Cegah Alergi pada Anak dengan Pilih Susu yang Tepat
Halodoc, Jakarta - Kasus alergi pada anak bukan kondisi medis yang langka. Menurut penelitian, alergi memengaruhi sekitar 30-40 persen orang di seluruh dunia. Kebanyakan kasusnya dialami oleh anak-anak. Cukup banyak, bukan?
Alergi terdiri dari berbagai macam, contohnya alergi makanan atau rhinitis (peradangan di lapisan dalam hidung, paling sering dipicu oleh alergi). Nah, menurut data dari World Allergy Organization (WAO), sekitar 200-300 juta orang mengidap alergi makanan, sedangkan 400 juta lainnya mengidap rhinitis.
Hal yang perlu ditegaskan sekali lagi, kasus alergi ini sering dialami anak-anak ketimbang orang dewasa. Lantas, faktor apa yang memicu alergi pada Si Kecil? Lalu, bagaimana cara mencegah alergi pada anak?
Baca juga: Ketahui Penyebab Munculnya Alergi pada Anak
Faktor Genetik dan Pentingnya Tes Alergi
Kasus alergi pada anak umumnya bersifat genetik. Dengan kata lain, anak lebih berisiko mengidap alergi bila salah satu atau kedua orangtuanya memiliki riwayat alergi.
Menurut jurnal Paediatrics & Child Health - Oxford Academic, anak yang memiliki ayah atau ibu dengan riwayat alergi, memiliki risiko alergi hingga 30-50 persen. Risiko ini meningkat hingga 60-80 persen apabila kedua orangtuanya mengidap alergi.
Ada cara mandiri untuk melakukan pemeriksaan risiko alergi pada anak. Misalnya melalui Allergy Risk Screener dari Nutriclub. Melalui pemeriksaan online ini, ibu dan ayah bisa mengetahui ada atau tidaknya kemungkinan Si Kecil mengidap alergi, cukup dengan 3 menit bisa mendapatkan hasil personalized untuk risiko alergi si Kecil sebagai langkah awal pencegahan alergi.
Selain itu, pemeriksaan risiko alergi ini juga bisa dilakukan lewat beragam tes, seperti uji cukit kulit (skin prick test), pemeriksaan IgE spesifik dalam darah, hingga uji tempel kulit. Menurut IDAI, mengidentifikasi alergen pencetus alergi amat penting untuk perencanaan tatalaksana komprehensif penyakit alergi.
Alergi pada anak bukan kondisi yang bisa dipandang sebelah mata. Kondisi medis ini bisa memberikan dampak negatif jangka panjang pada Si Kecil, sehingga mengganggu tumbuh kembang dan kualitas hidupnya. Ada beragam komplikasi fisik yang bisa terjadi ketika anak mengalami alergi.
Contohnya asma, rhinitis, dan infeksi pada telinga atau paru-paru, hingga syok anafilaksis. Hati-hati, syok anafilaksis ini bisa menyebabkan kematian pada anak bila tak segera ditangani.
Pada beberapa kasus, alergi bisa menimbulkan dampak psikologis pada anak. Alergi ini bisa membuat anak menjadi murung, mudah marah, sulit berkonsentrasi, hingga depresi.
Lantas, apa yang sebaiknya orangtua lakukan orangtua menyoal alergi pada anak? Langkah utama yang dilakukan yaitu mendeteksi risiko alergi pada anak, untuk menentukan seberapa besar risikonya terkena alergi. Langkah melalui tes alergi ini amat penting dilakukan agar Si KEcil tak mengalami reaksi alergi di kemudian hari.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tes alergi diperlukan untuk membantu mengetahui faktor pencetus gejala alergi, bukan untuk menegakkan diagnosis penyakit alergi. Tes ini ditujukan pada pasien dengan gejala yang dicurigai sebagai penyakit alergi yang berat, persisten, atau berulang tanpa jelas diketahui pemicunya.
Baca juga: Ini 4 Alergi Kulit Ini Bisa Terjadi pada Bayi
Cegah Alergi dengan Nutrisi yang Tepat
Cara mencegah alergi pada anak salah satu dapat melalui pemberian asupan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya. Dilansir dari IDAI, ASI berperan besar dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi.
Masih menurut IDAI, komponen imunomodulator pada ASI seperti imunoglobulin A (IgA) dan lactoferrin, berperan dalam modulasi mikrobiota dalam usus, yang telah diketahui berperan dalam menghambat munculnya alergi. Di samping itu, ASI juga kaya nutrisi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.
Berdasarkan penelitian di Qatar, menyusui lebih dari 6 bulan bersifat protektif terhadap munculnya penyakit alergi dibandingkan kurang dari 6 bulan. Sementara itu, studi di Jepang menunjukkan pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan atau lebih, dapat bersifat preventif terhadap asma pada masa anak-anak. Singkat kata, menurut IDAI pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan bermanfaat untuk pencegahan penyakit alergi.
Nah, ketika Si Kecil telah melewati masa ASI eksklusif, pemberian gizi dan nutrisi lainnya perlu diberikan demi pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk kasus alergi pada anak, pemberian prebiotik, probiotik, sinbiotik dinilai dapat meminimalkan risiko alergi pada anak.
Probiotik merupakan bakteri baik yang berada di sistem pencernaan tubuh. Probiotik ini dapat memelihara dan melindungi sistem pencernaan dari macam-macam serangan penyakit. Sedangkan prebiotik adalah oligosakarida yang merupakan makanan probiotik. Sementara itu, sinbiotik adalah campuran probiotik dan prebiotik.
World Allergy Organization (WAO) merekomendasikan penggunaan probiotik pada wanita yang menyusui bayi yang berisiko tinggi mengalami alergi, dan penggunaan probiotik pada bayi yang berisiko tinggi mengalami alergi. Di samping itu, WAO juga merekomendasikan prebiotik dalam pencegahan utama alergi pada bayi yang disusui non-eksklusif.
Bagaimana dengan sinbiotik? Sinbiotik dirancang untuk meningkatkan kelangsungan hidup bakteri baik (seperti probiotik) di usus besar, menghambat pertumbuhan bakteri jahat, hingga memperbaiki komposisi mikroba di saluran pencernaan. Sinbiotik merupakan kombinasi dari prebiotik seperti FOS:GOS dan prebiotik seperti B.breve
Baca juga: Inilah 5 Makanan yang Paling Sering Sebabkan Alergi pada Anak
Nah, dengan sistem pencernaan yang prima, lapisan dinding usus pun akan menjadi lebih kuat dan tak mudah bereaksi terhadap makanan yang bisa memicu alergi.
Bakteri baik dalam saluran cerna juga bisa meningkatkan kinerja sel-sel imun dalam sistem kekebalan tubuh, sehingga mampu mencegah terjadinya alergi di luar usus.
Jangan Asal Pilih Sinbiotik
Sinbiotik memiliki manfaat menyoal alergi pada anak, salah satunya dalam kasus dermatitis atopik. Menurut sebuah penelitian di JAMA Pediatrics, sinbiotik dapat dimanfaatkan untuk pengobatan dermatitis atopik, terutama sinbiotik dengan strain bakteri campuran.
Nah, meski memiliki beragam manfaat, memilih sumber sinbiotik pada anak sebaiknya harus dilakukan dengan cermat.
Pilihlah produk sinbiotik spesifik kombinasi dari prebiotik FOS:GOS dan probiotik B.breve yang sudah dipatenkan dan terbukti secara klinis, contohnya seperti yang terdapat pada Nutrilon Royal Prosyneo. Nutrilon Royal Prosyneo adalah susu yang dapat mencegah risiko sensitivitas pada anak.
Susu ini menjadi susu pertama dan satu-satunya formula protein terhidrolisa parsial (PHP) dengan SYNEO, yang dapat mendukung daya tahan tubuh Si Kecil dengan riwayat sensitivitas pada keluarga.
Nutrilon Royal Prosyneo diformulasikan dengan SYNEO, yaitu kombinasi sinbiotik yang telah dipatenkan dan terbukti klinis menurunkan risiko sensitivitas.
Mau tahu apa saja keistimewaan Nutrilon Royal Prosyneo?
1. SYNEO adalah kombinasi sinbiotik unik yang telah dipatenkan, terdiri dari prebiotik oligosakaria scGOS/lcFOS (9:1) dan probiotik Bifidobacterium breve M-16V.
2. Mengandung 100 persen protein whey terhidrolisa parsial dengan sensitivitas lebih rendah dan mudah dicerna.
3. Mengandung omega 3, omega 6, dan zat besi yang mendukung kemampuan berpikir.
4. Vitamin C dan E yang mendukung fungsi daya tahan tubuh.
5. Dilengkapi 13 vitamin dan 14 mineral yang mendukung pertumbuhan optimal.
Nah, bagaimana tertarik untuk mencoba susu untuk demi menjaga kesehatan dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak?
Mau tahu lebih jauh tentang cara mencegah alergi pada anak? Ibu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Referensi:
IDAI. Diakses pada 2020. Rekomendasi Pencegahan Primer Alergi
IDAI. Diakses pada 2020. Perlukah Tes Alergi?
IDAI. Diakses pada 2020. Tips Menghindari Pencetus Alergi.
Asia Pacific Association of Allergy, Asthma and Clinical Immunology. Diakses pada 2020. The prevalence of allergic diseases in school children of metropolitan city in Indonesia shows a similar pattern to that of developed countries
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Allergies
Paediatrics & Child Health-Oxford Academic. Diakses pada 2020. Allergies in Children
BioMed Central. Diakses pada 2020. World Allergy Organization-McMaster University Guidelines for Allergic Disease Prevention (GLAD-P): Probiotics
World Allergy Organization. Diakses pada 2020. WAO White Book on Allergy
JAMA Pediatrics. Diakses pada 2020. Synbiotics for Prevention and Treatment of Atopic Dermatitis. A Meta-analysis of Randomized Clinical Trials.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan