Catat, Ini Perbedaan antara Paramyxovirus dan Coronavirus

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   08 Februari 2022

“Infeksi paramyxovirus memiliki gejala yang jauh lebih luas ketimbang coronavirus. Paramyxovirus menyebabkan campak yang memunculkan bercak koplik, yaitu bintik tidak beraturan, berwarna merah terang pada membran mukosa, dengan bintik putih kebiruan di tengahnya. Pada umumnya gejala coronavirus pada manusia mulai dari pilek ringan sampai sindrom pernapasan akut (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), dan juga COVID-19.”

Catat, Ini Perbedaan antara Paramyxovirus dan CoronavirusCatat, Ini Perbedaan antara Paramyxovirus dan Coronavirus

Halodoc, Jakarta – Paramyxovirus adalah sekelompok virus yang berhubungan dengan penyakit pernapasan dan penyakit anak-anak umum seperti campak dan gondok. Paramyxoviruses adalah penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas secara global, terutama pada anak-anak dan orang tua.

Karena paramyxovirus berkaitan dengan pernapasan, virus ini kadang-kadang dikaitkan dengan coronavirus. Padahal, walaupun sama-sama menyerang pernapasan, kedua virus ini berbeda. Infeksi paramyxovirus memiliki gejala yang jauh lebih luas ketimbang coronavirus. Informasi selengkapnya bisa dibaca di sini!

Paramyxovirus, Penyebaran dan Gejalanya yang Beragam

Paramyxovirus adalah semua virus yang termasuk dalam famili Paramyxoviridae. Paramyxovirus memiliki virion yang menyelimuti partikel virus dengan diameter mulai dari dari 150 hingga 200 nm (1 nm = 10-9 meter). 

Paramyxoviridae memiliki dua subfamili, Paramyxovirinae dan Pneumovirinae, yang masing-masing mengandung banyak genus. Contoh genus Paramyxovirinae termasuk Rubulavirus, yang terdiri dari beberapa spesies virus parainfluenza manusia dan virus gondongan; Avulavirus yang mengandung spesies virus penyakit tetelo (unggas) serta berbagai avian paramyxovirus; dan Morbillivirus, yang mengandung agen penyebab campak pada manusia, distemper pada anjing dan kucing, dan rinderpest pada sapi. Spesies Pneumovirus, yang bertanggung jawab atas penyakit virus syncytial pernapasan yang serius pada bayi manusia, diklasifikasikan dalam subfamili Pneumovirinae.

Orang yang terinfeksi paramyxovirus pertama kali akan mengalami demam, batuk dan pilek. Kadang-kadang termasuk konjungtivitis, atau mata memerah. Ruam makulopapular biasanya muncul 14 hari setelah sakit dimulai di kepala dan bergerak ke leher ke bagian bawah tubuh dan ke kaki dan lengan. Jika paramyxovirus menyebabkan campak akan muncul bercak Koplik, yaitu bintik tidak beraturan, berwarna merah terang pada membran mukosa dengan bintik putih kebiruan di tengahnya.

Pencegahan yang dilakukan untuk terhindar dari paramyxovirus adalah dengan melakukan vaksinasi baik itu vaksin campak, gondongan, dan rubella.  Vaksin saat ini diberikan dalam program 2 dosis pada usia 12-15 bulan dan usia 8-12 tahun.

Jenis-Jenis Coronavirus dan Gejalanya

Sama halnya seperti paramyxovirus, coronavirus juga memiliki banyak jenis yang bisa menimbulkan penyakit berbeda pula. Coronavirus yang diidentifikasi pada 2019, SARS-CoV-2 atau dikenal dengan sebutan COVID-19, telah menyebabkan pandemi penyakit pernapasan.

Coronavirus genus virus yang menyebabkan penyakit pernapasan dan usus pada manusia dan hewan. Pada umumnya gejala pada manusia mulai dari pilek ringan sampai sindrom pernapasan akut (SARS) dan juga sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).

Sejauh ini ada tujuh jenis coronavirus yang terdeteksi yaitu:

  • SARS-CoV-2
  • SARS-CoV
  • MERS-CoV
  • HCoV-NL63
  • HCoV-229E
  • HCoV-OC43
  • HKU1

Sampai saat ini, disimpulkan MERS, SARS, dan COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan coronavirus dan mengakibatkan kondisi parah, sesak napas, bahkan kematian.                                 

Dari informasi ini bisa diketahui seperti apa perbedaan paramyxovirus dan coronavirus. Informasi selengkapnya bisa kamu tanyakan langsung lewat aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa memenuhi kebutuhan obat dan vitaminmu lewat Halodoc. Belum punya aplikasinya? Yuk, download langsung sekarang, ya!

Referensi:
UK Research and Innovation. Diakses pada 2022. What is coronavirus? The different types of coronaviruses
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. What Is Coronavirus?
Stanford.edu. Diakses pada 2022. Paramyxovirus.
Britannica.com. Diakses pada 2022. Paramyxovirus.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan