Cara Mendeteksi Trombositosis agar Tidak Terlambat Penanganannya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Juni 2021
Cara Mendeteksi Trombositosis agar Tidak Terlambat PenanganannyaCara Mendeteksi Trombositosis agar Tidak Terlambat Penanganannya

Halodoc, Jakarta - Trombosit atau platelet adalah sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah, dengan cara saling menempel untuk membentuk bekuan darah. Sedangkan trombositosis adalah kondisi ketika jumlah trombosit dalam darah menjadi tinggi. Jika jumlah trombosit dalam darah terlalu banyak, risiko penyumbatan pembuluh darah lebih banyak di beberapa anggota tubuh. Penyakit yang dapat dipicu akibat kondisi ini adalah stroke dan serangan jantung.

 

Normalnya, jumlah trombosit dalam sel darah pada manusia adalah 150.000-450.000 per mikroliter darah. Seseorang dinyatakan mengalami trombositosis jika jumlah trombosit di atas 450.000 per mikroliter darah. Gangguan ini bisa dialami oleh semua usia, meski lebih sering terjadi pada seseorang yang berusia di atas 50 tahun dan wanita.

 

Baca juga: 7 Ciri Tingginya Jumlah Trombosit Dalam Darah


Cara Mendeteksi Trombositosis


Selain ditemukan secara tidak sengaja setelah pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan jumlah trombosit perlu dilakukan saat terdeteksi splenomegali atau terdapat tanda-tanda infeksi. Selain hitung darah lengkap, tes darah lainnya yang perlu dilakukan, yaitu:

  • Blood smear yang bisa digunakan untuk memeriksa ukuran dan aktivitas trombosit dalam darah.
  • Pemeriksaan sumsum tulang untuk memeriksa jaringan pada sumsum tulang yang berfungsi untuk menghasilkan darah.
  • Tes genetik untuk memastikan penyebab peningkatan trombosit dalam darah.


Selain tes darah, aspirasi sumsum tulang juga dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi jaringan sumsum tulang. Itulah beberapa cara untuk mendeteksi trombositosis agar tidak terlambat penanganannya. Pengidap trombositosis yang tergolong ringan perlu melakukan pemeriksaan darah rutin agar kondisi trombosit bisa dipantau. 

 

Pengobatan bisa dilakukan dengan penggunaan obat yang tujuannya menurunkan jumlah trombosit hingga transplantasi sumsum tulang. Jika dokter memberikan resep obat, kamu bisa beli obat melalui aplikasi Halodoc

 

Baca juga: Trombosit Dalam Darah Tinggi Bisa Menjadi Penyakit

 

Seperti Apa Gejala Kemunculan Trombositosis?


Cara yang bisa dilakukan agar penanganan trombositosis tidak terlambat, yaitu dapat mengenali gejalanya. Penyakit ini biasanya muncul pada usia lanjut, yaitu 50-70 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi ini dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. 

 

Namun, umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala apa-apa. Biasanya diketahui oleh pasien saat sedang check-up rutin. Dari hasil pemeriksaan darah dapat diketahui jumlah trombosit pasien. Jika ada gejala, biasanya adalah:

  • Penyumbatan.
  • Gejala penyumbatan seperti tangan dan kaki kram.
  • Nyeri dada, atau terjadi stroke.

 

Trombositosis Dapat Diobati Sesuai Jenisnya


Pengidap trombositosis yang tidak mengalami gejala dan kondisi stabil hanya memerlukan pemeriksaan secara rutin. Penanganan trombositosis sekunder ditujukan untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan trombositosis. Dengan mengatasi penyebabnya, maka jumlah trombositosis dapat kembali normal.

 

Apabila penyebabnya adalah cedera atau pasca operasi, yaitu ketika terjadi perdarahan yang banyak, maka kenaikan jumlah trombosit tidak akan bertahan lama dan dapat kembali normal dengan sendirinya. Sedangkan trombositosis sekunder karena infeksi kronis atau penyakit peradangan, maka jumlah trombosit akan tetap tinggi sampai penyebab kondisi dapat dikendalikan.

 

Baca juga: Ketahui Penyebab Seseorang Dapat Terkena Trombositosis

 

Di samping itu, operasi pengangkatan limpa (splenektomi) akan menimbulkan trombositosis sepanjang hidup, meski biasanya tidak diperlukan pengobatan khusus untuk menurunkan jumlah trombosit.

 

Perubahan gaya hidup juga berperan dalam proses pengobatan dan mengurangi risiko munculnya kondisi yang memicu trombositosis. Lakukanlah langkah-langkah pencegahan sebagai berikut:

  • Menerapkan pola makan sehat. Pilih makanan dengan kandungan biji-bijian, sayuran, buah, dan lemak jenuh yang rendah. Makanlah dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
  • Menjaga berat badan sehat. Pertahankan berat badan normal untuk menghindari risiko naiknya tekanan darah akibat kelebihan berat badan. Langkah ini juga efektif dalam mencegah obesitas.
  • Berhenti merokok.
  • Berolahraga. Lakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama setidaknya 30 menit setiap hari. Olahraga yang direkomendasikan bisa berupa jogging, berenang, atau bersepeda.


Jika kamu mengalami gejala-gejala trombositosis, kamu dapat melakukan tanya jawab dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran dan pengobatan yang tepat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

 

Referensi:

National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada 2021. Thrombocythemia and Thrombocytosis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Thrombocytosis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Thrombocytosis.