Cedera Otak Bisa Sebabkan Disartria
Halodoc, Jakarta - Benturan pada kepala adalah sesuatu yang tidak boleh kamu sepelekan. Benturan yang terjadi terlalu keras akibat pukulan, kecelakaan, benturan benda keras, atau cedera saat olahraga dapat memengaruhi otak bahkan menyebabkan hal yang lebih fatal lagi seperti gegar otak. Benturan tersebut dapat mengganggu fungsi otak, salah satunya adalah disartria. Disartria adalah kondisi di mana otot-otot yang aktif ketika manusia berbicara menjadi melemah atau kesulitan untuk dikontrol. Otot-otot yang dimaksud adalah otot pada bibir, lidah, pita suara, dan diafragma.
Disartria sendiri tidak hanya dipicu oleh benturan di kepala, tetapi beberapa kondisi juga dapat menyebabkan gangguan bicara ini. Penyebab disartria yang lain yaitu:
-
Stroke.
-
Tumor otak.
-
Penyakit Parkinson.
-
Penyakit autoimun pada saraf, yaitu multiple sclerosis.
Namun tak hanya kondisi seperti di atas yang dapat menyebabkan kondisi seseorang mengalami kesulitan pengendalian otot wajah. Berikut adalah sejumlah faktor risiko yang perlu juga diperhatikan dan diwaspadai karena mampu meningkatkan potensi disartria pada seseorang walau tak memiliki riwayat penyakit-penyakit seperti di atas.
-
Lanjut usia
-
Ketergantungan obat terlarang atau penyalahgunaan alkohol
-
Efek samping obat tertentu yang memengaruhi sistem saraf pusat. Contoh paling umum adalah obat terlarang atau narkotika serta obat penenang yang mampu meningkatkan potensi terserang disartria.
Gejala Disartria
Apabila suatu hari kamu pernah mengalami benturan pada kepala sehingga disinyalir mengganggu fungsi otak, kamu harus waspada akan munculnya gejala yang mengindikasikan kamu terserang disartria. Gejala disartria yang muncul saat kamu terserang penyakit ini antara lain:
-
Keanehan pada volume dan irama bicara.
-
Sulit mengunyah dan menelan makanan.
-
Karena sulit menelan (disfagia), maka air liur mudah keluar tanpa bisa dikontrol.
-
Sulit ketika menggerakkan lidah dan otot-otot sekitar wajah.
-
Tegang, sengau, cadel, dan serak saat bicara.
-
Nada bicara mendadak monoton.
-
Bicara menjadi lebih lambat atau terlalu cepat sehingga lawan bicara menjadi sulit memahami maksudnya.
-
Volume bicara sangat kecil atau bahkan terlalu keras sehingga mengganggu komunikasi dengan orang lain dan membuat tidak nyaman.
Diagnosis Disartria
Untuk mengidentifikasi penyakit ini, maka dokter akan memeriksakan kondisi pasien berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh pasien. Beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyebab disartria antara lain:
-
Uji pencitraan, seperti MRI atau CT scan untuk mendapatkan gambar detail dari otak, kepala dan leher. Hal ini membantu dokter mengidentifikasi gangguan bicara.
-
Pemeriksaan otak dan saraf, bisa membantu memetakan sumber dari gejala yang dirasakan.
-
Tes urine dan darah, untuk mengidentifikasi adanya penyakit penyebab infeksi atau peradangan.
-
Spinal tap. Dokter akan mengambil sampel cairan otak untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.
-
Biopsi otak, akan dilakukan jika dokter mencurigai tumor otak sebagai penyebab disartria. Dokter akan mengambil sampel jaringan otak untuk diuji.
-
Tes Neuropsikologis, tes ini ditujukan untuk mengukur kemampuan berpikir, kemampuan memahami kata, serta kemampuan memahami bacaan dan tulisan. Karena pada beberapa kasus, disartria mampu memengaruhi kemampuan berpikir dan memahami kata serta tulisan.
Pengobatan Disartria
Pengobatan yang dapat dilakukan biasanya tergantung pada gejala yang muncul, namun kebanyakan dokter akan meminta penderita untuk menjalankan terapi bicara. Sebab jika disartria yang disebabkan karena kondisi otak, ini akan menjadi sulit untuk disembuhkan, sehingga terapi berbicara adalah satu-satunya cara.
Nah, jika orang terdekat kamu mengalami benturan keras pada kepala dan gejala disartria muncul setelahnya, segeralah berbicara dengan dokter di Halodoc. Dokter di Halodoc siap membantu ibu melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan