Denyut Nadi Tidak Normal? Hati-Hati Aritmia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 April 2021
Denyut Nadi Tidak Normal? Hati-Hati AritmiaDenyut Nadi Tidak Normal? Hati-Hati Aritmia

Halodoc, Jakarta – Denyut nadi adalah salah satu cara yang kerap dilakukan untuk memastikan jantung bekerja dengan baik. Jumlah denyut yang dihasilkan oleh nadi dapat menjadi respons terhadap detak jantung. Namun, kamu mungkin saja mengalami denyut nadi yang tidak seperti biasa. Jika ini terjadi, hati-hati apabila faktanya kamu mengidap aritmia. Berikut ulasan lengkapnya!

Baca juga: 5 Jenis Penyakit yang Berhubungan dengan Jantung

Hubungan Antara Aritmia dengan Denyut Nadi Tidak Normal

Denyut nadi pada setiap orang dapat berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah usia, aktivitas fisik, tingkat kebugaran, suhu udara, emosi, posisi dan ukuran tubuh, serta konsumsi obat-obatan tertentu. Namun, denyut nadi orang dewasa umumnya di kisaran antara 60–100 kali per menit.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur denyut nadi pada tubuh, salah satunya di pergelangan tangan. Denyut nadi bukan sekadar menggambarkan frekuensi arteri yang mengembang dan berkontraksi, melainkan bisa menggambarkan kondisi kesehatan seseorang. Alasannya, denyut nadi tidak normal bisa menjadi tanda gangguan pada irama jantung, yaitu aritmia.

Apa Itu Aritmia?

Melansir dari MedlinePlus, aritmia adalah ketidakteraturan irama jantung, yaitu kondisi saat irama jantung berdetak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Kondisi ini terjadi akibat impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Aritmia terbagi dalam beberapa jenis. Berikut ini adalah jenis aritmia yang perlu diwaspadai:

  1. Bradikardia. Kondisi ini terjadi ketika jantung pengidapnya berdetak lebih lambat dari kondisi normal, yaitu di bawah 60 kali per menit.
  2. Blok jantung (AV block). Kondisi ini terjadi ketika sinyal listrik tidak berjalan normal di jantung. Jantung masih bisa memompa darah, namun detaknya lebih lambat dan kurang efisien dibanding jantung yang normal.
  3. Takikardia supraventrikular. Kondisi ini disebabkan ketidaknormalan rangkaian hantaran elektrik pada jantung (umumnya sudah terjadi ketika lahir).
  4. Fibrilasi atrium. Kondisi ini terjadi ketika detak jantung berdetak sangat cepat, bahkan pada saat sedang beristirahat. Kondisi ini terjadi akibat kacaunya impuls elektrik pada atrium (serambi) jantung.
  5. Fibrasi ventrikel. Ini adalah jenis aritmia yang menyebabkan pengidapnya kehilangan kesadaran atau kematian mendadak akibat detak jantung yang tidak teratur dan terlalu cepat.

Baca juga: Aritmia Bisa Sebabkan Kematian Mendadak?

Apa Saja Tanda dan Gejala Aritmia?

Aritmia bisa terjadi tanpa disertai tanda dan gejala. Namun secara umum, tanda dan gejala aritmia berupa jantung berdetak lebih cepat (takikardia) atau lebih lambat dari biasanya (bradikardia), kelelahan, pusing, sesak napas, nyeri dada, hingga kehilangan kesadaran (pingsan).

Jika kamu merasakan gejala tersebut, segera periksakan dokter. Aritmia yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan komplikasi berupa: gagal jantung, stroke, bahkan bisa berujung kematian. Itulah risiko aritmia akibat denyut nadi yang tidak normal.

Jika kamu berencana mengunjungi rumah sakit, kini kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.

Apa Penyebab Aritmia?

Gangguan apa pun yang memengaruhi impuls listrik dapat merangsang kontraksi pada jantung sehingga terjadi masalah detak jantung tidak normal atau aritmia. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan jantung tidak dapat bekerja dengan semestinya, antara lain:

  • Ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah.
  • Gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, terlalu banyak minum kafein dan alkohol, efek samping obat-obatan, dan penggunaan narkoba.
  • Masalah kesehatan tertentu, seperti gangguan kelenjar tiroid, sleep apnea, diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung koroner.

Seseorang dengan kesehatan jantung yang baik kemungkinannya sangat kecil untuk mengalami aritmia dalam jangka panjang, kecuali adanya pemicu eksternal, seperti gangguan penggunaan zat atau sengatan listrik. Masalah jantung yang paling umum mengartikan jika impuls listrik tidak mengalir melalui jantung dengan benar. Hal ini dapat meningkatkan risiko dari aritmia.

Baca juga: Aritmia Bisa Jadi Pemicu Gagal Jantung Kongestif

Pengobatan dan Pencegahan Aritmia

Diagnosis dari gangguan detak jantung tidak normal didasarkan pada pemeriksaan denyut jantung ataupun pemeriksaan fisik khusus. Diagnosis ini dilakukan untuk memudahkan dokter dalam menentukan jenis pengobatan yang sesuai. Melansir dari NHS, pengobatan aritmia secara umum dilakukan dengan pemberian obat-obatan khusus, pemasangan alat picu jantung dan implantable cardioverter defibrillator (ICD), kardioversi (pengobatan dengan aliran listrik), hingga ablasi kateter (prosedur non-bedah).

Pencegahan aritmia bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, antara lain dengan menghindari atau mengurangi stres, menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan sehat, membatasi konsumsi alkohol, berolahraga teratur, dan berhenti merokok.

Referensi :
MedlinePlus. Diakses pada 2021. Arrhythmia.
NHS. Diakses pada 2021. Arrhythmia.
Web MD. Diakses pada 2021. Arrhythmia.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What to know about arrhythmia.