Catat, Ini Risiko Kesehatan Jika Minum Miras Oplosan
“Miras oplosan adalah jenis minuman keras yang terbentuk dengan cara mencampur alkohol dengan minuman keras lainnya. Mengonsumsi alkohol oplosan dalam jumlah banyak dan kadar alkohol yang tinggi dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh.”
Halodoc, Jakarta – Miras oplosan adalah minuman keras yang terbentuk dengan cara mencampur alkohol dengan jenis minuman keras lainnya.
Jenis miras ini mengandung zat berbahaya yaitu metanol. Mengonsumsi alkohol oplosan dalam jumlah banyak dan kadar alkohol yang tinggi diyakini bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh.
Dampak Miras Oplosan pada Tubuh
Alkohol dan metanol dapat memengaruhi kesehatan tubuh dari beragam aspek. Berikut beberapa kondisi yang bisa terjadi karena meminum miras oplosan:
1. Keracunan alkohol
Keracunan alkohol adalah bahaya yang timbul karena konsumsi alkohol yang berlebihan dalam waktu singkat. Kondisi ini memiliki risiko serius, mulai dari kerusakan organ tubuh hingga kematian.
Ketika seseorang mengalami keracunan alkohol, gejalanya antara lain suhu tubuh yang berubah drastis, muntah, denyut jantung yang cepat, dan kesulitan bernapas.
Mengakses dan mengonsumsi miras oplosan lebih mudah daripada alkohol legal. Oleh karena itu, risiko keracunan alkohol semakin tinggi. Jika mengalami keracunan alkohol, segera cari pertolongan medis.
2. Sirosis
Sirosis adalah komplikasi hati akut yang terjadi saat sel-sel hati telah rusak dan berakibat apda kegagalan fungsi hati. Penyakit ini bisa terjadi karena konsumsi alkohol yang berlebihan serta kurang tidur atau kebiasaan hidup negatif lainnya.
Pada tahap awal, kemungkinan besar pengidap tidak akan merasakan gejala yang signifikan atau tidak bergejala sama sekali. Gejala baru akan muncul secara perlahan seiring menurunnya kondisi tubuh.
Adapun gejala yang dapat pengidap alami yaitu kelelahan, bagian putih mata menguning, mudah memar dan berdarah, berat badan menurun, dan bengkak pada tungkai.
3. Masalah pernapasan
Meminum alkohol oplosan dapat menimbulkan kerusakan pada jantung dan paru-paru. Ketika fungsi organ pernapasan telah menurun, akan sering terasa sulit bernapas atau sesak napas.
Jika sudah mengalami pernapasan, segera lakukan konsultasi dengan dokter. Penanganan terhadap masalah ini harus sesegera mungkin agar terhindar dari henti jantung dan henti napas.
4. Pankreatitis
Dalam dunia medis, radang pankreas dikenal dengan nama pankreatitis. Minuman keras oplosan memiliki kandungan alkohol dan metanol yang cukup tinggi. Hal ini menimbulkan inflasi pada pankreas karena tidak bisa mencerna alkohol yang masuk ke dalam tubuh dengan baik.
Gejala yang biasanya muncul dari pengidap pankreatitis adalah nyeri hebat pada bagian atas perut, mual dan muntah, dan perut membengkak. Kondisi ini dapat meningkat menjadi pankreatitis kronis, yaitu saat jaringan pankreas sudah rusak permanen.
5. Asidosis metabolik
Zat yang terkandung di dalam alkohol akan meningkatkan kadar asam di dalam tubuh. Ketika dikonsumsi dalam jumlah banyak, ada risiko terjadi asidosis metabolik.
Penyakit ini terjadi saat pH darah kurang dari 7,35 dan tergolong asam. Kadar asam berlebih dapat membentuk masalah pada ginjal yang tidak bisa mengeluarkan asam dari tubuh.
Bila seseorang mengalami asidosis metabolik, gejalanya berupa sakit kapala, linglung, kesadaran yang menurun, serta sulit bernapas. Asidosis metabolik yang akut dapat merusak organ tubuh seperti ginjal.
6. Hepatitis
Hepatitis adalah inflamasi pada hati. Konsumsi alkohol yang berlebih atau mengkonsumsi berbagai jenis alkohol dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan penyakit ini.
Hepatitis dapat berdampak negatif pada metabolisme. Selain itu, fungsi hati dalam memproses nutrisi dan menyaring darah kotor juga bisa rusak.
Itulah informasi tentang risiko kesehatan yang muncul ketika kamu mengonsumsi miras oplosan. Untuk menghindari hal ini, kamu dapat mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol.
Apabila kamu punya pertanyaan terkait salah satu dari kondisi kesehatan di atas, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter. Jangan khawatir, kamu bisa melakukannya dengan mudah dengan Halodoc. Hubungi dokter bidang ahlinya langsung dari aplikasi Halodoc.
Tunggu apa lagi? Ayo download Halodoc sekarang juga!