Cara Pencegahan Spina Bifida yang Perlu Diketahui Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta - Bagi ibu yang sedang hamil, spina bifida merupakan suatu kondisi yang perlu diwaspadai. Kondisi ini merupakan kondisi cacat pada kelahiran yang menyerang tulang belakang. Kondisi ini juga ditandai dengan terbentuknya celah pada tulang belakan dan saraf tulang belakang bayi.
Spina bifida merupakan kelainan yang dipicu oleh pembentukan saraf tulang belakang yang tidak sempurna pada bayi selama dalam kandungan. Kondisi ini merupakan salah satu jenis cacat pada tabung saraf.
Kondisi ini dapat muncul di bagian mana saja pada tulang belakang jika tabung saraf tidak tertutup dengan sempurna. Tulang belakang yang melindungi saraf tulang belakang tidak terbentuk dan tertutup dengan semestinya. Nah, hal ini lah yang merupakan pemicu timbulnya kerusakan pada tulang belakang.
Spina bifida merupakan salah satu cacat pada kelahiran yang paling umum dan parah. Secara historis, kondisi ini terjadi pada 1 kelahiran hidup per 1.000 di Amerika Serikat. Kondisi ini lebih umum terjadi pada ras Hispanik dan Kaukasoid.
Kondisi ini merupakan salah satu kelainan genetik, yang juga umum menyerang seorang ibu hamil dengan masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes atau gangguan kejang (konsumsi antikonvulsan tertentu). Jenis-jenis spina bifida dibagi berdasarkan lokasi serta ukuran celah yang terbentuk, antara lain:
-
Spina bifida meningokel merupakan jenis yang paling jarang terjadi. Pada jenis ini, pembukaan yang terbentuk berukuran cukup besar. Akibatnya, selaput pelindung saraf tulang belakang mencuat keluar dari beberapa celah di tulang punggung dan membentuk kantung.
-
Spina bifida mielomeningokel merupakan jenis yang paling berbahaya. Kanal spinal bayi terbuka sepanjang beberapa ruas tulang belakang, sehingga membentuk kantung berisi selaput dan saraf tulang belakang yang menonjol keluar pada daerah punggung.
-
Spina bifida okulta merupakan jenis yang paling ringan. Umumnya, kondisi ini hanya mengakibatkan terbentuknya celah kecil di antara ruas punggung.
Selain adanya deformitas tulang belakang, gejala juga dapat disebabkan oleh komplikasi dari spina bifida. Komplikasi yang paling umum adalah sebagai berikut:
-
Kelainan pada tulang punggung bagian bawah selalu disertai kelainan tulang belakang bagian atas (malformasi Arnold-Chiari).
-
Hydrocephalus (akumulasi cairan di otak) adalah masalah lain dari masalah residual yang sering terjadi. Kondisi ini memengaruhi kebanyakan pengidap dengan spina bifida.
-
Banyak anak-anak dengan mielomeningokel memiliki masalah pada sumsum tulang belakang. Keadaan ini menyebabkan cacat pada kaki, dislokasi pinggul, atau skoliosis.
-
Obesitas dan gangguan saluran kemih adalah komplikasi umum dari spina bifida.
-
Kekurangan hormon pertumbuhan yang mengakibatkan perawakan pendek sering terjadi pada orang dengan spina bifida.
Penyebab spina bifida belum diketahui secara pasti. Namun, diduga ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kecacatan ini, yaitu:
-
Faktor keturunan. Orangtua yang pernah memiliki anak dengan spina bifida mempunyai risiko lebih tinggi untuk kembali memiliki bayi dengan kelainan yang sama.
-
Kurang asam folat. Konsumsi asam folat yang cukup terutama sebelum dan selama masa kehamilan sangat penting untuk menurunkan risiko bayi lahir dengan spina bifida.
Langkah utama untuk menghindari kondisi ini adalah dengan mencukupi kebutuhan asam folat, terutama selama masa kehamilan. Konsumsi zat ini sejak sebelum masa kehamilan. Dosis asam folat yang disarankan adalah sebanyak 400 mikrogram per hari.
Diskusikan dengan dokter untuk lebih jelasnya. Dengan aplikasi Halodoc kamu bisa ngobrol langsung di mana pun dan kapan pun melalui Chat atau Voice/Video Call dengan dokter ahli terkait dengan masalah kesehatan kamu. Yuk, download aplikasinya segera di Google Play atau App Store.
Baca juga:
- 3 Jenis Spina Bifida yang Perlu Diketahui
- 6 Faktor ini Bisa Jadi Penyebab Spina Bifida
- Alasan Kekurangan Asam Folat Bisa Sebabkan Spina Bifida