Deteksi Dini Penyakit Kardiovaskuler dengan Cek Darah

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   24 September 2020
Deteksi Dini Penyakit Kardiovaskuler dengan Cek DarahDeteksi Dini Penyakit Kardiovaskuler dengan Cek Darah

Halodoc, Jakarta - Ternyata di dalam darah terdapat cukup banyak petunjuk mengenai kesehatan kardiovaskuler atau seputar jantung. Misalnya, saat kamu melakukan cek darah dan mendapati kadar kolesterol "jahat" tinggi, maka ini menjadi tanda bahwa kamu memiliki risiko tinggi mengalami serangan jantung. Zat lain dalam darah juga dapat membantu dokter menentukan apakah kamu memiliki gagal jantung atau berisiko mengembangkan timbunan lemak (plak) di arteri (aterosklerosis). 

Kamu juga perlu tahu bahwa satu cek darah saja tidak menentukan risiko penyakit jantung. Faktor risiko terpenting penyakit jantung adalah merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Namun, ada jenis pemeriksaan darah yang bisa mendiagnosis dan mengelola penyakit jantung.

Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Jantung Koroner

Cek Darah untuk Deteksi Penyakit Jantung

Beberapa tes darah yang biasa dilakukan oleh dokter, antara lain: 

Tes Kolesterol

Tes kolesterol, juga disebut panel lipid atau profil lipid, akan mengukur lemak dalam darah. Pengukuran tersebut dapat menunjukkan risiko kamu terkena serangan jantung atau penyakit jantung lainnya. Tes ini biasanya mencakup:

  • Total Kolesterol. Ini adalah jumlah kandungan kolesterol darah. Tingkat yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Idealnya, kolesterol total harus di bawah 200 miligram per desiliter (mg/dL) atau 5,2 milimol per liter (mmol/L).
  • Kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL). Ini kadang-kadang disebut kolesterol "jahat". Terlalu banyak kolesterol LDL dalam darah bisa menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang mengurangi aliran darah. Endapan plak ini terkadang pecah dan menyebabkan masalah jantung dan pembuluh darah yang besar. Tingkat kolesterol LDL harus kurang dari 130 mg/dL (3,4 mmol/L). Kadar yang diinginkan di bawah 100 mg/dL (2,6 mmol/L), terutama jika kamu mengidap diabetes atau riwayat serangan jantung, stent jantung, operasi bypass jantung, atau kondisi jantung atau pembuluh darah lainnya. Pada orang dengan risiko serangan jantung tertinggi, kadar LDL yang disarankan adalah di bawah 70 mg/dL (1,8 mmol/L).
  • Kolesterol High-Density Lipoprotein (HDL). Ini kadang-kadang disebut kolesterol "baik" karena membantu membawa kolesterol LDL ("jahat"), menjaga arteri tetap terbuka dan darah mengalir lebih bebas. Jika kamu seorang pria, kadar kolesterol HDL harus lebih dari 40 mg/dL (1.0 mmol/L), sementara wanita harus menargetkan HDL lebih dari 50 mg/dL (1,3 mmol/L).
  • Trigliserida. Trigliserida adalah jenis lemak lain di dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi biasanya menandakan kamu secara teratur makan lebih banyak kalori daripada yang dibakar. Kadar yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Tingkat trigliserida harus kurang dari 150 mg/dL (1,7 mmol/L).
  • Kolesterol Non-HDL. Kolesterol lipoprotein densitas non-tinggi (non-HDL-C) adalah perbedaan antara kolesterol total dan kolesterol HDL. Non-HDL-C termasuk kolesterol dalam partikel lipoprotein yang terlibat dalam pengerasan arteri. Fraksi non-HDL-C mungkin merupakan penanda risiko yang lebih baik daripada kolesterol total atau kolesterol LDL.

Protein C-Reaktif Sensitivitas Tinggi

Protein C-reaktif (CRP) adalah protein yang dibuat hati sebagai bagian dari respons tubuh terhadap cedera atau infeksi, yang menyebabkan pembengkakan di dalam tubuh (peradangan).

Peradangan ini berperan besar dalam proses aterosklerosis. Tes CRP sensitivitas tinggi (hs-CRP) membantu menentukan risiko penyakit jantung sebelum kamu mengalami gejala. Kadar hs-CRP yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi.

Karena kadar CRP dapat ditingkatkan sementara oleh banyak situasi seperti pilek atau dalam jangka panjang, tes harus dilakukan dua kali, dengan jarak dua minggu. Kadar hs-CRP di atas 2,0 miligram per liter (mg/L) menunjukkan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.

Baca juga: Ini Gejala Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan

Lipoprotein (a)

Lipoprotein (a), atau Lp (a), adalah jenis kolesterol LDL. Tingkat Lp (a) ditentukan oleh gen dan umumnya tidak dipengaruhi oleh gaya hidup. Kadar Lp (a) yang tinggi mungkin merupakan tanda peningkatan risiko penyakit jantung, meskipun tidak jelas seberapa besar risikonya. Dokter mungkin meminta kamu melakukan tes Lp (a) jika kamu mengidap aterosklerosis atau ada riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung, stroke, atau kematian mendadak. 

Ceramide Plasma

Tes ini mengukur kadar ceramide dalam darah. Ceramide diproduksi oleh semua sel dan memainkan peran penting dalam pertumbuhan, fungsi, dan pada akhirnya kematian berbagai jenis jaringan. Ceramide diangkut melalui darah oleh lipoprotein dan berhubungan dengan aterosklerosis.

Tiga ceramide spesifik telah dikaitkan dengan penumpukan plak di arteri dan resistensi insulin, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Tingginya kadar ceramide dalam darah ini merupakan tanda risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi dalam satu hingga lima tahun.

Peptida Natriuretik

Peptida natriuretik otak, juga disebut peptida natriuretik tipe-B (BNP), adalah protein yang dibuat oleh jantung dan pembuluh darah. BNP membantu tubuh menghilangkan cairan, melemaskan pembuluh darah dan memindahkan natrium ke dalam urine. Ketika jantung rusak, tubuh akan mengeluarkan BNP tingkat tinggi ke dalam aliran darah untuk mencoba meredakan ketegangan pada jantung. Variasi BNP yang disebut N-terminal BNP juga berguna untuk mendiagnosis gagal jantung dan untuk mengevaluasi risiko serangan jantung dan masalah lain pada mereka yang memiliki penyakit jantung.

Troponin T

Troponin T adalah protein yang ditemukan di otot jantung. Mengukur troponin T menggunakan tes troponin T sensitivitas tinggi membantu dokter mendiagnosis serangan jantung dan menentukan risiko penyakit jantung. Peningkatan kadar troponin T telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi pada orang yang tidak memiliki gejala.

Baca juga: Bukan Cuma Nyeri Dada, Ini 13 Gejala Serangan Jantung

Itulah beberapa cek darah yang bisa deteksi dini penyakit kardiovaskuler atau penyakit jantung. Kamu juga bisa tanyakan pada dokter di Halodoc kapan waktu yang tepat untuk melakukan cek darah di atas. Kamu hanya perlu manfaatkan fitur chat di Halodoc untuk bisa bicara langsung dengan dokter, kapan dan di mana saja!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Blood Tests to Determine Risk of Coronary Artery Disease.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Blood Tests for Heart Disease.