Cara Mengatasi Hot Flashes pada Masa Menopause
“Ada beragam cara mengatasi hot flashes, yaitu perubahan gaya hidup, obat non hormonal dan obat hormonal. Pilihan pengobatan tersebut bisa disesuaikan dengan tingkat keparahan hot flashes dan kondisi kesehatan masing-masing.”
Halodoc, Jakarta – Hot flashes adalah gejala yang paling umum terjadi pada masa menopause dan premenopause. Gejala tersebut digambarkan berupa sensasi panas pada tubuh yang tiba-tiba, berkeringat, dan tidak nyaman.
Tingkat keparahan hot flashes bisa berbeda-beda pada tiap wanita. Beberapa mungkin mengalami gejala yang ringan hingga tidak menyadarinya, sementara yang lain mengaku mengalami ketidaknyamanan akibat hot flashes sampai mengganggu aktivitas mereka sehari-hari. Untungnya, ada beberapa cara mengatasi hot flashes yang bisa dilakukan agar masa menopause dan premenopause berlangsung dengan lancar.
Berbagai Cara Mengatasi Hot Flashes Akibat Menopause
Ketika gejala hot flashes muncul, tubuh bisa terasa panas tiba-tiba dan terkadang wajah sampai memerah dan berkeringat. Penyebab hot flashes belum diketahui secara pasti, tapi gejala tersebut kemungkinan terkait dengan menurunnya kadar estrogen dan perubahan di area otak yang mengontrol suhu tubuh.
Saat hot flashes terjadi, pembuluh darah di dekat permukaan kulit akan melebar untuk mendinginkan tubuh. Nah, hal itu membuat kamu berkeringat. Beberapa wanita juga mengalami detak jantung yang cepat atau kedinginan. Ketika itu terjadi saat tidur, hal itu disebut keringat malam. Gejala tersebut bisa membangunkanmu, sehingga kamu mungkin sulit untuk mendapatkan istirahat yang cukup.
Kabar baiknya, ada beberapa cara mengatasi hot flashes yang bisa kamu coba, antara lain:
1. Perubahan gaya hidup
Sebelum mempertimbangkan untuk mengonsumsi obat-obatan, cobalah lakukan perubahan gaya hidup terlebih dahulu untuk mengatasi hot flashes. Bila gejala menopause tersebut membuat sulit tidur di malam hari, turunkan suhu di kamar tidur, dan cobalah minum sedikit air dingin sebelum tidur. Kamu juga bisa menggunakan selimut yang tipis dan nyalakan kipas angin.
Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi hot flashes:
- Kenakanlah pakaian yang tidak terlalu tebal dan menyerap keringat .
- Bawalah kipas portable untuk mendinginkan tubuh saat hot flashes menyerang.
- Hindari mengonsumsi alkohol, makanan pedas, dan kafein. Makanan dan minuman tersebut bisa memperburuk gejala menopause.
- Bila kamu merokok, cobalah untuk berhenti. Tidak hanya untuk mengatasi hot flashes, berhenti merokok juga baik untuk kesehatan secara keseluruhan.
- Cobalah untuk menjaga berat badan yang sehat. Wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas mungkin mengalami hot flash yang lebih sering dan parah.
2. Obat non hormonal
Bila perubahan gaya hidup tidak mempan untuk memperbaiki gejalanya, cara mengatasi hot flash lainnya adalah dengan menggunakan obat non hormonal. Obat jenis ini bisa menjadi pilihan alternatif bagi wanita yang tidak bisa mengonsumsi obat hormon, karena alasan kesehatan atau bila khawatir mengenai potensi risikonya.
Paroxetine, antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) adalah obat non hormonal satu-satunya yang disetujui oleh Food and Drug Administration Amerika Serikat.
Kamu bisa mengonsumsi antidepresan tersebut dalam dosis yang lebih rendah, daripada orang yang menggunakan obat tersebut untuk mengobati depresi. Namun, sama seperti obat apa pun, pastikan tanyakan terlebih dahulu pada dokter mengenai obat yang tepat untuk mengatasi hot flashes dan kemungkinan efek sampingnya.
3. Obat hormonal
Selain obat non hormonal, cara mengatasi hot flash juga bisa menggunakan obat hormonal. Estrogen adalah hormon utama yang digunakan untuk mengurangi hot flashes. Kebanyakan wanita yang sudah menjalani histerektomi (pengangkatan rahim) bisa mengambil estrogen saja.
Namun, bila kamu masih memiliki rahim, kamu harus mengambil progesteron dengan estrogen untuk melindungi terhadap kanker lapisan rahim (kanker endometrium).
Terapi hormon adalah pengobatan yang sangat efektif untuk hot flashes pada wanita yang mampu menggunakannya. Obat ini juga bisa membantu mengatasi gejala menopause lainnya, seperti kekeringan pada vagina, gangguan suasana hati, dan juga menjaga kepadatan tulang. Perawatan hormon atau kadang-kadang disebut terapi hormon menopause bisa berbentuk pil, patch, cincin, implan, gel, atau krim.
Namun, penggunaan obat hormonal terkait dengan banyak risiko kesehatan. Contohnya peningkatan risiko serangan jantung, stroke, pembekuan darah, kanker payudara, penyakit kandung empedu, dan demensia. Jadi, sebaiknya diskusikan dulu dengan dokter mengenai risikonya.
Itulah beberapa cara mengatasi hot flashes yang bisa dilakukan. Bila kamu mengalami keluhan kesehatan tertentu pada masa menopause, coba periksakan diri saja ke dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc.
Caranya, tinggal buat janji di rumah sakit di rumah sakit pilihan melalui aplikasi. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!
Referensi:
National Institute of Aging. Diakses pada 2022. Hot Flashes: What Can I Do?.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Hot flashes.
WebMD. Diakses pada 2022. What Are Hot Flashes?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan