Cermati 3 Fakta Bahaya Kafein Bagi Pengidap Diabetes

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 September 2017
Cermati 3 Fakta Bahaya Kafein Bagi Pengidap DiabetesCermati 3 Fakta Bahaya Kafein Bagi Pengidap Diabetes

Halodoc, Jakarta – Tak dipungkiri di tengah aktivitas yang sedang dilakukan, rasa mengantuk sering datang. Banyak orang yang menyarankan untuk meminum kopi agar rasa kantuknya hilang. Hal ini karena kopi memiliki kandungan utama kafein yang berfungsi mengaktifkan sistem saraf pusat, melawan rasa lelah, serta meningkatkan konsentrasi dan fokus. Terdapat penelitian, efek stimulan yang ada di kafein tersebut bisa langsung terasa 15 menit setelah minum kafein dan bertahan sampai enam jam lamanya.

Walaupun kafein memang ampuh mengusir rasa kantuk, disarankan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi kafein dalam sehari. Terutama bagi kamu yang mengidap penyakit diabetes tipe 2. Bukan hanya membuat mata melek dan segar, namun terdapat risiko bahaya kafein bagi pengidap diabetes yang siap mengintai dan mendekat. Beberapa penelitian memberikan hasil jika kafein bisa mempengaruhi cara tubuh menggunakan gula dan mungkin memperparah penyakit diabetes.

Fakta Bahaya Kafein Bagi Pengidap Diabetes
1.  Terdapat penelitian kecil di Amerika Serikat yang menunjukkan jika minum empat cangkir atau lebih kopi dalam sehari bisa meningkatkan kadar gula darah pada pengidap diabetes tipe 2. Ada lagi penelitian lain, bagi pengidap diabetes yang mengonsumsi kapsul berisi kafein sama saja dengan sekitar empat cangkir kopi. Gula darah juga naik setelah sarapan, makan siang, dan makan malam. Bahaya kafein membuat mereka menjadi lebih sulit mengelola kondisi diabetes yang diidap.

2.  Bila terbiasa mengonsumsi kafein dalam jangka waktu yang lama bisa berdampak pada sensitivitas glukosa dan insulin. Terbiasa minum kafein kemungkinan membuat insulin tidak sensitif, alias tidak bekerja dengan baik.

3.  Fakta lain bahaya kafein bagi pengidap diabetes yakni minum kafein sebelum makan bisa meningkatkan kadar gula darah (glukosa) para pengidap diabetes tipe 2 setelah mereka makan. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan resistensi insulin dan membuat kafein berbahaya bagi orang yang sudah mengidap diabetes tipe 2.

Berbeda dengan pengidap diabetes, bahaya kafein tidak berpengaruh bagi kamu yang tidak mengidap diabetes. Kafein diduga bisa menurunkan risiko terkena penyakit diabetes pada non-pengidap. Namun hal ini bukan berarti kamu boleh mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak. Bagi orang dewasa yang tidak mengidap diabetes, mengonsumsi kafein baiknya dibatasi hanya sampai 400 mg per hari. Kadar tersebut bukan hanya berasal dari minum kopi, tapi juga minuman-minuman lain yang mengandung kafein seperti teh, minuman ringan, cokelat, atau obat.

Perlu diketahui jika pengaruh kafein berbeda-beda bagi tiap orang. Bila kamu mengidap diabetes atau sedang berjuang untuk mengontrol kadar gula darah, sebaiknya membatasi dalam mengonsumsi kafein dalam minuman kamu. Bagi kamu yang sudah mengidap diabetes, satu cangkir kopi itu sudah cukup dan masih diperbolehkan bagi tubuh. Asalkan tubuh tidak mengalami efek samping seperti jantung yang berdebar-debar. Selain itu, disarankan agar membiasakan diri mengonsumsi kopi tanpa gula. Hal ini karena asupan gula sendiri sebenarnya sudah banyak tercukupi dari makanan lain.

Supaya kamu lebih memahami bahaya kafein baik untuk pengidap diabetes maupun non pengidap, kamu bisa bertanya  pada dokter untuk memperoleh informasi lebih lengkap tentang kafein maupun diabetes. Ada aplikasi Halodoc yang merupakan aplikasi kesehatan yang bisa kamu gunakan kapan saja dan di mana saja. Dalam aplikasinya, Halodoc bekerjasama dengan ribuan dokter yang terbagi baik dokter umum maupun spesialis yang siap sedia membantu memberikan solusi bagi masalah kesehatan kamu.

Kamu bisa berdiskusi dengan dokter melalui metode chat, video atau voice call lewat menu Contact Doctor dan bisa membeli kebutuhan medis seperti obat atau suplemen melalui smartphone di menu Pharmacy Delivery yang pastinya cepat, aman, dan nyaman. Tunggu apalagi download sekarang juga aplikasi Halodoc pada Google Play dan App Store untuk menggunakannya.

BACA JUGA: 4 MITOS & FAKTA DIABETES YANG HARUS DIKETAHUI