Deteksi Gejala Dini dari Hidrosefalus pada Anak
Halodoc, Jakarta - Hidrosefalus menjadi salah satu penyakit yang rentan dialami oleh anak-anak. Gangguan kesehatan yang satu ini akan memicu pembengkakan pada kepala dibanding ukuran normal. Gangguan hidrosefalus terjadi akibat cairan yang bertumpuk di rongga otak dan dapat menekan otak. Jika tidak diatasi dengan tepat, penyakit mampu membahayakan nyawa Si Kecil. Kenali gejalanya agar langkah penanganan hidrosefalus pada anak dapat dengan tepat dilakukan.
Baca juga: Kenali Faktor Risiko Alami Hidrosefalus
Gejala Dini Hidrosefalus pada Anak
Hidrosefalus adalah terjadinya penumpukan cairan di otak, yaitu cairan serebrospinal dalam sistem ventrikel, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan yang dapat merusak otak di kepala. Sebagian besar anak yang mengalami kelainan ini sudah terlahir dengan gangguan tersebut, dengan perbandingan 1 per 1.000 bayi.
Sistem ventrikel di otak terdiri dari empat ruang yang dapat menampung sebagian besar cairan serebrospinal di kepala. Dua kamar yang berada di bagian atas disebut dengan ventrikel lateral kiri dan kanan. Keduanya terhubung dengan ventrikel ketiga yang akan mengalir ke bagian keempat.
Cairan serebrospinal sendiri adalah zat yang menyerupai air dan berfungsi untuk melindungi otak di dalam tengkorak. Cairan tersebut diproduksi di dinding ventrikel dan akan mengalir dari ventrikel atas ke ventrikel bawah yang akhirnya ke permukaan otak. Pada akhirnya, cairan tersebut diserap oleh permukaan otak dan masuk ke aliran darah.
Apabila tubuh seseorang memproduksi lebih banyak cairan serebrospinal dibanding yang dapat diserap oleh otak, maka penumpukan akan terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh dua penyebab dasar, yaitu aliran darah kesulitan menyerap cairan dan/atau aliran cairan di dalam ventrikel tersumbat.
Baca juga: Bisakah Hidrosefalus Dicegah Sebelum Bayi Lahir?
Gangguan ini harus segera diobati agar tidak menyebabkan kerusakan pada otak yang tertekan oleh penumpukan cairan. Maka dari itu, agar kamu dapat melakukan pencegahan dini, gejala awal yang timbul harus diketahui. Berikut ini beberapa gejala awal hidrosefalus yang dialami:
1. Ukuran Kepala yang Naik secara Drastis
Gejala awal hidrosefalus pada anak yang pertama adalah ukuran kepala yang meningkat secara drastis, terutama jika dibandingkan dengan anak seumurnya. Ukuran kepala bayi baru lahir sekitar 32 hingga 39 sentimeter dengan pertambahan 2 sentimeter ketika memasuki usia 3 bulan. Jika ukurannya lebih dari angka tersebut, ada baiknya untuk memeriksakannya ke dokter.
2. Kejang secara Tiba-Tiba
Hidrosefalus pada anak juga dapat menimbulkan gejala lainnya, yaitu kejang secara tiba-tiba. Sejalan dengan bertambahnya cairan pada kepala, sehingga tekanan terus terjadi pada saraf dan otak. Hal tersebut yang membuat terjadinya kejang secara tiba-tiba pada bayi.
3. Sering Muntah dan Semakin Parah
Bayi yang mengidap hidrosefalus kemungkinan akan menimbulkan gejala sering muntah dan lama-kelamaan menjadi semakin parah. Muntah yang terjadi dapat menjadi indikator apabila penyakit ini telah semakin berkembang. Sebagai orangtua, kamu harus selalu waspada apabila gejala ini muncul.
Baca juga: Waspada, Ini Komplikasi dari Hidrosefalus
Itulah beberapa gejala awal hidrosefalus yang dapat terjadi pada anak. Sangat penting untuk selalu memperhatikan anak ibu yang masih bayi apabila gejala tersebut terjadi, sehingga penanganan dini dapat dilakukan. Jika hidrosefalus yang terjadi sudah parah, maka komplikasi yang parah mungkin saja sulit untuk dibendung. Oleh karena itu, segera periksakan Si Kecil di rumah sakit terdekat saat menemukan sejumlah gejalanya, ya.
Referensi:
Cincinnati Children's Hospital Medical Center. Diakses pada 2021. Hydrocephalus
Healthline. Diakses pada 2021. What is hydrocephalus?
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Hydrocephalus.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan