Cara Mendeteksi Gejala Trombositopenia pada Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta - Darah terdiri dari beberapa unsur, yang punya fungsi masing-masing. Salah satu unsur penting dalam darah adalah trombosit atau keping darah. Fungsi utamanya adalah membantu proses pembekuan darah. Inilah yang mencegah perdarahan berlebihan ketika terjadi luka.
Normalnya, jumlah trombosit dalam tubuh adalah sekitar 150.000-450.000 per mikroliter darah. Lantas, apa yang terjadi jika jumlah trombosit kurang? Di dunia medis, kondisi ini disebut trombositopenia. Pada ibu hamil, trombositopenia perlu sangat diwaspadai. Yuk simak pembahasannya lebih lanjut!
Baca juga: Mengidap Trombositopenia, Ini yang Terjadi pada Tubuh
Apa yang Terjadi Jika Ibu Hamil Kekurangan Trombosit?
Trombositopenia adalah kondisi ketika jumlah trombosit atau keping darah kurang dari yang seharusnya. Kondisi ini bisa terjadi akibat banyak faktor, mulai dari masalah kesehatan lain atau efek samping obat-obatan tertentu.
Rendahnya jumlah trombosit membuat pengidap trombositopenia bisa mengalami perdarahan internal yang membahayakan kesehatan. Bila kondisi ini terjadi pada ibu hamil, perawatan diperlukan untuk mengembalikan dan menjaga kadar trombosit dalam darah.
Lantas, bagaimana mengetahui gejala trombositopenia pada ibu hamil? Pada kasus yang ringan, gejala bisa saja tidak muncul secara signifikan. Secara umum, gejala yang dapat dialami ketika terkena trombositopenia adalah perdarahan yang sulit dihentikan. Misalnya, mimisan terus-menerus atau gusi berdarah.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Trombositopenia Diperiksakan ke Dokter?
Selain itu, beberapa gejala trombositopenia lainnya yang perlu diwaspadai adalah:
- Mudah lelah.
- Terdapat darah pada urine atau tinja.
- Menstruasi dengan volume darah yang berlebihan.
- Memar-memar pada tubuh.
- Bintik-bintik merah keunguan pada kulit, terutama bagian kaki.
- Pembengkakan pada limpa.
- Sakit kuning.
Penyebab Rendahnya Trombosit pada Trombositopenia
Perlu diketahui bahwa trombosit diproduksi dan dibentuk di sumsum tulang belakang. Bila kadarnya kurang, berarti proses hancurnya trombosit menjadi lebih cepat ketimbang proses produksinya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
- Kanker. Beberapa jenis kanker, seperti limfoma, dapat merusak sumsum tulang belakang dan menurunkan jumlah produksi trombosit.
- Kelainan darah, seperti anemia aplastik. Penyakit ini dapat membuat sumsum tulang berhenti menghasilkan sel-sel darah baru, termasuk trombosit.
- Konsumsi alkohol yang berlebihan. Kebiasaan ini dapat menurunkan produksi trombosit di sumsum tulang belakang.
- Proses kemoterapi atau radioterapi. Kedua prosedur tersebut dapat membuat sel punca yang menjadi trombosit bisa hancur sehingga jumlah trombosit terus berkurang.
- Kontak dengan bahan kimia. Misalnya pestisida dan arsenik, dapat memicu penurunan kecepatan produksi trombosit. Terutama jika kontak terjadi terus-menerus, dalam jangka panjang.
- Infeksi virus. Misalnya HIV, cacar air, dan hepatitis C, dapat menurunkan produksi trombosit.
- Infeksi bakteri dalam darah (bakteremia). Kondisi ini dapat meningkatkan proses penghancuran trombosit, sehingga jumlah trombosit sehat dalam darah menurun.
- Obat-obatan tertentu. Misalnya heparin, kina, atau obat antikejang. Beberapa jenis obat tersebut dapat mengecoh sistem kekebalan tubuh, dan menyerang trombosit yang masih sehat.
- Penyakit autoimun. Misalnya lupus, rheumatoid arthritis, dan idiopathic thrombocytopenia purpura (ITP). Berbagai kondisi tersebut dapat membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat, termasuk trombosit.
Baca juga: Apa Komplikasi yang Bisa Disebabkan Trombositopenia?
Pada ibu hamil, trombositopenia juga dapat terjadi ketika banyak trombosit yang terperangkap dalam limpa yang membengkak. Namun, kondisi ini biasanya akan membaik setelah melahirkan.
Saat hamil, penting untuk selalu memeriksa kondisi kesehatan. Terlebih jika terdapat kondisi atau gejala yang tidak biasa, segeralah tanyakan hal tersebut kepada dokter. Agar mudah, kamu bisa bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc dan beli obat yang diresepkan dengan mudah.
Referensi:
Baby Centre. Diakses pada 2021. Should I Worry If I Have Low Platelets (Gestational Thrombocytopenia)?
The American College of Obstetrician and Gynecologist. Diakses pada 2021. Thrombocytopenia in Pregnancy.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Thrombocytopenia (Low Platelet Count).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan