Cara Bedakan Kejang Demam dan Tersedak pada Bayi

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Februari 2020
Cara Bedakan Kejang Demam dan Tersedak pada BayiCara Bedakan Kejang Demam dan Tersedak pada Bayi

Halodoc, Jakarta – Si Kecil yang sedang berada dalam masa pertumbuhan biasanya memiliki rasa penasaran yang tinggi. Mereka senang melihat dan menyentuh benda-benda yang ada di sekitarnya. Bayi umumnya juga mengalami gusi gatal akibat gigi yang akan segera tumbuh. Oleh karena itu, ia rentan memasukkan benda ke dalam mulutnya. Ketika ibu tidak mengawasinya dengan baik, Si Kecil bisa tersedak saat menelan benda-benda tersebut. 

Seperti yang ibu ketahui, tersedak bisa menyumbat pernapasan yang berisiko fatal bila tidak ditangani. Namun, terkadang gejala tersedak juga mirip dengan kejang demam. Nah, agar ibu tidak keliru, begini cara membedakan kejang demam dan tersedak pada bayi. 

Baca Juga:  4 Cara Mengatasi Kebiasaan Bayi Memasukkan Benda Ke Mulut

Cara Membedakan Kejang Demam dan Tersedak pada Bayi

Sebenarnya tidak sulit untuk membedakan kejang demam dan tersedak pada bayi. Dikutip dari MedlinePlus, bayi yang tersedak ditandai dengan kesulitan bernapas. Ia juga tidak mampu menangis dan mengeluarkan suara dan kulitnya berubah menjadi kebiruan karena kekurangan oksigen. Tubuhnya akan mulai lemah, sulit batuk, suara melembut atau meninggi saat menghirup. Jika tidak kunjung menghilang, bayi bisa kehilangan kesadaran. 

Berbeda dengan kejang demam yang disebabkan aktivitas abnormal pada sel-sel saraf otak yang disebabkan oleh demam. Melansir dari Cleveland Clinic, kejang demam ditandai dengan demam yang tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang cepat. Bedanya dengan tersedak, kejang demam menimbulkan kesulitan bernapas yang berjeda selama lebih dari 15 sampai 20 detik. Ketika kesulitan bernapas, kulit bayi juga membiru. Kesulitan bernapas ini muncul setelah ia mengalami kejang.

Bayi bisa mengalami kejang lebih dari 3 menit. Si Kecil yang kejang demam juga bisa menggigit pipi atau lidahnya. Selain itu, ia dapat kehilangan kesadaran atau pingsan yang berlangsung 30 detik hingga 5 menit. Bayi yang mengalami kejang demam dapat kehilangan kendali untuk mengeluarkan air seni atau tinja.

Jadi, itulah perbedaan antara kejang demam dan tersedak. Ibu jangan sampai keliru dengan kedua kondisi di atas ya. Pasalnya, salah menangani juga bisa berakibat fatal. Lantas, mana kondisi yang lebih berbahaya? Tersedak atau kejang demam?

Manakah yang Lebih Berbahaya?

Baik kejang demam dan tersedak pada bayi sama-sama membahayakan kondisi Si Kecil. Namun, hal yang paling berbahaya ketika bayi tersedak. Ketika sumbatan ini tidak segera keluar, maka berisiko kekurangan oksigen dengan cepat.

Untuk itu, ibu wajib mengetahui penanganan pertama ketika bayi tersedak. Pertama, jangan goyang-goyangkan atau menekan Si Kecil ketika ia sedang berusaha batuk keras atau menangis keras. Sebab, batuk dan tangisan yang kuat dapat membantu mendorong benda keluar dari jalan napas.

Baca Juga: Orangtua Harus Tahu, Inilah Suhu Normal Tubuh Bayi

Kalau Si Kecil tidak batuk dengan kuat atau tidak memiliki tangisan yang kuat, maka ibu perlu membaringkannya dengan menghadap ke bawah, di sepanjang lengan. Gunakan paha atau pangkuan untuk menahan berat Si Kecil.

Kemudian, pegang dada bayi di tangan dan rahang dengan jari-jari. Arahkan kepala bayi ke bawah, lebih rendah dari tubuh. Berikan hingga 5 pukulan kuat dan cepat di antara tulang belikat bayi menggunakan telapak tangan ibu. Jika benda tetap tidak keluar setelah 5 pukulan, maka ibu perlu melakukan hal berikut:

  • Balikkan tubuh bayi. Gunakan paha atau pangkuan untuk menopang berat bayi dan kepala. 

  • Tempatkan 2 jari di tengah tulang dada tepat di bawah puting susu.

  • Berikan hingga 5 dorongan cepat ke bawah, tekan dada sepertiga hingga setengah kedalaman dada.

  • Lanjutkan 5 pukulan kembali diikuti oleh 5 dorongan dada sampai benda tersebut keluar.

Jika Si Kecil menjadi tidak responsif, berhenti bernapas, atau berubah menjadi biru, sebaiknya minta bantuan orang lain yang lebih profesional atau langsung berikan Si Kecil CPR. Kemudian langsung bawa ke rumah sakit terdekat. 

Kalau Si Kecil mengalami kejang demam, ibu sebaiknya tetap tenang dan jangan panik. Lindungi dia dari cedera dengan memindahkannya ke tempat yang lebih aman dari benda-benda sekitar yang bisa melukainya atau singkirkan benda-benda tersebut. Kemudian, longgarkan pakaiannya dan taruh bantal atau benda yang lembut untuk menopang kepalanya. 

Baca Juga: Jangan Abaikan Demam pada Anak Bila Diikuti 3 Gejala Ini

Coba perhatikan berapa lama kejang berlangsung, jenis gerakan yang terjadi, dan bagian tubuh mana yang dipengaruhi. Setelah kejang mereda, Si Kecil mengalami kebingungan selama beberapa menit akibat otak sedang beristirahat dan mengisi ulang. Ini merupakan hal yang normal.

Kalau ibu punya pertanyaan lain tentang perawatan kejang demam maupun tersedak, ibu bisa menanyakannya langsung pada dokter Halodoc. Lewat aplikasi, ibu dapat menghubungi dokter  kapan saja dan di mana saja.

Referensi:
Medline Plus. Diakses pada 2020. Choking - infant under 1 year.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Febrile Seizures.