Dari Sakit Kepala sampai Sakit Pinggang, Dismenore Wajar Terjadi
Halodoc, Jakarta - Ketika datang bulan, sebagian besar wanita akan mengalami berbagai gejala tidak enak. Mulai dari sakit kepala, hingga sakit pinggang. Dalam medis, kondisi ini disebut dismenore, dan merupakan suatu hal yang wajar terjadi. Dismenore ditandai dengan adanya kram di bagian perut bawah, yang biasanya muncul sebelum atau saat menstruasi.
Intensitas nyeri haid atau dismenore pada setiap wanita dapat berbeda-beda. Ada yang ringan dan tidak mengganggu rutinitas, tetapi ada juga yang berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Berdasarkan kondisi yang mendasarinya, dismenore terbagi menjadi 2 jenis, yaitu dismenore primer dan sekunder. Lebih lanjut akan dijelaskan satu persatu:
1. Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjadi akibat otot rahim berkontraksi dengan kuat. Rasa nyeri ini muncul di perut bagian bawah dan terkadang menjalar hingga ke punggung bagian bawah dan paha. Biasanya, nyeri bisa muncul 1 -2 hari sebelum menstruasi datang, atau bahkan hingga menstruasi selesai.
Baca juga: Datang Bulan Tanpa Alami Dismenore, Wajarkah?
2. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri yang disebabkan oleh adanya masalah atau kondisi medis tertentu pada organ reproduksi. Pada dismenore sekunder, nyeri biasanya dimulai pada awal siklus menstruasi dan bertahan lebih lama dari kram menstruasi pada umumnya. Dalam banyak kasus, nyeri ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan ketika sudah melahirkan anak pertama.
Jika kamu mengalami nyeri haid yang berat, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter, agar diagnosis bisa dilakukan sesegera mungkin. Sekarang, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.
Berbagai Kondisi Medis yang Mendasari Dismenore Sekunder
Seperti telah dijelaskan tadi, bahwa dismenore sekunder terjadi karena adanya masalah atau kondisi medis pada organ reproduksi yang mendasarinya. Namun, kondisi medis apa saja yang dapat mendasari dismenore sekunder? Berikut beberapa di antaranya, yang perlu diwaspadai:
1. Endometriosis
Kondisi ini terjadi karena jaringan yang melapisi lapisan rahim malah tumbuh di bagian tubuh lain, seperti ovarium, tuba falopi, atau jaringan yang melapisi panggul. Gejala khas dari kondisi ini adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah yang biasanya bertambah parah saat menstruasi.
Baca juga: Bolehkah Minum Pereda Nyeri Jika Alami Dismenore?
2. Fibroid Rahim
Merupakan tumor jinak yang biasanya muncul di bagian atas atau di dalam otot rahim. Kemunculan benjolan tumor di dalam otot rahim ini dapat memberikan tekanan pada rahim yang bisa menimbulkan rasa nyeri saat menstruasi. Tumor ini dapat berkembang menjadi sebuah atau beberapa benjolan dengan ukuran yang berbeda-beda.
3. Radang Panggul
Kondisi ini terjadi akibat adanya infeksi bakteri pada organ reproduksi wanita, seperti rahim, leher rahim (serviks), ovarium, atau tuba falopi. Infeksi ini akan menimbulkan rasa nyeri saat datang bulan dan menyebabkan radang pada organ reproduksi.
4. Adenomiosis
Merupakan kondisi langka, yaitu ketika jaringan yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh menembus dinding rahim (miometrium). Kondisi ini menyebabkan perdarahan yang terjadi saat menstruasi lebih berat sekaligus lebih lama dari biasanya. Orang yang mengalami kondisi ini juga sering kali mengalami rasa sakit yang intens selama menstruasi berlangsung.
5. Stenosis Serviks
Stenosis serviks atau penyempitan leher rahim merupakan kondisi di mana serviks menyempit bahkan tertutup. Kondisi ini menghambat aliran darah menstruasi menuju vagina. Akibatnya, terjadilah peningkatan tekanan di dalam rahim dan menyebabkan rasa sakit.
Baca juga: Benarkah Kunyit Ampuh untuk Atasi Dismenore?
Kapan Perlu Waspada?
Meski dismenore adalah hal yang wajar terjadi, jika rasa sakit yang dialami sangat intens dan menyakitkan, segeralah diskusikan kondisi yang dialami dengan dokter. Kamu juga perlu waspada dan segera ke dokter jika:
-
Rasa sakit yang semakin parah.
-
Kram masih terus terjadi, padahal masa menstruasi sudah selesai.
-
Keluhan bertambah, misalnya disertai demam.
-
Rasa sakit dan kram ini terjadi semakin sering.
Sering kali nyeri haid parah bisa jadi tanda adanya kondisi medis serius yang memerlukan penanganan segera. Semakin cepat keluhan terdiagnosis oleh dokter, maka pengobatan bisa dilakukan lebih awal. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Tunggu apa lagi? Yuk download aplikasinya sekarang!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan