Daya Tahan Tubuh Lemah Bisa Sebabkan Skleroderma
Halodoc, Jakarta – Skleroderma merupakan sebuah penyakit yang berkaitan dengan daya tahan tubuh alias imunitas yang disebut sebagai penyakit autoimun. Skleroderma ditandai dengan pengerasan dan penebalan yang terjadi di kulit atau pada organ dalam tubuh. Penyakit ini terjadi karena sistem imunitas tubuh menyerang jaringan ikat dan menyebabkan kulit menjadi tebal atau keras.
Padahal, sistem imunitas pada manusia seharusnya bekerja untuk melindungi tubuh dari serangan virus atau bakteri penyebab penyakit. Dalam kasus ini, sistem imun bukannya melindungi, tetapi malah menyerang jaringan ikat kulit, bahkan sampai pada organ dalam tubuh. Penyakit ini juga bisa menyebabkan timbulnya jaring parut di paru-paru, ginjal, bahkan pengerasan pembuluh darah yang memicu kerusakan jaringan dan tekanan darah tinggi.
Meskipun belum diketahui secara pasti, tetapi kelainan gen dan faktor lingkungan diduga memicu penyakit ini. Obat untuk menyembuhkan skleroderma juga belum ditemukan. Namun, ada beberapa pengobatan dan terapi yang dapat membantu mengendalikan gejala yang muncul akibat penyakit ini. Kendati demikian, pengidap penyakit ini masih bisa hidup dan melakukan hal-hal yang produktif.
Gejala dan Cara Mengobati Skleroderma
Pada dasarnya, penebalan atau pengerasan kulit yang terjadi akibat skleroderma dibagi menjadi dua berdasarkan gejalanya. Pertama, gejala yang terlokalisasi yang menyerang di bagian kulit tertentu saja. Jenis skleroderma yang kedua menunjukkan gejala yang bersifat sistemik, yaitu gejala yang muncul dapat menyerang kulit, organ dalam, maupun sirkulasi darah.
Agar lebih jelas, yuk bahas ciri-ciri dari penyakit ini jika dilihat dari gejalanya!
1. Skleroderma Terlokalisasi
Kondisi ini bisa terjadi ke siapa saja, tetapi skleroderma terlokalisasi paling sering menyerang anak-anak. Pada kondisi yang satu ini, terdapat dua macam bentuk bercak keras di kulit, salah satu bentuk dari bercak tersebut adalah oval alias morphea.
Bercak yang berbentuk oval ini mulanya berwarna merah atau ungu, lalu secara perlahan bagian tengahnya akan berubah menjadi putih. Meskipun demikian, permukaannya tidak ditumbuhi bulu, hanya saja bisa menimbulkan rasa gatal serta bisa muncul pada kulit di mana saja. Namun, kondisi ini biasanya akan pulih dengan sendirinya setelah beberapa tahun.
Sementara bentuk lainnya adalah lurus (linear). Bercak yang memiliki bentuk ini biasanya berupa pengerasan kulit yang melintang dan sering ditemui pada kepala, lengan, tungkai, atau wajah. Jika dialami anak-anak maka bercak ini bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan. Oleh karena keberadaannya bisa berdampak pada otot atau tulang yang berada di bawah kulit.
2. Sklerosis Sistematis
Pada kondisi ini, gejala yang muncul tidak hanya terlokalisasi di kulit. Ada beberapa bagian tubuh atau organ yang bisa terdampak, seperti jantung, paru-paru, atau ginjal. Sklerosis sistematis cukup sering dialami oleh wanita berusia 30—50 tahun.
Kondisi ini dibagi dalam sklerosis sistematis tipe ringan atau disebut dengan limited cutaneous systemic sclerosis. Kondisi ini biasa diawali dengan perubahan bagian ujung jari tangan atau kaki menjadi pucat bila terpapar suhu dingin. Lalu secara perlahan, muncul penebalan kulit dan menyebabkan gangguan pada kulit wajah, tangan, lengan, tungkai, dan kaki.
Selain penebalan, penyakit ini juga sering menunjukkan ruam merah pada kulit dan rasa panas seperti terbakar di dada, hingga munculnya benjolan keras di bawah kulit. Sklerosis sistematis lainnya adalah diffuse systemic sclerosis yang ditandai dengan gangguan pada organ dalam dan perubahan kulit yang terjadi hampir di seluruh tubuh. Kondisi ini juga bisa menimbulkan gejala, seperti nyeri sendi, tubuh terasa lelah dan kaku pada sendi, serta penurunan berat badan.
Cari tahu lebih lanjut mengenai skleroderma atau masalah kesehatan lain dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi kesehatan terpercaya dan tips hidup sehat. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!
Baca juga:
- 4 Penyakit Autoimun yang Langka dan Berbahaya
- 5 Penyakit yang Bisa Memicu Terjadinya Bursitis
- Kenali Progeria, Penyakit yang Membuat Bayi Terlihat Tua Sebelum Waktunya