Cara Mencegah dan Mengobati Penyakit Pes
Halodoc, Jakarta – Penyakit pes adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Bakteri ini bisa menginfeksi pinjal (sejenis serangga) yang kemudian menularkannya pada manusia. Jika tidak segera diobati, pes bisa berkembang secara cepat dan menyebabkan kematian. Tahun 2007, data menyebutkan bahwa Indonesia pernah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit pes dengan tingkat kematian sekitar 80 persen dari 82 kasus yang ditemukan.
Gejala Penyakit Pes
Gejala awal penyakit pes hampir mirip dengan flu, yaitu demam yang berlangsung 2 - 6 hari setelah infeksi terjadi. Namun, gejala penyakit pes yang timbul bervariasi, tergantung pada organ yang terinfeksi bakteri Yersinia pestis. Berikut ini di antaranya:
1. Pes pada Sistem Limfatik
Gejalanya berupa pembesaran kelenjar getah bening pada lipatan paha, ketiak, atau leher yang berukuran sebesar telur ayam. Benjolan terasa lunak dan hangat saat disentuh. Gejala penyerta lainnya adalah demam, menggigil, pusing, lemas, nyeri otot, dan kejang.
2. Pes pada Aliran Darah
Gejala yang muncul adalah nyeri perut, diare, mual dan muntah, demam, lemas, perdarahan, syok dan gangrene.
3. Pes pada Paru-Paru
Infeksi ini terjadi saat bakteri Yersinia pestis menyebar ke area paru-paru. Meski jarang terjadi, pes jenis ini paling mematikan dibanding jenis lainnya. Gejalanya adalah batuk darah, sesak napas, mual, muntah, demam tinggi, pusing, dan tubuh terasa lemas.
Diagnosis dan Pengobatan Penyakit Pes
Diagnosis penyakit pes dilakukan dengan identifikasi gejala yang muncul dan pemeriksaan fisik untuk memeriksa adanya pembesaran kelenjar getah bening dan memeriksa kondisi paru-paru. Pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan adalah:
-
Tes darah juga perlu dilakukan untuk memastikan keberadaan bakteri penyebab pes di aliran darah.
-
Pengambilan sampel cairan dari kelenjar getah bening yang bengkak. Tujuannya untuk memastikan keberadaan penyakit pes pada sistem limfatik.
-
Pengambilan sampel cairan dari lendir saluran napas melalui tindakan bronkoskopi. Tindakan ini dilakukan jika penyakit pes dicurigai telah menyebar ke organ paru-paru.
Setelah diagnosis ditetapkan, penyakit pes harus segera diobati karena akan berkembang cepat. Pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian obat antibiotik (seperti gentamicin atau ciprofloxacin), pemberian cairan infus dan tambahan oksigen. Pengobatan terus dilakukan selama beberapa minggu hingga gejala yang muncul berkurang. Tanpa pengobatan yang tepat, risiko kematian tinggi pada pengidap penyakit pes, terutama pada 24 jam setelah gejala muncul.
Pencegahan Penyakit Pes
Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pes:
-
Menjaga kebersihan rumah, terutama di area yang berpotensi menjadi sarang.
-
Menggunakan sarung tangan saat berhadapan dengan hewan yang bertujuan agar kulit terhindar dari kotoran hewan yang banyak mengandung bakteri penyebab penyakit.
-
Menggunakan obat pembasmi serangga untuk membasmi pinjal.
Itulah cara mencegah dan mengobati penyakit pes yang perlu diketahui. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar penyakit pes, tanyakan saja pada dokter. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter. Kamu bisa bertanya pada dokter Halodoc kapan saja dan di mana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca Juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan