“Sama seperti orang dewasa, anak-anak bisa saja berbicara kasar seperti mengumpat dengan kata-kata kotor. Jika tidak sengaja mendengarnya, ibu tentu berpikir dari mana ia mendapatkan kosa kata tersebut. Hal ini perlu diatasi lebih lanjut agar kebiasaan buruk tersebut tidak terbawa hingga ia dewasa.”

Halodoc, Jakarta – Orangtua manapun pasti akan jengkel atau kesal mendengar anak tiba-tiba berbicara kasar. Jika hanya sekali saja, mungkin anak tidak sengaja mengeluarkan kata tersebut. Namun jika terjadi secara berulang, hal tersebut akan membuat ia terbiasa berbicara kasar hingga dewasa. Lantas, hal apa yang harus dilakukan orangtua untuk mengatasi anak yang suka berbicara kasar? Ibu, lakukan beberapa hal di bawah ini.

Baca juga: Cara Mencegah Hubungan Renggang Usai Orangtua dan Anak Bertengkar

Ketahui Alasannya Anak Berbicara Kasar

Sebelum mengetahui bagaimana langkah mengatasi anak yang suka berbicara kasar, ibu perlu mengetahui alasannya terlebih dulu. Penggunaan kata-kata kotor biasanya terjadi saat anak beranjak remaja. Berikut ini beberapa hal yang menjadi alasannya:

• Ingin dipandang berani oleh teman-teman.
• Ingin menunjukkan jika ia bukan anak manja.
• Ingin mendapat perhatian orangtua.
• Ingin terlihat keren pada jalur yang salah.
• Ingin masuk menjadi bagian dalam suatu pergaulan.
• Ingin membantah atau memberontak orangtua.

Dalam kasus yang jarang terjadi, berbicara kasar menjadi salah satu luapan emosi negatif jika ia merasa stres atau frustasi. Bukan hanya anak yang beranjak remaka, berbicara kasar juga bisa saja dilakukan anak di bawah 6 tahun dengan meniru orang di sekitarnya. Meniru memang menjadi bagian dari proses perkembangan anak. Namun jika dilakukan dengan cara yang negatif, hal tersebut harus dihentikan segera.

Baca juga: Langkah yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Parental Burnout

Atasi dengan Langkah yang Tepat

Untuk mengatasi anak yang suka berbicara kasar, diperlukan kerjasama ibu juga ayah. Berikut ini beberapa langkah yang tepat:

1. Jangan Bereaksi Berlebihan

Jengkel dan kesal memang wajar dialami. Namun ibu perlu menahan amarah agar tidak terbawa emosi negatif. Jika ibu bereaksi berlebihan, anak merasa berhasil mendapatkan perhatian. Seperti pada poin sebelumnya, ingin mendapat perhatian lebih dari orangtua kerap menjadi alasan anak berbicara kotor.

2. Tanyakan Alasannya 

Pertanyaan orangtua tersebut akan mendorong anak untuk mencoba memahami emosinya, dan menyampaikan apa yang sebenarnya ia rasakan. Bisa saja ia berkata kasar karena tidak setuju dengan aturan orangtua. Jika sudah mengetahui alasannya, ibu bisa mencari jalan tengah dari permasalahan tersebut.

3. Beritahu Jika Itu Tidak Baik

Langkah yang satu ini dapat dilakukan pada anak di bawah 6 tahun. Biasanya anak berbicara kasar karena tidak sengaja mendengar dari orang lain. Untuk mengatasi anak yang suka berbicara kasar di kemudian hari, ibu harus menyampaikan jika hal tersebut tidak pantas untuk ditiru.

4. Bangun Rasa Empati Anak

Tips mengatasi anak yang suka berbicara kasar selanjutnya dapat dilakukan dengan membangun rasa empati anak. Rasa empati dapat dibangun dengan mengajak ia untuk memikirkan perasaan orang lain yang dihina. Dengan begitu, ia akan berpikir sebelum berkata kasar. 

5. Memberi Konsekuensi

Konsekuensi dapat dilakukan dengan memberikan hukuman saat anak berbicara kasar. Beberapa jenis konsekuensi yang dapat diberikan, seperti mengurungnya di kamar atau melarangnya bermain gadget. Ingat, ibu tidak boleh terpancing emosi saat memberikan konsekuensi, agar tidak mengarah pada kekerasan.

Baca juga: Cara Ampuh Cegah Parental Burnout

Jika sejumlah langkah tersebut tidak dapat mengatasi anak yang suka berbicara kasar, ibu disarankan untuk mendiskusikan hal tersebut dengan psikolog atau psikiater di aplikasi Halodoc, ya. Temukan langkah yang tepat, agar kebiasaan buruk tersebut tidak terbawa hingga anak dewasa.

Referensi:

Verywell Family. Diakses pada 2021. Why the Way You Talk to Your Child Matters.

Verywell Family. Diakses pada 2021. How to Appropriately Punish a Child for Swearing.

Verywell Family. Diakses pada 2021. 8 Fun Ways to Build a Child’s Vocabulary.