Dampak Negatif Ibu Hamil yang Kekurangan Kolin
Halodoc, Jakarta - Demi tetap sehat dan bugar setiap saat, tubuh memerlukan sejumlah nutrisi. Terlebih ketika sedang hamil, ketika asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh akan terbagi menjadi dua, untuk ibu dan untuk sang janin yang masih berkembang di dalam rahim. Salah satunya adalah kolin. Untuk ibu hamil, kolin juga menjadi nutrisi dan sumber gizi untuk janin, oleh karena itu, ibu perlu memerhatikan jumlah asupan hariannya. Jangan sampai tubuh ibu kekurangan kolin, karena akan membahayakan kesehatan ibu dan sang buah hati.
Apa Itu Kolin dan Berapa Jumlah Asupan Harian yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil?
Kolin memiliki struktur bentuk yang hampir mirip dengan vitamin B, tetapi senyawa ini bukan termasuk ke dalam golongan vitamin. Pada dasarnya, kolin dibentuk secara alamiah di dalam tubuh. Namun, jumlahnya masih belum cukup, sehingga dibutuhkan asupan dari luar agar kebutuhan tubuh akan nutrisi ini menjadi terpenuhi.
Kolin bisa ditemukan pada berbagai makanan yang mengandung lemak alami, seperti daging ayam, hati sapi, kacang merah, telur, kacang kedelai, bayam, jamur, yoghurt, dan susu. Ini disebabkan karena terdapat senyawa yang berperan untuk membentuk lemak di dalam kolin. Pada wanita, asupan kolin harian yang dibutuhkan adalah sebesar 425 miligram. Ketika sedang hamil, jumlah ini meningkat menjadi 450 miligram setiap hari.
Apa Manfaat Kolin untuk Tubuh?
Pada kondisi normal, tubuh membutuhkan kolin untuk membantu kinerja berbagai sistem di bagian dalam. Apabila kolin yang ada di dalam tubuh tidak mencukupi, maka tubuh akan menunjukkan gejala seperti lemas, kurang fokus, daya ingat menurun, nyeri otot, suasana hati tidak menentu, hingga kerusakan saraf. Tidak hanya itu, kolin juga melindungi organ hati dari bahaya penumpukan kolesterol dan trigliserida.
Baca juga: 5 Kondisi yang Membahayakan Janin
Bagi ibu hamil, kolin membantu mencegah terjadinya perlemakan hati dan berbagai penyakit hati yang lain. Begitu pula dengan penurunan daya ingat ketika memasuki usia kehamilan trimester ketiga. Asupan kolin yang cukup akan mencegah penurunan fungsi otak. Dengan demikian, tidak hanya ibu, janin di dalam rahim pun akan memiliki daya ingat yang lebih baik ketika lahir nantinya.
Dampak Ibu Hamil yang Kekurangan Kolin
Dampak pertama yang akan terlihat ketika ibu hamil tidak mendapatkan asupan kolin sesuai kebutuhan adalah terjadinya gangguan pada fungsi otak janin. Ini dibuktikan melalui sebuah studi yang dilakukan oleh University of Illinois yang telah dipublikasikan dalam Division of Nutritional Science.
Bahkan, penelitian lain yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology mengatakan bahwa ibu hamil yang kekurangan kolin akan memiliki risiko tinggi terjadinya kelainan tabung saraf pada janin, seperti anencephaly atau spina bifida. Ini disebabkan karena kerja sama antara senyawa kolin dan vitamin B juga asam folat untuk mendukung kinerja otak yang lebih maksimal.
Jadi, ibu hamil yang memiliki kadar asam folat rendah dalam tubuh bisa diganti dengan kolin, tentunya jika asupan harian senyawa ini terpenuhi. Jika keduanya tidak mencukupi, maka risiko janin mengalami kelainan otak dan gangguan pada sumsum tulang belakang akan lebih tinggi. Selain itu, kandungan kolin yang juga ditemukan pada ASI akan mengurangi sumber nutrisi pada ASI saat diberikan pada bayi, sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi tidak maksimal.
Baca juga: Perlukah Wanita Minum Susu Khusus Ibu Hamil
Oleh karena itu, penting untuk ibu hamil tetap menjaga asupan nutrisi agar janin di dalam rahim turut berkembang dengan sempurna. Jika ibu membutuhkan saran dokter mengenai kehamilan, download saja aplikasi Halodoc dan pilih layanan Tanya Dokter. Aplikasi Halodoc ini juga bisa ibu pakai untuk membeli obat, vitamin, dan melakukan cek lab tanpa perlu keluar rumah.