Dapat Izin BPOM, Ini 5 Hal tentang Vaksin Corona Sinovac
Halodoc, Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada vaksin corona Sinovac di Indonesia. Dengan diberikannya izin tersebut, vaksin Sinovac bisa digunakan dalam proses vaksinasi mulai 13 Januari 2021.
Indonesia diketahui membeli vaksin corona buatan perusahaan farmasi China tersebut sebanyak 1,2 juta dosis pada tanggal 6 Desember yang lalu, kemudian akan ada 1,8 juta dosis vaksin siap suntik dan 45 juta dosis bahan baku pembuatan vaksin corona yang akan tiba di Indonesia pada Januari ini.
Pada tanggal 11 Januari, Majelis Ulama Indonesia (MUI) resmi mengeluarkan fatwa kehalalan vaksin corona produksi Sinovac. Melansir dari Kompas, ketua BPOM, Penny Lukito mengumumkan bahwa BPOM memberikan EUA yang pertama kali kepada vaksin corona produksi Sinovac Biotech Incorporated yang bekerja sama dengan PT Bio Farma, sehingga vaksin corona tersebut sudah bisa digunakan dalam vaksinasi.
Baca juga: Proses Pemberian Ijin BPOM Vaksin Corona
Namun, sebelum mendapatkan vaksin corona tersebut, ada baiknya kamu mengetahui dulu beberapa hal tentang vaksin Sinovac berikut ini:
1.Izin Diberikan Setelah Kajian Hasil Uji Klinis
BPOM tidak memberikan izin penggunaan darurat begitu saja pada vaksin Sinovac, melainkan setelah kajian hasil uji klinis tahap III vaksin yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Selain itu, BPOM juga melakukan kajian terhadap hasil uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Brasil dan Turki. Berdasarkan analisis hasil uji klinis tersebut, vaksin corona Sinovac dipastikan aman.
Penny mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, vaksin coronavax aman dengan efek samping yang bersifat ringan sampai sedang. Vaksin buatan Sinovac ini akan diberikan dalam dua dosis. Selain di Indonesia, vaksin Sinovac sudah digunakan di beberapa negara seperti Brasil, Turki dan Chile.
2.Efikasi atau Khasiat Vaksin Sinovac
BPOM juga sudah meneliti efikasi atau khasiat vaksin Sinovac. Vaksin corona tersebut dinilai mampu membentuk antibodi di dalam tubuh dan membunuh atau menetralkan virus corona (imunogenitas).
Berdasarkan hasil analisis uji klinis fase III di Bandung, vaksin Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3 persen. Hal itu sudah sesuai dengan persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan bahwa minimal efikasi vaksin adalah 50 persen. Meski begitu, pemerintah Indonesia akan terus memantau untuk melihat efek samping vaksin dalam jangka panjang.
3.Bisa Memicu Respon Imun dengan Cepat
Vaksin Sinovac bekerja dengan menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan risiko respons penyakit yang serius. Menurut sebuah hasil uji coba awal di China, vaksin corona Sinovac Biotech bisa memicu respons kekebalan tubuh yang cepat.
Namun, tingkat antibodi yang dihasilkannya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang sudah pulih dari infeksi COVID-19. Meski begitu, para peneliti mengungkapkan hasil tersebut bisa memberikan perlindungan yang cukup.
Salah satu peneliti, Zhu Fengcai mengungkapkan bahwa CoronaVac mampu memicu respons antibodi yang cepat dalam empat minggu setelah imunisasi dengan pemberian dua dosis vaksin dengan jeda waktu 14 hari.
4.Vaksin Lemah pada Lansia
Walaupun vaksin Sinovac bisa memicu respons imun yang cepat, namun tidak demikian halnya pada orang yang sudah lanjut usia atau lansia. Respon kekebalan yang dipicu oleh vaksin tersebut sedikit lebih lemah pada lansia bila dibandingkan dengan orang dewasa dengan usia yang lebih muda. Meski begitu, vaksin Sinovac aman untuk lansia.
Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Lemah pada Lansia, Apa Alasannya?
5.Penyimpanan Vaksin
Keunggulan lain vaksin Sinovac adalah vaksin tersebut bisa disimpan di lemari es standar pada suhu 2-8 derajat Celcius. Jadi, bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang belum mempunyai standar vaccine refrigerator (sesuai pre-kualitifkasi WHO), bisa menyimpan vaksin Sinovac di lemari es domestik atau rumah tangga. Bila disimpan sesuai aturan, vaksin tersebut bisa bertahan hingga tiga tahun.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah ruang penyimpanan vaksin harus terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung. Vaksin perlu disimpan secara terpisah dalam rak yang berbeda dengan vaksin rutin lainnya. Vaksin corona juga tidak boleh diletakkan berdekatan dengan evaporator. Agar suhu penyimpanan vaksin tetap terjaga, perlu dipantau setidaknya dua kali dalam sehari.
Baca juga: Begini Skema Pemberian Vaksin Corona yang Direncanakan
Itulah beberapa hal yang perlu diketahui tentang vaksin corona Sinovac. Bila kamu ingin bertanya lebih lanjut mengenai vaksin corona, seperti persiapan sebelum vaksin maupun efek sampingnya, kamu bisa bertanya langsung pada dokter Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter yang terpercaya kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.