan serviks, dan tanda-tanda kanker di sekitar vagina.
Dalam pelaksanaannya, pemeriksaan kolposkopi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut kolposkop. Alat ini akan digunakan untuk meneropong kondisi di dalam vagina hingga mulut rahim. Jika dalam prosedur dokter mencurigai adanya sel yang tidak normal, prosedur ini dilanjutkan dengan biopsi atau pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut.
Berbeda dengan pap smear, prosedur kolposkopi berlangsung lebih lama, yaitu 15 menit. Selama prosedur kamu mungkin akan merasa kurang nyaman ketika kolposkop dimasukkan, dan terasa sedikit kram ketika sampel jaringan diambil. Jika pengambilan jaringan dilakukan pada bagian vulva, dokter biasanya akan memberi anestesi untuk mencegah rasa nyeri.
Namun, jika jaringan yang diambil adalah pada bagian leher rahim, rasa tidak nyaman akan terasa, tetapi tidak akan menimbulkan rasa sakit. Setelah prosedur dilakukan, efek yang dirasakan pasien dapat berbeda-beda. Jika pengambilan sampel jaringan tidak dilakukan, pasien biasanya dapat langsung beraktivitas seperti biasa.
Kemungkinan efek samping umum yang terjadi dari pemeriksaan kolposkopi adalah keluarnya bercak darah. Namun, hanya sedikit dan tidak akan menimbulkan hal serius. Jika biopsi dilakukan, pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri pada vagina atau vulva selama beberapa hari.
Bercak darah yang keluar juga bisa agak banyak dan berlangsung selama beberapa hari. Kamu bisa mengantisipasi efek samping ini dengan menggunakan pembalut. Penting untuk diingat, hindari penggunaan cairan pembersih vagina atau berhubungan seksual selama seminggu setelah prosedur kolposkopi dilakukan.
Periksakan Kesehatan Serviks Secara Rutin
Seperti yang sudah disebutkan, pemeriksaan serviks sebaiknya dilakukan secara berkala meski tidak ada gejala. Jika kamu khawatir dengan kanker serviks, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Kamu juga bisa membuat jadwal kunjungan dokter spesialis di rumah sakit pilihanmu melalui aplikasi Halodoc. Selain itu, kamu juga bisa juga bisa memilih beberapa dokter spesialis yang bisa membantu untuk menangani kondisi kanker. Berikut rekomendasinya:
Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Bethsaida Tangerang. dr. Abdul Rachman mendapatkan gelar kedokteran setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Eka Cibubur dan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. dr. Alban Dien mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok pada tahun 2006.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Primaya Evasari. dr. Alwin Permana mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Padjadjaran.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini, dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Kamu bisa menghubungi dokter yang ada di aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga bisa memenuhi kebutuhan medis yang diperlukan melalui Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Pap smear
WebMD. Diakses pada 2022. What’s Colposcopy?
American Cancer Society. Diakses pada 2022. Cervical Cancer.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan