Demam Setelah Imunisasi Campak, Ini Penjelasannya
Halodoc, Jakarta - Sama halnya dengan prosedur kesehatan lainnya, imunisasi campak juga dapat memicu sejumlah komplikasi pasca prosedur dilakukan. Salah satu dampak yang dialami oleh hampir setiap anak adalah demam. Imunisasi campak adalah pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap sakit campak.
Sebenarnya, bayi yang baru lahir sudah memiliki sistem kekebalan alami dari ibu saat masih berada dalam kandungan. Namun, kekebalan tubuh tersebut hanya bertahan dalam beberapa minggu atau bulan saja, sehingga memerlukan imunisasi tambahan untuk membantu antibodi dalam tubuh Si Kecil secara alami. Bukan hanya demam saja yang menjadi komplikasi imunisasi campak, berikut ini beberapa komplikasi lainnya yang perlu ibu waspadai.
Baca juga: Ini Jadwal Imunisasi Dasar Anak yang Harus Diketahui
Bukan Hanya Demam, Ini Komplikasi Imunisasi Campak Lainnya
Pemberian pertama vaksin campak dilakukan saat anak berusia 9 bulan. Vaksin ini termasuk dalam program imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan di Indonesia. Setelah itu, anak harus menerima 2 dosis vaksin yang sama saat anak berusia 15–18 bulan dan 5–7 tahun. Selain anak-anak, imunisasi campak juga dapat diberikan pada remaja dan orang dewasa. Nah, pasca prosedur vaksinasi dilakukan akan ada sejumlah komplikasi imunisasi campak, salah satunya adalah demam.
Demam yang menyerang pasca imunisasi adalah reaksi normal saat obat sudah masuk ke dalam tubuh dan berusaha menciptakan antibodi. Bukan hanya demam saja, komplikasi imunisasi campak selanjutnya adalah munculnya kemerahan pada tubuh yang akan hilang dengan sendirinya dalam 3–4 hari. Jika anak mengalami demam, ibu bisa mengompres anak hingga suhu tubuhnya menurun. Bukan hanya demam saja, berikut ini sejumlah komplikasi imunisasi campak lainnya:
- Nyeri di Area Bekas Suntikan
Selain demam, komplikasi imunisasi yang sering terjadi adalah rasa sakit di sekitar area bekas suntikan. Pemberian imunisasi campak akan dilakukan di bagian lengan kiri anak. Nyeri akan ditambah dengan bekas kemerahan pada area suntikan. Jika kondisi ini terjadi pada Si Kecil, ibu bisa mengompresnya dengan handuk hangat. Jaga area tersebut jangan sampai tertekan.
Baca juga: Ini Imunisasi Anak yang Harus Diulang Hingga SD
- Sakit Kepala
Komplikasi selanjutnya adalah sakit kepala. Jika Si Kecil belum bisa mengatakan apa yang ia rasakan, bisa saja ia hanya menangis terus-menerus. Ibu tidak perlu khawatir, karena selain memberikan obat penurun demam, biasanya dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi rasa sakit pasca imunisasi dilakukan.
- Tidak Mau Minum Susu
Hal yang wajar saat pasca imunisasi anak jadi menolak susu atau makan. Hal tersebut terjadi karena tubuhnya merasa tidak nyaman setelah disuntik. Ibu hanya perlu menunggunya hingga benar-benar lapar, kemudian anak akan meminta susu dengan sendirinya.
- Alergi
Selain beberapa komplikasi yang telah disebutkan, anak bisa saja mengalami komplikasi yang jarang terjadi, yaitu alergi. Meski jarang terjadi, ibu harus tetap waspada. Apalagi jika gejala diikuti kesulitan bernapas, pembengkakan di area suntikan, atau tubuh yang lemas.
Baca juga: Ini 5 Imunisasi yang Wajib untuk Balita
Itulah sejumlah komplikasi imunisasi campak yang perlu ibu waspadai. Meskipun sejumlah komplikasi tersebut dapat membaik dengan sendirinya, tetapi ibu harus memeriksakan Si Kecil di rumah sakit terdekat saat komplikasi tidak kunjung membaik.
Referensi:
CDC. Diakses pada 2020. Vaccines and Preventable Diseases. MMR Vaccination: What Everyone Should Know.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Measles.
Medscape. Diakses pada 2020. Measles, Mumps, and Rubella Vaccine.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan