Halodoc, Jakarta – Bukan hal yang aneh jika kamu merasa tidak nyaman saat berada di ketinggian tertentu. Namun, rasa takut berlebihan yang muncul bersamaan dengan gangguan cemas saat berada di ketinggian menjadi salah satu tanda acrophobia. Fobia ini merupakan jenis fobia spesifik yang cukup banyak terjadi.

Sangat penting untuk mengetahui cara mengatasi maupun pemulihan dari fobia ketinggian. Jika tidak mendapat perawatan yang tepat, acrophobia dapat memicu gangguan produktivitas hingga gangguan pada kesehatan mental pengidapnya. Untuk itu, simak berbagai ulasan mengenai tips pemulihan acrophobia berikut ini!

Gejala Utama Acrophobia

Bagi beberapa orang, acrophobia dapat muncul saat berada di ketinggian yang ekstrem. Namun, bagi beberapa pengidapnya, gejala fobia ini juga bisa muncul meskipun berada di ketinggian yang dianggap wajar oleh orang lain.

Ada beberapa situasi yang mungkin dihindari oleh pengidap acrophobia, seperti:

• Berjalan menaiki tangga.
• Menyeberang atau berada di atas jembatan.
• Menaiki rollercoaster.
• Berdiri di balkon.
• Berada dekat jendela pada gedung tinggi.

Saat berada dalam situasi tersebut, pengidap fobia dapat mengalami berbagai gejala. Tanda utama dari acrophobia adalah rasa takut yang berlebih. Rasa takut yang terjadi bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan cemas dan panik. 

Selain perasaan takut berlebih, ada beberapa gejala lain yang terjadi pada fisik maupun mental pengidapnya. Gejala fisik akan meliputi:

• Munculnya keringat berlebih.
• Nyeri dada dan jantung yang berdebar.
• Pusing.
• Gemetaran.

Fobia ini juga menyebabkan gejala mental, seperti:

• Merasakan kondisi yang panik saat berada di lokasi yang tinggi atau hanya membayangkan lokasi yang tinggi.
• Merasa akan terjebak di lokasi yang tinggi.
• Selalu menghindari lokasi dengan ketinggian yang ia anggap mengganggu.

Tips Memulihkan Acrophobia

Fobia ketinggian bisa terjadi akibat pengalaman traumatis yang sebelumnya pernah terjadi. Namun jangan khawatir, fobia ini bisa kamu atasi sehingga gejalanya dapat membaik dan tidak menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Berikut pengobatan yang bisa kamu lakukan, yaitu:

1. Terapi Perilaku Kognitif

Perawatant terapi ini menjadi salah satu pemulihan yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi fobia ketinggian. Perawatan ini akan membantu kamu untuk mempelajari berbagai hal yang memicu munculnya gejala dan cara mengontrol reaksi yang terjadi saat mengalami ketakutan yang luar biasa.

2. Terapi Paparan

Terapi paparan merupakan terapi yang cukup efektif untuk mengatasi fobia ini. Pengidap akan melihat atau merasakan secara langsung ketinggian yang menjadi ketakutan mereka. 

Terapi ini wajib mendapat pendampingan oleh terapis, psikolog, atau psikiater agar manfaatnya bisa dirasakan dengan baik. Ketika melakukan terapi ini, pengidap akan belajar mengontrol perasaannya dan mempelajari teknik relaksasi agar lebih tenang saat menghadapi ketakutannya.

3. Pengobatan

Penggunaan obat-obatan hanya bisa kamu lakukan untuk mengatasi stres, depresi, hingga cemas yang kamu rasakan. Namun, penggunaan obat juga perlu kamu lakukan dengan pengawasan dokter secara langsung.

4. Melakukan Gaya Hidup Sehat

Selain perawatan medis, kamu juga perlu melakukan perawatan dengan menjalankan gaya hidup sehat. Berikut gaya hidup sehat yang perlu kamu lakukan, seperti:

• Melakukan teknik relaksasi, seperti yoga hingga berlatih pernapasan.
• Rutin berolahraga.
• Membatasi asupan kafein.
• Mengonsumsi berbagai makanan sehat.
• Bercerita dengan orang-orang yang kamu percaya untuk membuat perasaan menjadi lebih baik.

Itulah langkah untuk mengatasi fobia ketinggian. Jangan ragu untuk melakukan pengobatan atau pemulihan pada psikolog atau psikiater agar kondisi ini dapat membaik. Yuk, buat janji pemeriksaan di rumah sakit pilihan menggunakan Halodoc. Caranya download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga.

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2022. Understanding Acrophobia, or Fear of Heights.

Very Well Mind. Diakses pada 2022. Acrophobia: The Fear of Heights.

Very Well Health. Diakses pada 2022. What Is Acrophobia?