Cara Tepat Tim Kesehatan Atasi Tangani Korban Bom di Surabaya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Mei 2018
  Cara Tepat Tim Kesehatan Atasi Tangani Korban Bom di Surabaya  Cara Tepat Tim Kesehatan Atasi Tangani Korban Bom di Surabaya

Halodoc, Jakarta - Pasca terjadinya aksi teror di Surabaya, tim kesehatan berupaya semaksimal mungkin untuk menangani para korban bom Surabaya. Menurut rilis dari Kementerian Kesehatan RI, rumah sakit di wilayah tersebut telah siap. Misalnya, RS dr. Soetomo yang merawat pasien kritis, begitu pula dengan rumah sakit lainnya.

Demikian penjelasan Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Prof. Dr.dr. Nila F. Moeloek, Sp.M (K) setelah mengunjungi pasien korban bom yang dirawat di RS dr. Soetomo, Surabaya, Minggu malam (13/5). Dalam kunjungan tersebut, Menkes didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. dr. Kohar Hari Santoso, Sp.An., KIC., KAP. untuk mengunjungi korban bom Surabaya akibat aksi bunuh diri. Mulai dari RS RS Bedah Manyar, RSUD Dr. Soetomo RSAL Surabaya.

Ketika ditemui di RSUD Dr. Soetomo, Menkes menyatakan turut prihatin dan mengutuk perbuatan pelaku ledakan bom bunuh diri tersebut.

"Kami dari Kementerian Kesehatan RI turut prihatin dan mengutuk apa yang telah dilakukan oleh pelaku ledakan bom bunuh diri. Tidak seharusnya mereka melakukan hal itu,"ujarnya.

(Baca juga: Ciri dan Tanda Gejala Depresi yang Wajib Kamu Ketahui)

Dalam kunjungan tersebut, Menkes Nila juga menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan korban bom Surabaya akibat aksi teror ini pun akan ditanggung oleh negara.

“Seperti yang telah dikatakan oleh Bapak Presiden, bahwa seluruh biaya pengobatan korban yang sedang dirawat di beberapa RS di Surabaya akan ditanggung oleh negara," katanya.

Berdasarkan keterangan dari Kemenkes, Menkes mengatakan sampai saat ini total korban meninggal dunia sebanyak 13 orang, sedangkan korban luka-luka sebanyak 47 orang. Namun, jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah. Pasalnya, setidaknya ada tiga korban yang masih kritis dengan luka bakar mencapai 99 persen.

"Untuk pasien yang kondisinya kritis dan tingkat kesulitannya tinggi saat ini sedang dirawat di RSUD Dr. Soetomo. Kami mengoptimalkan perawatan bagi seluruh korban, baik yang sedang di RSUD Soetomo maupun yang sedang dirawat di beberapa RS di Surabaya," ujar Menkes Nila.

Selain itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jatim, dr. Kohar, saat ini yang paling penting adalah stabilisasi kondisi pasien. Tak cuma kondisi fisik saja, kondisi kejiwaan korban pun juga perlu diperhatikan. Ia menambahkan, tenaga kesehatan, tenaga medis, dan psikolog sudah disiapkan untuk memulihkan kondisi korban.

Tim Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Jawa Timur telah melakukan koordinasi lintas sektor. Fokus penanganan saat ini adalah pada fisik korban. Sedangkan prioritas penanganan kesehatan jiwa akan dilakukan pada korban dan keluarganya, serta penanganan kondisi panik dan cemas warga sekitar Surabaya.

Sebagaimana diketahui, Minggu (13/5) terjadi ledakan bom berturut-turut di tiga gereja di Surabaya, yaitu Gereja St. Maria Tak Bercelah Jl. Ngagel Madya, GKI Diponegoro Jl. Diponegoro, dan GKI Wonokromo Gereja Jl. Arjuno Pukul 07.40 WIB.

Rilis dan foto ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.

(Baca juga: 5 Tanda Axienty Disorder yang Perlu Diketahui)

Punya masalah kesehatan dan ingin bertanya pada dokter? Kamu bisa lho berdiskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!