Cara Mengajarkan Toleransi pada Anak Sejak Dini
"Memiliki dan menanamkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang penting. Oleh karena itu, anak-anak perlu diajarkan mengenai hal ini sejak dini."
Halodoc, Jakarta - Toleransi adalah sikap keterbukaan dan menghormati perbedaan antar manusia. Meskipun awalnya digunakan untuk merujuk pada perbedaan etnis dan agama, konsep keragaman dan toleransi juga dapat diterapkan pada gender, penyandang disabilitas fisik dan intelektual, serta perbedaan lainnya.
Toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil, menemukan kesamaan, dan menciptakan ikatan baru. Perilaku yang tidak menghormati atau menyakiti orang lain, seperti bersikap kejam, menindas, atau perilaku yang melanggar aturan sosial (seperti berbohong atau mencuri) tidak boleh ditoleransi.
Mengingat toleransi adalah sikap yang sangat penting, hal ini tentu harus ditanamkan dalam diri anak sejak dini. Berikut beberapa tips untuk mengajarkan toleransi pada anak sejak dini.
Tips Mengajarkan Toleransi Sejak Dini
Hal pertama yang perlu orangtua lakukan adalah mengajak anak diskusi tentang toleransi dan rasa hormat. Ini akan sangat membantu Si Kecil untuk belajar lebih banyak tentang nilai-nilai yang ingin mereka miliki.
Memberi mereka kesempatan untuk bermain dan bekerja dengan orang lain juga penting. Ini memungkinkan anak-anak belajar secara langsung bahwa setiap orang punya persamaan dan perbedaan. Hal-hal lain yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak mempelajari toleransi meliputi:
- Perhatikan sikap ayah dan ibu sendiri. Orangtua yang ingin mengajarkan anak agar menghargai keragaman harus peka terhadap stereotip budaya yang mungkin telah mereka pelajari dan berusaha untuk memperbaikinya. Pastikan ayah dan ibu juga mencontohkan sikap menghormati orang lain di depan Si Kecil
- Ingatlah bahwa anak-anak selalu mendengarkan. Sadarilah cara ayah dan ibu berbicara tentang orang yang punya perbedaan. Hindari membuat lelucon tentang stereotip tertentu. Meskipun beberapa di antaranya mungkin tampak menyenangkan, tetapi hal ini dapat merusak sikap toleransi dan rasa hormat.
- Pilih buku, mainan, musik, seni, dan video dengan hati-hati. Saat ini media dan budaya pop sangat memengaruhi pembentukan sikap anak. Oleh sebab itu, orangtua harus jeli dalam memilih buku, mainan, musik, seni dan video yang akan diberikan ke anak.
- Jawab pertanyaan anak tentang perbedaan dengan jujur dan hormat. Ini bertujuan mengajarkan anak bahwa perbedaan dapat diterima selama dilakukan dengan hormat.
- Akui dan hormati perbedaan dalam keluarga. Tunjukkan bahwa ayah dan ibu menerima kemampuan, minat, dan gaya Si Kecil dengan saudaranya yang mungkin berbeda. Hargai keunikan setiap anggota keluarga di rumah.
- Ingatlah bahwa toleransi tidak berarti menoleransi perilaku yang tidak dapat diterima. Artinya setiap orang berhak diperlakukan dengan hormat dan harus memperlakukan orang lain dengan hormat juga.
- Bantu anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Anak-anak yang merasa buruk tentang diri mereka sendiri sering kali memperlakukan orang lain dengan buruk pula. Sedangkan anak-anak dengan nilai harga diri yang kuat dan menghormati dirinya sendiri cenderung memperlakukan orang lain dengan hormat juga. Oleh sebab itu, pastikan ayah dan ibu membantu Si Kecil untuk merasa diterima, dihormati, dan dihargai.
- Beri anak kesempatan untuk bekerja dan bermain dengan orang lain yang berbeda dari mereka. Saat memilih sekolah coba pilih tempat yang punya populasi yang beragam.
Ketika orang tua mendorong sikap toleran anak, berbicara tentang nilai-nilai yang baik dan mencontohkan perilaku yang baik pula, maka anak-anak otomatis akan mengikuti jejak orangtuanya. Bila ayah dan ibu punya kendala dalam mengasuh Si Kecil, hubungi psikolog Halodoc saja. Lewat aplikasi ini, ayah dan ibu bisa menghubungi psikolog kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.
Referensi:
Rady Children’s. Diakses pada 2020. Teaching Your Child Tolerance.
Teaching Tolerance. Diakses pada 2020. Principles to remember with children ages 6-12.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan