Catat, Ini bedanya IgM dan IgG pada Rapid Test COVID-19

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Oktober 2021

“Rapid test antibodi bekerja dengan cara mencari keberadaan antibodi IgG dan IgM untuk mendeteksi infeksi COVID-19. IgM adalah antibodi yang terbentuk lebih awal setelah terinfeksi, sedangkan IgG baru muncul kemudian. Kedua antibodi ini bisa menunjukkan bahwa tubuh pernah atau sedang terpapar virus corona.”

Catat, Ini bedanya IgM dan IgG pada Rapid Test COVID-19Catat, Ini bedanya IgM dan IgG pada Rapid Test COVID-19

Halodoc, Jakarta – Rapid test antibodi menjadi salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi infeksi virus corona pada seseorang. Oleh karena mampu memberikan hasil yang cepat dan harganya relatif murah, pemeriksaan ini sering dimanfaatkan untuk skrining populasi, misalnya pada pelaku perjalanan, atau lokasi yang rentan terjadi penyebaran virus, seperti panti jompo, lapas, asrama, dan pondok pesantren.

Rapid test antibodi bekerja dengan cara mendeteksi antibodi spesifik untuk SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19 di dalam darah). Sampel darah bisa diambil dari jari atau serum darah. Sebenarnya, ada berbagai jenis antibodi yang bisa dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh, tetapi rapid test antibodi hanya mencari antibodi imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin M (IgM). Biasanya, kedua antibodi ini muncul setelah seseorang terinfeksi COVID-19.

Perbedaan IgM dan IgG pada Rapid Test Covid-19 

Ketika seseorang terinfeksi virus atau bakteri, sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan antibodi sebagai respons terhadap infeksi tersebut. Ada berbagai jenis antibodi yang bisa dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh ketika terserang penyakit, antara lain:

  • Imunoglobulin A (IgA).
  • Imunoglobulin G (IgG).
  • Imunoglobulin M (IgM).
  • Imunoglobulin D (IgD).
  • Imunoglobulin E (IgE).

Dari lima jenis antibodi tersebut, rapid test antibodi untuk COVID-19 biasanya mendeteksi IgG dan IgM. Kedua jenis antibodi ini bisa terbentuk ketika tubuh terserang oleh infeksi virus corona dan banyak ditemukan dalam darah.

IgM merupakan antibodi yang diproduksi lebih awal oleh tubuh, yaitu sekitar 3 sampai 10 hari setelah terinfeksi. Namun, antibodi ini tidak bertahan lama. Sedangkan IgG muncul lebih lama daripada IgM (biasanya 14 hari setelah infeksi) dan bisa bertahan selama 6 bulan hingga beberapa tahun. Ini artinya, IgG bisa menjadi pertanda adanya infeksi sebelumnya. 

Melalui keberadaan dua antibodi tersebut, rapid test antibodi bisa membantu mendeteksi COVID-19. Hasil rapid test antibodi bisa dikatakan positif atau reaktif bila terdapat salah satu atau kedua antibodi IgM dan IgG.

Arti IgM dan IgG pada Hasil Rapid Test Antibodi

Umumnya, alat rapid test antibodi memiliki tiga jalur yang berbeda, yaitu satu untuk IgG, satu untuk IgM, dan satu untuk kontrol. Berikut ini arti dari hasil rapid test antibodi:

  • Bila hasil tes menunjukkan hanya memiliki IgM saja, besar kemungkinan kamu baru saja terinfeksi dan belum mulai memproduksi antibodi IgG (antibodi jangka panjang).
  • Bila hasil tes menunjukkan IgM dan IgG, berarti kamu berada dalam fase pemulihan awal.
  • Bila hasil tes menunjukkan hanya IgG saja, besar kemungkinan kamu sudah terinfeksi dan setidaknya selama 14 hari dari awal infeksi dan tidak mungkin menular.
  • Bila hasil tes menunjukkan keduanya negatif, itu berarti kamu tidak terkena infeksi atau berada pada masa inkubasi penyakit dan antibodi belum berkembang.

Tidak Bisa Digunakan untuk Menegakkan Diagnosis

Perlu diketahui bahwa rapid test antibodi hanya mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh terhadap infeksi, bukan mikroorganisme penyebab infeksi itu sendiri. Selain itu, pembentukan antibodi terhadap virus Corona juga memerlukan waktu, bahkan bisa sampai beberapa minggu. Inilah mengapa rapid test antibodi memiliki tingkat akurasi yang rendah. 

Artinya, metode tes COVID-19 ini tidak bisa digunakan untuk menegakkan diagnosis COVID-19, tetapi hanya dilakukan sebagai pemeriksaan (skrining awal). Apabila rapid test antibodi menunjukkan hasil reaktif, kamu masih perlu menjalani pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis, yaitu dengan dengan swab PCR (Polymerase Chain Reaction).

Kembali meningkatnya angka positif COVID-19 tentu membuat kamu harus semakin waspada. Selalu jaga kesehatan dengan mengonsumsi vitamin untuk tingkatkan imunitas tubuh. Cek kebutuhan vitamin kamu hanya aplikasi Halodoc, hemat sampai 40%! Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
Clinisciences. Diakses pada 2022. SARS-CoV-2 (Covid-19): Diagnosis by IgG/IgM Rapid Test.
Valley Immediate Care. Diakses pada 2022. Antibody testing COVID-19 IgM/ IgG Rapid Detection Test
University of Michigan Health. Diakses pada 2022. Immunoglobulin.