Cuci Tangan Lebih Baik dari Hand Sanitizer, Ini Alasannya
Halodoc, Jakarta - Bagi sebagian orang, hand sanitizer boleh dibilang menjadi barang ‘wajib’ yang perlu selalu dibawa di tengah pandemi COVID-19. Pembersih tangan yang satu ini dinilai awam cukup efektif untuk membunuh kuman-kuman di tangan.
Sebenarnya, hand sanitizer bukan hal yang baru. Pada 1996, Lupe Hernandez, mahasiswa perawat dari Bakersfield, California, AS mematenkan ide gel berbasis alkohol untuk membersihkan tangan ketika fasilitas cuci tangan tidak tersedia.
Namun, baru setelah pandemi flu babi (H1N1) pada tahun 2009 produk tersebut beralih. Hand sanitizer, yang awalnya digunakan di institusi, menjadi suatu barang yang dibawa oleh masyarakat.
Di tahun 2009, penjualan gel berbasis alkohol dan tisu antibakteri di AS melonjak lebih dari 70 persen dalam enam bulan. Kurang lebih hampir serupa dengan situasi saat ini, bukan?
Pertanyaannya, benarkah hand sanitizer ampuh untuk membunuh kuman di tangan? Bagaimana bila hand sanitizer disandingkan dengan sabun dan air, mana yang lebih unggul?
Baca juga: Lebih Baik Cuci Tangan dengan Sabun Khusus atau Sabun Mandi?
1.Tak Efektif Membunuh Virus
Menurut sebuah studi tahun 2019 di American Society for Microbiology, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lebih efektif daripada setetes gel dari hand sanitizer. Mencuci dengan sabun mengeluarkan sel-sel virus dari tangan kita, dan membilasnya dengan air akan menghilangkan virus sepenuhnya, serta membuangnya langsung ke saluran pembuangan.
2.Tak Menghilangkan Semua Kuman
Pembersih tangan berbasis alkohol memang mampu mengurangi jumlah mikroba di tangan dalam beberapa situasi. Namun, hand sanitizer tidak mampu menghilangkan semua jenis kuman. Menurut ahli di Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mencuci tangan dengan sabun dan air lebih efektif daripada hand sanitizer dalam menghilangkan kuman tertentu.
Jika digunakan dengan cara yang benar, hand sanitizer berbahan dasar alkohol memang dapat menonaktifkan banyak jenis mikroba dengan sangat efektif. Namun, masih banyak yang keliru menggunakan pembersih tangan ini. Misalnya, tidak menggunakan hand sanitizer dalam jumlah atau volume yang cukup besar.
3.Tidak Efektif pada Tangan Kotor atau Berminyak
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hand sanitizer mampu bekerja dengan baik dalam pengaturan klinis seperti rumah sakit. Di situasi tersebut, tangan bersentuhan dengan kuman, tetapi umumnya tidak terlalu kotor atau berminyak.
Menurut CDC, pembersih tangan dapat bekerja dengan baik, untuk melawan jenis kuman tertentu pada tangan yang sedikit kotor. Namun, tangan bisa saja menjadi berminyak dan kotor dalam lingkungan komunitas. Misalnya kotor karena berolahraga, bermain atau bekerja di taman, hingga kegiatan lainnya.
Nah, di situasi ini hand sanitizer mungkin tak akan bekerja dengan baik. Oleh sebab itu, para ahli menganjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, bila tangan dalam kondisi berminyak dan kotor.
Baca juga: Jarang Cuci Tangan? Waspada 5 Penyakit Ini
4.Tak Menghilangkan Bahan Kimia Berbahaya
Selain tiga hal di atas, mencuci tangan dengan hand sanitizer mungkin juga tak dapat menghilangkan bahan kimia berbahaya. Contohnya seperti pestisida dan logam berat lainnya.
Penggunaan hand sanitizer diduga tidak dapat menghilangkan atau menonaktifkan banyak jenis bahan kimia berbahaya. Nah, para ahli menyarankan sebaiknya cucilah tangan dengan sabun dan air mengalami setelah menyentuh bahan kimia berbahaya.
Baca juga: Cegah Corona dengan Cuci Tangan, Perlukah Pakai Sabun Khusus?
Hand Sanitizer, Kapan Sebaiknya Digunakan?
Ingat, mencuci tangan merupakan cara paling simpel dan efektif untuk mencegah penyebaran kuman penyakit. Di samping itu, di tengah pandemi COVID-19 ini kita harus lebih ekstra menjaga kebersihan tangan.
Alasannya jelas, tangan yang bersih mampu menghentikan penyebaran kuman dari satu orang ke orang lain, dan ke seluruh komunitas (dari rumah hingga tempat kerja).
Nah, meski mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun lebih efektif ketimbang menggunakan hand sanitizer, bukan berarti pembersihan tangan berbasis alkohol ini perlu disingkirkan. Hand sanitizer bisa dimanfaatkan bila sabun atau air tidak tersedia. Di situasi ini hand sanitizer bisa menjadi ‘penyelamat’ dirimu dari ancaman bakteri, virus, dan kuman yang hingga di tangan.
Pilihlah hand sanitizer berbahan dasar alkohol yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol. Menurut penelitian hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol antara 60–95 persen lebih efektif dalam membunuh kuman, dibandingkan dengan konsentrasi alkohol lebih rendah atau pembersih tangan berbasis non-alkohol.
Hand sanitizer tanpa kandungan alkohol di bawah tak bekerja dengan baik untuk membunuh banyak jenis kuman. Hand sanitizer seperti ini hanya mengurangi pertumbuhan kuman, bukan membunuhnya secara langsung.
Perhatikan pula cara menggunakan hand sanitizer yang benar. Tuangkan hand sanitizer (baca label untuk mengetahui jumlah yang benar), dan gosokan ke permukaan hingga sela-sela jari tangan sampai benar-benar kering.
Nah, kini kamu bisa membeli produk pembersih tangan, seperti sabun cuci tangan, hand sanitizer, tisu basah, dan lainnya melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa membelinya kapan sana dan di mana saja. Jadi, tunggu apa lagi? Download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
CDC. Diakses pada 2020. Show Me the Science – When & How to Use Hand Sanitizer in Community Settings
Minnesota Department of Health. Diakses pada 2020. How It Works: Cleaning Hands with Waterless Hand Sanitizer
The Guardian. Diakses pada 2020. Hand sanitizer or hand washing: which is better against coronavirus?
Kemenkes - Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Diakses pada 2020. 5 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan