Cara Mendeteksi Kanker Kelenjar Getah Bening
Halodoc, Jakarta - Kanker kelenjar getah bening, atau yang lebih dikenal dengan istilah limfoma merupakan jenis kanker yang cukup membahayakan, karena menyerang bagian kelenjar getah bening yang merupakan bagian sistem kekebalan tubuh. Meski dinilai menyeramkan, dengan deteksi dini dan perawatan yang tepat mampu membuat pengidapnya memiliki peluang hidup yang tinggi. Berikut cara deteksi dini kanker kelenjar getah bening!
Baca juga: Cara Atasi Kelenjar Getah Bening di Ketiak Anak Membengkak
Langkah Mendeteksi Kanker Kelenjar Getah Bening
Limfoma bukanlah penyakit yang tidak dapat terdeteksi. Langkah awal pemeriksaan limfoma adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat adanya pembengkakan pada bagian kelenjar getah bening yang berada di leher, ketiak, selangkangan, serta organ hati. Setelah dokter menemukan pembengkakan, kemudian serangkaian tes lanjutan dilakukan. Berikut ulasannya:
-
Tes darah, yaitu pemeriksaan yang berguna untuk mengetahui jumlah sel dalam tubuh melalui darah.
-
Tes pencitraan, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan melibatkan penggunaan alat, seperti X-ray, CT scan, serta MRI.
-
Biopsi kelenjar getah bening, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel dari kelenjar getah bening untuk diteliti di laboratorium
-
Pemeriksaan sumsum tulang, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel dari sumsum tulang belakang.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, limfoma dapat disembuhkan dengan deteksi dini yang dilakukan serta perawatan yang tepat. Jika terdeteksi dini, pengidap memiliki 90 persen harapan untuk tetap hidup selama lima tahun ke depan. Karena hal tersebut, segera periksakan diri di rumah sakit terdekat jika menemukan serangkaian gejalanya agar pemeriksaan dan perawatan dapat segera dilakukan.
Baca juga: Ketahui Gejala Awal dari Kanker Kelenjar Getah Bening
Ini yang Jadi Gejala dari Limfoma
Langkah deteksi dini penting dilakukan untuk meningkatkan harapan hidup pengidap limfoma. Jika sederet gejala berikut ditemukan, segera temui dokter untuk memastikan adanya limfoma dan untuk mendapatkan perawatan yang tepat:
-
Gatal pada kulit.
-
Pembengkakan kelenjar getah bening di area selangkangan, ketiak, dada atas, perut, serta leher.
-
Banyak berkeringat di malam hari.
-
Kelelahan yang terus-menerus.
-
Penurunan berat badan.
-
Sesak napas.
-
Sakit perut.
-
Ruam kulit.
-
Nyeri pada tulang.
-
Batuk-batuk.
Jika gejala-gejala tersebut semakin parah meski sudah mengonsumsi obat-obatan, segera periksakan diri ke dokter! Pengobatan limfoma sangat bergantung pada jenisnya. Terdapat dua jenis kanker limfoma, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Selain dari jenisnya, penanganan limfoma akan tergantung dari tingkat keparahan kanker.
Apa yang Menjadi Penyebab dan Faktor Risiko Limfoma?
Ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat seseorang berisiko mengidap limfoma. Berikut adalah beberapa faktor pemicu limfoma:
-
Seseorang yang berusia 20-40 tahun atau di atas 55 tahun.
-
Berjenis kelamin pria.
-
Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.
-
Mengidap infeksi virus Epstein-Barr (EBV).
-
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
-
Mengidap penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau penyakit celiac.
-
Sering terpapar bahan kimia beracun.
-
Obesitas.
Baca juga: Gejala Kanker Getah Bening Ini Sering Diabaikan
Limfoma muncul ketika jumlah sel-sel limfosit di kelenjar getah bening bertambah dengan cepat dan berubah menjadi ganas. Hal tersebut akan membuat jumlah sel getah bening menjadi terlalu banyak hingga menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening. Hingga kini, belum diketahui secara pasti mengapa limfosit dapat berkembang menjadi ganas. Waspadai faktor risikonya, ya!
Referensi:
CDC. Diakses pada 2020. Lymphoma.
Healthline. Diakses pada 2020. Everything You Need to Know about Lymphoma.