Catat, Ini 5 Faktor yang Meningkatkan Risiko Henti Jantung
“Henti jantung terjadi akibat aritmia yang tidak diatasi. Ada beberapa penyakit yang memicu aritmia sehingga meningkatkan risiko henti jantung, seperti penyakit arteri koroner hingga penyakit jantung bawaan.”
Halodoc, Jakarta – Henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi berbahaya ketika jantung berhenti secara mendadak. Hal ini bisa terjadi karena kekurangan suplai oksigen menuju jantung. Tentunya jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, henti jantung dapat menyebabkan kematian mendadak pada pengidapnya.
Henti jantung dapat terjadi akibat adanya beberapa penyakit yang menyebabkan gangguan pada jantung. Selain penyakit, henti jantung juga bisa terjadi karena disebabkan beberapa faktor pemicu. Simak beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko henti jantung berikut ini!
Penyebab dan Faktor Pemicu Henti Jantung
Biasanya, penyebab henti jantung karena adanya irama jantung yang tidak normal. Hal ini bisa terjadi akibat sistem kelistrikan jantung yang tidak bekerja secara tepat.
Sistem kelistrikan jantung berfungsi untuk mengontrol laju dan ritme detak jantung. Jika mengalami gangguan, maka detak jantung bisa terjadi lebih cepat atau lebih lambat. Meskipun umumnya tidak berbahaya, tetapi aritmia yang tidak diatasi dapat menyebabkan henti jantung.
Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang meningkatkan risiko henti jantung, seperti:
1. Penyakit arteri koroner
Sebagian besar henti jantung umumnya terjadi pada pengidap arteri koroner. Kondisi ini terjadi ketika arteri tersumbat oleh plak yang mengendap sehingga mengganggu aliran darah menuju jantung.
2. Serangan jantung
Serangan jantung dapat menyebabkan munculnya jaringan parut pada bagian jantung. Jaringan parut tersebut dapat menyebabkan gangguan kelistrikan pada jantung yang meningkatkan risiko aritmia.
3. Pembesaran jantung
Kondisi ini terjadi ketika dinding otot jantung meregang dan membesar. Hal ini bisa membuat otot jantung menjadi tidak normal sehingga berisiko memicu aritmia.
4. Penyakit katup jantung
Kebocoran atau penyempitan katup jantung menyebabkan peregangan atau penebalan otot jantung. Saat bilik membesar atau melemah karena tekanan yang diakibatkan kantung yang kencang atau bocor, maka pengidapnya berisiko mengalami aritmia.
5. Penyakit jantung bawaan
Henti jantung dapat terjadi oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Jika hal ini terjadi pada anak, kemungkinan ini akibat adanya penyakit jantung bawaan.
Untuk itu sangat penting menjaga kesehatan jantung agar kondisi kesehatan dalam kondisi yang prima. Henti jantung kerap dikaitkan oleh gangguan pada jantung, hal ini juga membuat beberapa kebiasaan buruk bisa meningkatkan risiko penyakit ini, seperti:
- Riwayat keluarga dengan gangguan jantung.
- Kebiasaan merokok.
- Mengidap tekanan darah tinggi.
- Mengidap kolesterol tinggi.
- Obesitas.
- Diabetes.
- Kurang melakukan aktivitas fisik dan olahraga.
- Kekurangan nutrisi, seperti rendahnya potasium dan magnesium.
- Mengidap gangguan ginjal.
- Menggunakan obat-obatan terlarang.
Itulah berbagai penyebab dan faktor risiko yang bisa meningkatkan henti jantung. Pastikan untuk selalu menjalani gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan olahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan jantung.
Jika kamu membutuhkan suplemen vitamin, kamu bisa cek kebutuhan medis yang kamu perlukan atau tanya dokter untuk memastikannya dengan menggunakan Halodoc. Caranya download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga.
Waspada Tanda Henti Jantung
Ada beberapa tanda dari henti jantung yang perlu diketahui, agar kamu bisa segera melakukan perawatan guna mencegah komplikasi. Tanda yang perlu kamu waspadai, yaitu:
- Pusing.
- Napas menjadi sangat pendek.
- Lemah.
- Muntah.
- Nyeri dada.
Segera dapatkan pertolongan medis jika kerabat atau keluarga mengalami keluhan kesehatan yang terkait dengan henti jantung. Saat mengalami henti jantung, kondisi ini menyebabkan berkurangnya aliran darah menuju otak.
Jika kondisi ini tidak membaik, maka kerusakan otak dapat terjadi. Bahkan, parahnya lagi kondisi ini berisiko menyebabkan kematian secara mendadak.